IWAN TARIGAN. BERASTAGI. Berastagi sebagai salah satu daerah tujuan wisata andalan Kabupaten Karo yang selama ini dikenal dengan hasil produk segar hortikulturnya, kini punya oleh-oleh baru untuk buah tangan wisatawan. Kota kecil yang diapit dua gunung berapi aktif ini mulai memproduksi Jamur Tiram Putih.
Tumbuhan yang dalam istilah latin disebut Pleorutus Ostreatus ini dikembangbiakan oleh 4 gadis dari 3 latar belakang pendidikan berbeda. Berkat kerjasama dan kegigihan yang ulet. produksi tumbuhan yang identik dengan warna putih ini berhasil dilakukan di dalam rumah- rumah pemeliharaan atau dalam istilah pertaniannya lajim dinamakan Kumbung, di atas tanah berukuran 13X 8 meter.
Usaha budi daya Jamur Tiram Putih yang baru berlangsung selama sebulan ini (sejak Juni 2013). Sesuai keterangan Kristiani, ditemani 3 temannya Destina, Arnita dan Rahayu, mereka sudah mampu memproduksi 50 kg jamur per hari. Meskipun dominan masih dalam tahap penjualan lokal, mereka bertekad menembus pasaran luar daerah.
Kepada Sora Sirulo, di kawasan perladangan Gg. Becek Jl. Udara Ujung (Berastagi), keempatnya mengaku mengawali kegiatan ini berdasarakan persahabatan, ditopang modal usaha dari orangtua. Beberapa diantaranya baru selesai kuliah.
“Dengan teman-teman, kami mencoba merealisasikan ilmu yang diperoleh selama ini,” ujar Kristiani
Diuraikannya lebih lanjut, pemasaran yang terbatas dikarenakan produksi yang masih baru (belum dikenal) membuat mereka belum berani membuat pembiakan dalam skala besar. Saat ini, keempatnya hanya mengembangkan Jamur Tiram Putih di dalam 3.000an Bag Log (media tanam/pot) dengan harga Rp 25 ribu per kemasan 2 ons bungkusan plastik jamur siap dimasak.
Hasil budidaya tanaman organik ini sesuai penuturan Kristiani, tidak perlu diragukan. Jamur Tiram Putih yang diproduksi merupakan hasil pembiakan bibit yang didatangkan dari Kota Medan. Oleh karenannya, tidak ada kemungkinan peluang adanya percampuran tumbuh dengan jamur lainnya yang di kalangan umum sehingga bisa menyebabkan indikasi keracunan makanan.
“Dari bentuknya, juga kami sudah paham mana jamur yang beracun dan mana yang tidak. Ini produksi untuk konsumsi masyarakat luas. Harus selektif dan higienis. Ini murni seluruhnya Jamur Tiram Putih. Jangan sangsi untuk memakannya. Untuk pesanan silahkan hubungi 0858-3381-9985,” ujar Rahayu menambahkan sambil tersenyum manis.
Kristiani Natassa Br Ginting dan Sri Rahayu Br Sebayang (alumni Pertanian USU), Destina Br Sinukaban (alumni UPI Bandung), serta Arnita Milka Gloria STh menyatakan siap bekerjasama dengan segenap pihak dalam kerangka memajukan pembiakan serta pemasaran Jamur Tiram Putih. Keoptimisan ini dilontarkan karena hasil produksi yang dihasilkan sesuai standard, yakni jamur berdiameter 7- 10 cm..
Benar-benar keren, sarjana yang berani berwirausaha. Apalagi ada yg sarjana pertanian memang “benar-benar bertani”, orang tuanya jg mendukung. Pola pikirnya udah beda (maju), tidak lagi menganggap orang kantoran aja yang keren.
Keren sekali…