Idih, Kopi Pangku di Tanjungpriok

Pedagang asongan di malam hari di sekitar Pelabuhan Tanjungpriok (Foto: Mulia Sembiring/ Sora Sirulo)
Pedagang Kopi Pangku di Tanjungpriok (Foto: Mulia Sembiring/ Sora Sirulo)

mulia sembiring 2MULIA SEMBIRING. TANJUNGPRIOK. Pedagang asongan di Tanjungpriok terkadang mendapat fasilitas dari pengurus Gudang/Depo dengan mengijinkan dan memberikan tempat berdagang kepada mereka. Biasanya, di sela-sela container atau di dalam container yang tak bergerak. Posisinya di tempat paling pojok dan tersembunyi.

Mereka dapat fasilitas listrik, lapak, bahkan sampai perlindungan dari petugas. Mungkin mereka bayar fee atau bayaran “khusus” kepada pengurus gudang. Atau karena mereka adalah saudara atau teman. Ada sedikit KKNnya lah.

Di seluruh pelabuhan atau terminal, stasiun atau bandara di seluruh Indonesia pasti ada pedagang asongan wanita seperti foto di atas. Bahkan, permasalahan yang mereka hadapi, demikian juga pengelollanya, adalah sama.

Stigma negatif akan selalu mereka dapatkan. Ada yang dijuluki Kopi Pangku, Uduk Indramayu, Jablay, dll. Tentu saja kita menghindari yang mengarah ke SARA. Di sisi lain, bagi supir/kernet truck, pengurus barang lapangan, dan penggiat pelabuhan non pemerintah/pengelola sangatlah banyak manfaatnya. Di saat mereka di posisi kedinginan, kecapaian, lapar dan haus diterpa dinginnya angin laut malam, mereka akan membutuhkan asupan energi dari makanan dan minuman. Sementara pihak Pelabuhan tidak menyediakan kios atau mini market utk kebutuhan para penggiat pelabuhan.

Alternatif satu-satunya adalah pedagang asongan ini. Para penggiat dapat mendapatkan pelepas dahaga, kehangatan segelas teh manis. Bahkan di sisi genitnya mereka dapat “kehangatan” lain. Mulai dari sekedar ngobrol, rayuan, gombal, dan bahkan yang “beruntung” bisa melakukan yang lebih dari itu. Menurut beberapa info yang saya dapatkan, kehidupan RT mereka banyak yang broken home, status istri simpanan, janda, dsb. Khususnya di sekitar Tanjungpriok, mulai dari Pelabuhan Tanjungpriok, Kalibaru, Sunda Kelapa, Marunda, dan Stasiun Kereta Api Tanjungpriok, kehidupan sosial seperti ini sudah berlangsung sejak dulu sampai sekarang.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.