Penegasan Sikap Karo Bukan Batak

edi embiringOleh: Edi Sembiring (Jakarta)

Penegasan Karo Bukan Batak bukan untuk kepentingan saat ini. Untuk nanti 10-15 tahun lagi, saat anak-anak kita sudah dewasa. Semoga segala diskusi dan tulisan di blog-blog di media internet menjadi refrensi mereka untuk menemukan identitas diri sebenarnya. Stereotiping Batak dikenal selama ini menuju ke sebuah suku Toba, tapi ketika disejajarkan dengan Karo jauh berbeda. Bahkan Mandailing pun menolak disebut Batak jauh-jauh hari sebelum ada KBB. Karena stereotip tersebut.

Dalam diskusi, selalu saja hadir pertanyaan, apa untung dan ruginya menolak Batak? Akhirnya aku harus menjawab, untuk anak-anak kita nanti, agar mereka tak begitu saja menerima labelisasi Batak. Dan, pastinya bagi yang berada di Sumatera Timur mempunyai kepercayaan diri dengan memandang luasnya kekerabatan Karo lintas kabupaten. Ini kekuatan geopolitik.

Penampilan TARTAR BINTANG di Tongtong Fair, Den Haag (Nederland)
Penampilan TARTAR BINTANG di Tongtong Fair, Den Haag (Nederland)

Bagi ‘imigran’ Karo, akan tampil sebagai masyarakat komunal perantauan yang mandiri yang dikenal sebagai orang Karo bukan sebagai orang Batak. Kalau kita berbeda, mengapa harus ditarik untuk sama dengan mereka. Berbeda bukan berarti meruntuhkan nasionalisme. Seperti kata Bung Karno, “alangkah indahnya Taman Sari Indonesia.” Perbedaan itu justru kita lihat sebagai keindahan persatuan yang mengisi nusantara. Di sana ada Sunda, Cirebon, Jawa, Madura, Mandailing, (Batak) Toba, Karo, Papua, Bali, Dayak, Mantawai, Padang, dll.

Ayoo…..maju laskar Haru! Pa Garamata, Datuk Surbakti Sunggal pun tahu kapan saatnya dan waktunya angkat suara atas nama kaumnya. Tak pernah merasa takut berjuang sendiri, karena justru pada akhirnya dukungan hadir dari suku-suku berbeda.

Semua tersebab karena keberanian menyatakan sikap!



20 thoughts on “Penegasan Sikap Karo Bukan Batak

  1. suku karo hanya memakai system Sangkep Nggeluh sejak dulu kala,
    sementara rakut sitelu ialah hal yg dibuat buat agar semua mirip dengan suku batak {dalihan na tolu}.
    jika nama gereja GBKP menjadi sandungan dalam diri kita mengenai kbb, baiknya kita tanyakan dulu diri sendiri,
    pembahasan dan gempita KBB ini untuk jati diri kesukuan karo atau nama gereja,, ?
    disinilah letak salah kaprah nya jika gereja kita anggap bisa mewakili kesukuan .

  2. Diskusi ini semakin meluas dan mendalam. Ini tanda perubahan dan ada kemajuan. Orang Karo sudah pandai berdiskusi dan berdebat dengan hati panas kepala dingin hehehe . . .
    MUG

    1. Kalau begitu GBKP harus kita ganti jadi GKP (Gereja Karo Protestan) karena akibat dari kepanjangan GBKP (Gereja Batak Karo Protestan) maka kita tidak bisa menghilangkan bahwa Karo itu bukan Batak.

  3. aku FK Br Tarigan,
    umur 19 Thn,
    aku mau jati diri kita sebagai orang KARO terkenal tanpa sebutan BATAK KARO,karNa setelah aku membaca SEJARAH untuk tentang kalak KARO,
    kita gak ada sangkud paud’y dengan orang Batak,
    aku berharap kita lebih dikenal,dari PAKAIAN ADAT KITA,RUMAH ADAT KITA,NYANYIAN KHAS KARO,TARI-TARIAN KITA,& ADAT ISTIADAT KITA
    bukan hanya untuk orang BATAK TOBA saja yang terkenal,
    tapi kita juga harus menjukkan kalo BATAK KARO tidak ada,

    salam MEJUAH_JUAH

  4. karo itu berasal dari india dan melayu deli.. itulah karo yg sekarang.. dan tolonglah kita perjuangkan menghilangkan kata batak dalam GBKP.. karena ini adalah salah satu penghambat utama untuk keberhasilan perjuangan kita KBB.. selama GBKP tidak berubah menjadi GKP.. jangan harap KBB bisa sukses seperti yg kita harapkan.. kedua hal ini(KBB dan GBKP) ada benang merahnya.. jadi benang merahnya harus kita putus.. barulah KBB berhasil 100 %.. bujur.. mejuah juah banta krina kalak karo..

