IMANUEL SITEPU. NAMORAMBE. Tidak adanya tindakan Muspika Namorambe untuk menertibkan café mesum di lokasi jembatan Desa Tebing Ganjang (Kecamatan Namorambe) membuat pernandén (ibu-ibu dalam bahasa Karo, Red.) Desa Batu Penjemuren mengamuk dan memaksa tutup café ini [Selasa 4/6: sekira 15.30 wib]. Dalam orasinya, pernandén memaparkan café ini dibuat seperti warung biasa, tapi di dalamnya, remang-remang dan beroperasi hingga 24 jam.
“Di sini ada live music bersama sound system lengkap dengan perempuan pelayan sex. Cafe ini juga menyediakan minuman keras. Kami terpaksa menutup karena keberadaannya sangat meresahkan. Banyak warga sudah lama mengeluh. Tapi Muspika terkesan cuek saja,” kata seorang ibu.
Pantauan Sora Sirulo di lokasi, saat aksi pernandén berlangsung, beberapa pasangan mesum terlihat terpontang panting melarikan diri ke semak-semak. Aksi ini juga sempat mengundang perhatian orang-orang yang melintas.
Sementara, salah satu perwakilan warga setempat membuat opsi kepada pengusaha, jika dalam waktu seminggu cafe ini tidak juga ditutup, maka mereka akan menurunkan warga lebih banyak lagi.