Tidak Dapat BLSM, 2 Penyandang Cacat Datangi Kantor Camat

Imanuel SitepuIMANUEL SITEPU. KUTALIMBARU. Pemberian bantuan kepada orang miskin sebenarnya sangat mulia. Namun, terkadang, akibat tidak tepat sasaran bantuan yang diberikan, sempat menimbulkan bumerang bagi pemerintah alias senjata makan tuan. Seperti halnya penyaluran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang baru saja disalurkan melalui kantor pos, telah menimbulkan kecemburuan sosial di tengah-tengah masyarakat. Tidak sedikit warga yang benar-benar miskin tapi tidak mendapat BLSM. Sedangkan warga yang kehidupannya memadai malah kebagian dana BLSM tersebut.

Jangan heran bila 2 penyandang cacat warga Desa Sukarende (Kecamatan Kutalimbaru) komplain atas penyaluran dana tersebut. Menurut mereka, pemerintah dalam memberikan bantuan terkesan pilih kasih. Bantuan yang tak seberapa itu semestinya dapat mereka rasakan melihat kondisi fisiknya yang cacat.

Jaya Sembiring dan Ruslan Ginting, keduanya kehilangan kaki sebelah akibat mengalami kecelakaan. Keduanya bersama beberapa warga lainnya mendatangi Kantor Camat Kutalimbaru [Selasa 23/7] dengan maksud mempertanyakan BLSM tersebut. Kedatangan merekapun diterima Camat Kutalimbaru Taufik Israd Harahap SSos yang sekaligus menyarankan kepada kepala desa untuk mendata orang-orang yang belum terdata sebelumnya.

“Bagaimana saya nggak sedih. Bapak lihat bagaimana kaki saya yang hanya tinggal sebelah. Berjalanpun harus ngesot atau pakai tongkat. Tapi BLSM saya nggak dapat. Kenapa saya tidak terdata dan tidak mendapat Kartu Perlindungan Sosial (KPS) untuk mendapatkan BLSM. Apakah seperti saya ini tidak pantas mendapatkan BLSM?” Kata Jaya dengan suara terbata-bata berurai air mata.

Walaupun Jaya dalam keadaan cacat tanpa memiliki kaki sebelah, dia tidak mau berpangku tangan. Untuk mencari nafkah, Jaya setiap hari bekerja sebagai penarik beca bermotor walau beberapa komponen beca bermotor harus dirombak supaya bisa dia kemudikan hanya dengan kaki yang sebelah saja.

Sama halnya dengan Ruslan Ginting yang sangat berharap mendapat bantuan BLSM tersebut. Ruslan juga mengalami cacat sebelah kakinya. Tapi dia juga sebagai penyandang cacat tidak mendapat bantuan dari pemerintah tersebut.

BPS Dituding Punya Ulah

Atas tidak tersalurnya secara merata BLSM, warga sempat menyesalkan pemerintah desa yang dituding sebagai biang keroknya. Mereka tidak percaya kalau kepala desa tidak ada keterlibatannya dalam pendataan warganya yang miskin. Kepala desa tentu tahu mana warganya yang miskin dan mana warganya yang belum terdata.

Sementara, beberapa kepala desa yang ditemui menampik tudingan warganya kalau kepala desa yang punya ulah sehingga banyak warganya yang tidak terdata.

“Banyak warga miskin yang tidak terdata dan banyak pula penyaluran dana BLSM tidak tepat sasaran. Hal inilah yang mengundang terjadinya kecemburuan sosial karena pembagian BLSM tidak merata kepada warga yang berhak menerimanya. Akibatnya, kami yang menjadi sasaran warga. Kami dituding bertindak tidak jujur dan pilih kasih. Padahal, data yang dipakai untuk BLSM bukan dari kami. Ada pula warga yang sudah meninggalpun masih terdata sebagai penerima BLSM,” ujar salah seorang kepala desa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.