  5. Jemaat GBKP kurang dari 300.000 jiwa atau sekitar 30% dari total kalak Karo siiperkiraken buena 1 juta jiwa. Tidak tertutup kemungkinan pula bahwa ada sebagian jemaat GBKP yg setuju atau sepaham dengan gerakan KBB. Tapi soal GBKP biarlah diurus orang GBKP. Kadang2 GBKP disangkutpautkan bukan oleh orang KBB, tapi oleh orang luar Karo yang mengklaim GBKP adalah bukti orang Karo termasuk Batak. Jadi kita hrs waspada agar orang luar jangan masuk utk bikin kita lanai siangkan.

    1. Saudara Robin G Munthe, janganlah karena kekecewaan lalu hal yang sudah baik selama ini dilupakan, memang banyak hal yang perlu di sinkronkan, tspi tidsk harus mengingkari, horas, manju_jua

  6. Aku pe setuju kbb.alasanya selamat datang di tanah karo simalem bukan batak karo simalem,sifat karo sensitif ,ideal(terlalu ideal maka gampang di pecah belah ),berani individual dan pendendam.dan yg paling kuat dengan adanya legenda putrii hijau dan meriam di tanah karo yang ada idesa saya yaitu sukanalu dan seberaya.bisa d buktikan!!sibarem lebe lit sikurang kam nambahisa adina mbuesa kam ngurangisa mejuah2 man banta kalak karo kerina

  7. soal KBB dan soal Dalihan Natolu

    Dua soal ini sangat menarik memang sekarang ini. Menarik karena juga semua persoalan yang menyangkut Karo dan Batak terpaksa muncul ke permukaan karena sebab utamanya ialah KBB. Tanpa KBB ungkin tak begitu banyak persoalan baru dalam evolusi dua suku ini (Karo dan Batak). Saya bilang dua suku Karo dan Batak, karena yang satu mengaku Karo dan yang lain mengaku Batak, terlihat jelas dalam pengertian Taneh Karo Simalem dan Tano Batak, gendang Karo dan gondang Batak dst dst. banyak contoh lain bisa disebut. Ada juga nyanyian Karo dan ada nyanyian Batak. Sebutsn Nyanyian Batak Karo tentu bikin kacau terutama bagi orang diluar Karo dan diluar Batak. Begitu kacaunya sehingga di Jawa tak ada yang mengerti apa itu Karo, kecuali ‘batak halus’. Belakangan sudah ada yang mengenal Karo, berkat gerakan gigih pencerahan KBB, sama sekali bukan karena penjelasan dari ‘kaum Batak Karo’. KBB juga sangat mengharapkan agar umat GBKP yang juga adalah orang Karo untuk bersama-sama menggerakkan pencerahan tentang Karo dalam jiwa KBB, artinya dalam rangka persahabatan dengan semua etnis,bukan hanya dengan etnis Batak. Prinsip KBB pada dasarnya ialah persahabatan berdasarkan IDENTITAS tiap etnis yang diakui dah dihormati oleh tiap etnis. Pengakuan dan penghormatan atas existensi masing-masing etnis dan identitasnya adalah dasar paling kuat untuk kedamaian bersama, artinya persahabatan sejati. Kalau etnis yang satu harus pakai ‘pelengkap’ B atau embel-embel B didepan sukunya supaya diakui sebagai sahabat, ini bukan peresahabatan yang sejati, tapi terlalu dipaksakan mengikuti kehendak sepihak. Karo tak perlu bikin begitu dan siapapun tak perlu bikin begitu. Inilah pikiran persahabatan dalam jiwa KBB. Dan ini tentu sesuai pula dengan perkembangan pemikiran manusia dalam tingkat sekarang, yaitu saling mengakui, saling menhormati dan saling menhargai IDENTITAS masing-masing dan juga DAERAHNYA. Persoalan ini belum muncul di era kolonial, maupun di era kemerdekaan, tapi mucul dalam era terakhir, era cultural revival dunia setelah jatuhnya blok Soviet. Semua perubahan ini tak tergantung dari kesadaran manusia, artinya terjadi diluar kehendak manusia. Terjadi Kontradiksi antara yang baru dan yang lama, begitu dalam pikiran dan begitu dalam tiap organisasi apapun, termasuk GBKP tak terkecuali. Begitu juga dalam partai-partai politik. Penyesuaian mungkin satu-satunya PENYELEMAT.

