Puisi: AKHIRNYA

Mustahari SembiringOleh: Mustahari Sembiring sang muham –

 

 

Bagaimana aku bisa
mencatatkan suara hatiku di lembaran malam gulita

Aku gagal membujuk waktu agar henti
atau setidaknya mampir di beranda tanpa waktu
mengurai kelaziman terbelenggu

Terus membuntutimu aku tak mampu,
mengais harapan di antara sampah kekecewaan,
serupa pemulung mengoleksi surat suara
jauh sebelum pencoblosan dilakukan

Katakan padaku dengan bahasa langit
mengapa dedaunan jatuh ke bumi
memeluk tanah lalu dilupakan
seperti kita akhirnya memeluk tanah dan dilupakan

(J) Pondok bambu istanaku, Kamis 16 Mei 2013 . 20:42 wib.-

Foto: Yanta Surbakti
Foto: Yanta Surbakti

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.