18.000 Unit Trailer Mogok di Tanjungpriok, Ekonomi Nasional Terancam Kacau

Keadaan lengang di Pelabuhan Tanjungpriok saat berlangsungnya mogok hari ini (Foto: Mulia Sembiring)
Keadaan lengang di Pelabuhan Tanjungpriok saat berlangsungnya mogok hari ini (Foto: Mulia Sembiring)

mulia sembiring 2MULIA SEMBIRING. TANJUNGPRIOK. Sejak hari ini [Senin 3/6: 00.00 wib], kendaraan truk trailler yang dinaungi Organda DKI Jakarta melakukan aksi mogok operasional masuk dan keluar Pelabuhan Tanjung Priok. Aksi mogok ini adalah sebagai protes atas kebijakan PT. Pelindo atau Indonesia Port Coorporation (IPC) terkait rencana IPC menurunkan sekitar 2.000 unit trailler untuk melayani operasional di dalam Pelabuhan Tanjungpriok. Diperkirakan 18.000 trailer mogok hari ini.

Selama ini, Organda diperbolehkan keluar masuk Pelabuhan Tanjungpriok untuk proses bongkar muat, baik untuk ekspor/impor maupun domestik. Armada penunjang operasional IPC adalah trailler yang disiapkan oleh Perusahaan Bongkar Muat (PBM) sebagai operator bongkar muat dari dan ke kapal. Trailler-tailler ini melayani khusus dari Depo penumpukan container ke Kapal Pengangkut atau sebaliknya. Dari Depo inilah trailler luar mengangkut muatan container dan cargo ke luar Pelabuhan Tanjungpriok menuju tujuan masing-masing,. Begitu juga sebaliknya dari luar pelabuhan diantar ke Depo-depo tersebut.

IPC rencananya akan memonopoli bidang transportasi dan lain-lainnya di Pelabuhan Tanjungpriok. Selain armada trailler IPC tidak ada yang diperbolehkan beroperasi di dalam pelabuhan. Aksi mogok yang dilakukan hari ini adalah untuk memperotes IPC agar tidak meneruskan rencananya. Jika diteruskan, perusahaan-perusahaan angkutan trailler ini akan bangkrut. Mereka tidak akan menerima pesanan pengangkutan barang lagi bila monopoli dari IPC berlangsung.

Riibuan karyawan menggunakan sepeda motor melintasi Jl.Tole Iskandar. Macet total, sweeping masuk kawasan pabrik.
Riibuan karyawan menggunakan sepeda motor melintasi Jl.Tole Iskandar. Macet total, sweeping masuk kawasan pabrik (Foto: Mulia Sembiring)

Mogok dimulai sejak pagi tadi diawali dengan sweepping oleh pengurus Organda dan Serikat Transportasi ke dalam garasi trailler di sekitar Jl.Cacing, Cilincing dan seputar jalan raya menuju Pelabuhan Tanjungpriok. Finishnya di Pos 09 Pelabuhan Tanjungpriok sebagai pintu utama masuk Pelabuhan Tanjungpriok. Sudah ada Organda berjaga-jaga agar tidak ada angkutan yang bisa masuk ke dalam Pelabuhan Tanjungpriok.

Akibat aksi mogok, IPC, pengusaha angkutan, konsumen pemakai jasa pelabuhan, pemilik barang dan lain-lainnya dipastikan rugi besar. Apalagi pergerakan uang dengan nilai Triliunan rupiah per hari sebagai neraca perdagangan terbesar di Indonesia ini berhenti total.

Pihak Organda mengharapkan pemerintah mengambil keputusan yang bijaksana dalam hal ini. Apalagi jelas-jelas saham IPC ini sudah sebagian besar dikuasai oleh pihak asing. Rencana aksi mogok ini direncanakan selama 6 hari ke depan atau sampai hari Sabtu [8/6] nanti.

Amatan Sora Sirulo di lapangan, Pelabuhan Tanjungpriok saat ini sedang sepi dan senyap. Hanya armada milik PBM yang beroperasi di dalam pelabuhan untuk melayani bongkar muat kapal barang. Jika aksi ini berlanjut, dipastikan operasional di Pelabuhan Tanjungpriok akan lumpuh. Bila barang yang dibongkar datangnya dari kapal, maka Depo di pelabuhan akan penuh dengan barang karena tidak ada pergerakan pemuatan. Proses muat barang ke kapal juga akan tertunda karena tidak ada yang mendrop barang ke dalam pelabuhan.

Jumlah armada PBM saat ini tidak akan mampu melayani sendiri operasional di Pelabuhan Tanjungpriok. Diramalkan, keadaan akan menjadi kacau balau bila mogok berjalan terus.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.