    Rakut Sitelu, sangkep nggeluh Karo atau mulanya Daliken Sitelu pastilah sudah ada sebagai adanya daliken (3 buah tungku) untuk masak bagi orang Karo. Begitu orang Karo bisa masak dan memakai 3 tungku, ada ungkapan Daliken Sitelu, dan pastilah sudah ada begitu ada kehidupan manusia Karo. Berangsur-angsur begitu tumbuh sivilisasi (sivilisasi Karo dan Glayo sudah ada sejak 7500 th lalu), tumbuhlah pemikiran yang menggambarkan kebutuhan kehidupan sosial, antara pemberi dara dan penerima dara. Dan bahwa ini ada dalam kehidupan tak perlu dibuktikan. Daliken sitelu muncul setelah bisa masak, dan sangkep nggeluh mucul begitu dirasakan kepentingan saling menghargai dalam hubungan sosial. Muncullah filsafat hidup Daliken Sitelu atau Sangkep nggeluh atau kemudian Rakut Sitelu.

    Salah satu unsur penting dalam Rakut Sitelu filsafat hidup Karo ialah KALIMBUBU sebagai dibata nidah. Begitu pentingnya sejak muculnya filsafat sangkep nggeluh, dan masih begitu dalam pandangan tradisional Karo sekarang juga, dimana masih terlihat dan dipakai dalam tiap upacara adat Karo.

    Dialektika Karo adalah cara pikir Karo dalam memandang proses dan pertentangan dalam alam maupun dalam pikiran, sudah ada begitu muncul kehidupan masyarakat Karo. Karo dan way of thinkingnya sangat dialektis, artinya semua lewat proses pertentangan dalam satu kesatuan, begitu dalam alam dan begitu dalam pikiran manusia.Soal ini tergambar dari pepatah kuno Karo, dalam pikiran seperti ‘seh sura-sura tangkel sinanggel’, dan dalam alam ialah ‘namo jadi aras, aras jadi namo’. Keduanya menggambarkan kesatuan dari segi-segi bertentangan dan proses yang satu menjadi yang lain berlainan kutub. Karena sivilisasi Karo adalah yang tertua didunia maka DIALEKTIKA KARO juga adalah yang tertua dinunia 7500 th, dibandingkan dengan dialektika Tao dan Heraklitos, 500 BC.

    Pepatah dialektis Karo lainnya seperti ‘sikunginen radu megersing, siagengen radu mbiring’ sangat sesuai dengan filsafat hidup dunia modern ‘win win solution’. Dan ini sangat sesuai dengan filsafat Dalikan Sitelu, terutama dalam menhadapi KALIMBUBU sebagai dibata nidah. Kalimbubu keudukannya tetap yang dihormati dalam tradisi Karo biarpaun dia dalam perkembangan ketinggalan, artinya tidak menjadi orang kaya atau orang berkuasa atau orang penting lainnya dalam masyarakat. Berlainan halnya dengan filsafat hidup yang menganggap kehidupan sebagai perlombaan, seperti yang ditulis oleh DR RE Nainggolan melukiskan orang Batak sebagai ‘manusia yang dibawah sadarnya menghayati kehidupan sebagai perlombaan’ dan dia ingin menang. Dengan sendirinya orang Batak sangat melihat keatas orang yang bisa menang dari segi perlombaan tadi, sangat menghormati yang menang. Dengan sendirinya kalau KALIMBUBU yang tak menang dalam perlombaan ini, bagaimana menghormatinya apa lagi sebagai dibata nidah? Karena itu Dalihan Natolu Batak tak ada kesamaannya dengan Rakut Sitelu Karo, dan tak mungkin ada persamaannya karena dasar filsafatnya berbeda atau berkebalikan.

    MUG

  8. KAro itu dari mana?Tamil India? Kerajaan Haru?
    Nenek moyang karo sendiri yang mengadopsi adat batak Dalihan Natolu(raket sitelu), ulos dan sistem marga. Di tamil tidak ada marga dan tidak ada uis apalagi raket sitelu. Di suku manapun itu tidak ada. Kembalikan adat itu, buat adat anda sendiri seperti orang tamil atau kerajaan Sriwijaya kami tidak sudi punya saudara seperti kalian.Dulu sebelum Indonesia merdeka yang ada itu Bangsa Batak bukan suku Batak

    1. Lebih baik sdra Supri belajar dulu yang benar ttg asal usul suku anda sendiri, sy tidak melihat kedalaman pikiran dlm komentar anda.

