Petisi Online “Mejuah-juah” untuk Sapaan Khas Medan

BRANDY KARO SEKALI. MEDAN. Sejumlah warga Karo Sedunia yang tergabung di berbagai situs jejaring sosial mendesak Pemerintah Kota Medan agar sapaan salam khas Suku Karo, yaitu Mejuah-Juah, dijadikan sebagai sapaan khas Kota Medan. Alasannya, Medan didirikan oleh putra Karo bernama Guru Patimpus Sembiring Pelawi.

Keluarga Sibayak Lau Cih (Sibayak Siput) yang sebagian wilayahnya menjadi bagian Kota Medan

Desakan ini disampaikan melalui Petisi Online yang telah ditandatangani oleh puluhan warga Karo. Adapun tujuan dari petisi adalah agar ciri khas suku Karo dapat kembali mengemuka di Kota Medan. Selama ini, ikon Kota Medan yang didirikan oleh seorang putra Karo sudah jauh dari simbol-simbol Kekaroan.

“Menelisik bahwa Suku Karo adalah pendiri Kota Medan, seharusnya suku ini mendapatkan prioritas utama sebagai putra daerah di Kota Medan, khususnya dari segi seni budaya. Namun, pada kenyataanya, ikon Kota Medan yang didirikan oleh seorang putra Karo, yaitu Guru Patimpus Sembiring Pelawi jauh dari harapan. Simbol-simbol suku Karo sudah tidak terlihat lagi di daerah ini,” demikian petikan tulisan dalam petisi tersebut.

Lebih lanjut, agar sapaan salam khas Mejuah-juah dapat diketahui masyarakat luas, melalui Petisi Online itu warga Karo mendesak Pemerintah Kota Medan agar menuliskan kata Mejuah-juah di berbagai tempat strategis di Kota Medan.

“Agar ciri khas suku Karo kembali mengemuka di Kota Medan, dengan ini kami masyarakat Karo Sedunia mendesak Pemerintah Kota Medan agar menulis sapaan salam khas Suku Karo, yaitu Mejuah-Juah di berbagai tempat strategis, sekaligus menjadikan kata Mejuah-juah menjadi sapaan khas Kota Medan,” demikian tulisan di petisi itu.

Terkait keberadaan Petisi Online yang telah dibuat hari ini [Selasa 29/4], berbagai dukungan positif telah mengemuka di situs jejaring sosial Facebook. Salah satunya datang dari Supriadi Purba, seorang warga Karo yang juga berprofesi sebagai penulis ini menggap usulan tersebut memang patut dan layak diusulkan sebagai bagian dari ajakan mengingatkan sejarah kepada masyarakat luas.

“Medan memang benar didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi. Bahkan dalam sejarah kota Medan juga dituliskan hal itu. Namun, Medan dalam prakteknya tidaklah identik dengan nuansa Karo, hanya tertera sebagai pendiri nama Khas Melayu. Hal ini terlihat di mana-mana, bahkan USU yang notabene banyak peran Karo juga tidak hilang dari itu. Saya lihat usul di atas memang patut dan layak diusulkan sebagai bagian dari ajakan mengingat sejarah, apalagi masyarakat Karo di Medan hari ini sepertinya sudah sedikit lupa soal sejarah kota medan,” tulisnya.

Bagi kam yang belum mengikuti Petisi Online dalam rangka mengusulkan kata “Mejuah-Juah” sebagai sapaan khas Kota Medan, maka petisi tersebut dapat diikuti dengan cara mengunjungi tautan berikut ini http://chn.ge/1k89xvM

CATATAN DARI REDAKSI:

Sibajak Sipoet adalah Sibayak Lau Cih (Sungai Siput) yang berkedudukan di Lau Cih (Kecamatan Medan Tuntungan). Lau Cih berada sekitar 12 Km dari pusat Kota Medan (Kantor Pos) ke arah Berastagi. Belum sampai Pancurbatu. Di masa kolonial, banyak rumah adat Karo di Lau Cih yang dibakar oleh laskar pada masa Agresi Militer Belanda II (1949). Kampung tradisional Karo ini sudah ada sejak Pre Kolonial.

Lihat juga “Kampung Tradisional Karo di Ketiak Kota Medan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.