    1. Ulos, orang Karo pada dasarnya tidak kenal apa itu ulos saudara Andy!
      Dalihan Natolu yang di Karo Daliken Si Telu(Rakut SI Telu), siapa yang meniru dan yang ditiru apakan anda bisa buktikan! Jangan-jangan aslinya di Karo.! hehehee….. Atau, jangan-jangan produk asing yang diterapkan untuk menyamakan, ataupun jangan-jangan kita yang sama-sama berlomba meniru. Jadi jangan asal fonis sajalah kalau belum jelas. 😀

  9. Setuju!
    Adi bage pe lalap lit denga sini menuduh buruk KBB, berarti ada dua kesimpulannya:
    1. Yang menuduh itu tidak mengerti, dan
    2. Yang menuduh itu-lah yang tidak benar.

    Mejuah-juah Karo bukan Batak, bukan ditentukan orang Toba, Simalungun, Mandailing, Jawa, Jerman, dll. Tetapi ditentutan oleh sikap orang Karo itu sendiri.

  10. “Suku Karo jadi pemersatu seluruh bangsa”

    Inilah tujuan mulia KBB (Karo Bukan Batak). KBB dalam gerakan PENCERAHANnya semakin banyak yang memahami. Dalam mempersatukan harus jelas apa atau siapa yang dipersatukan, artinya IDENTITASNYA. Kalau ‘Batak Karo’ mau dipersatukan dengan Batak, ini namanya aneh, mengaburkan atau MENIPU. Kan ‘sesama’ Batak, katanya. Tapi kalau KARO mau dipersatukan dengan BATAK (masing-masing identitasnya jelas), semua orang mengerti, bahkan juga orang asing bukan Indonesia. KBB mencerahkan tendensi penipuan atau kekaburan ini. Penjelasan dan Pencerahan adalah jalan terbaik menghindari kekaburan dan kesalah pahaman, dan ini dengan sendirinya KEDAMAIAN.

    “Dalam diskusi, selalu saja hadir pertanyaan, apa untung dan ruginya menolak Batak? Akhirnya aku harus menjawab, untuk anak-anak kita nanti, agar mereka tak begitu saja menerima labelisasi Batak.” Jawaban yang sangat praktis dan mantap!

    Bujur Edi Sembiring

    MUG

  11. Harus dengan sabar, sosialisasi tiada henti, mulai dari dasarnya, pelan2 dan dengan bahasa yang gampang dimengerti. Seterusnya jangan sampai ada perpecahan antar suku, bahkan antar sesama suku karo, hanya karena perbedaan pendapat. Karena sangat rugi jika ada perpecahan, karena kita sudah banyak berhubungan dengan suku lain, berfamily karena akibat kawin campur dan atau keturunan sudah berdarah campuran. Sekali lagi, wujudkan Suku Karo jadi pemersatu seluruh bangsa….Bujur ras mejuah-juah

    1. Yang paling utama menurut saya yang pertama mesti kita perjuangkan adalah merubah GBKP menjadi GKP,dan setelah itu kelihantanya lebih mudah menjelaskan ke anak cucu kita nanti tentang KBB ini, tapi caranya bagaimana????

      1. @Lau Primbon nari: Pertanyaannya:
        1. Kewenangan Siapa?
        2. Siapa yang mau/berani memotorinya?
        3. Dimulai dari mana?
        4. Siapa-siapa yang keberatan(mendukung perubahan dan menolak)?

        Ola kari ngeranai saja kita, seh paksana menyangkal diri kita kerina. Soalna enggo melala korban wacana enda, mulai era-70an lit piga-piga, misal: Roberto Bangun dkk, Pdt. B.A. Peranginangin, dll sini harus keluar arah GBKP erkiteken lanai akapna nyaman i GBKP. Kai dage datna. Kudarat arah GBKP, terkucil, terisolasi erkiteken komunitas GBKP salah sada komunitas besar Karo. Jadi, ija nai teman-temanna si mendukungsa ndai? Ola kari ngumpanken jelma saja ngenca kena kerina.

        Adi KBB, murnilah kita KBB. Adi soal GBKP ena urusen kalak GBKP. Me bage?

        Salam Karo bukan Batak!

        1. Aku setuju ras bg Bastanta. Adi KBB, KBBlah siperjuangken. Adi enggo berhasil kin pepagi gerakennta ena (kerina Kalak Karo mengaku Karo ras suku sideban pe enggo mengerti bahwa Karo ras Batak adalah dua suku siberbeda) pasti nge GBKP pe nggit ngerubah identitasna secara pribadi.

          Lang pe labo kuakap lit 50% pe Kalak Karo si jadi anggota GBKP…

Leave a Reply to makaro23 Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.