Psikosomatik, Gangguan Psikis Masyarakat Perkotaan

Oleh: dr. Lahargo Kembaren SpKJ

Penulis adalah Psikiater RS Dr. H. Marzoeki Mahdi, Bogor.
Penulis adalah Psikiater RS Dr. H. Marzoeki Mahdi, Bogor.

Situasi kehidupan di perkotaan yang ramai dan kompetitif tentunya berbeda dengan kehidupan di desa yang lebih tentram dan bebas dari kebisingan. Perbedaan ini memunculkan juga suatu perbedaan pada gangguan psikis yang terjadi pada masyarakat.

Seorang ibu muda datang ke klinik CLP (Consultation Liason Psychiatry) RS Marzoeki Mahdi dengan keluhan mengalami nyeri ulu hati yang tidak sembuh-sembuh padahal sudah beberapa kali berobat ke spesialis penyakit dalam. Nyeri ulu hati ini disertai dengan sakit kepala dan keringat dingin. Ibu muda ini sudah melakukan beberapa pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan USG. Hasilnya adalah normal. Karena itu, pasien kemudian dirujuk ke psikiater.

Dari hasil pemeriksaan didapatkan bahwa ibu muda ini mengalami depresi dan cemas karena harus mengasuh ketiga anaknya yang masih kecil. Dia juga harus melayani suami yang sering keluar kota.

Ada juga seorang pria setengah baya yang terus menerus merasa sakit di dadanya disertai pusing yang tidak sembuh-sembuh meski sudah minum segala jenis obat pereda nyeri (pain killer). Hasil CT scan kepala menunjukkan tidak ada kelainan di otak. Ternyata, pemuda ini punya pengalaman menyaksikan ayahnya yang menderita sakit jantung sampai meninggal.

Suatu gangguan fisik yang dirasakan karena adanya faktor psikologis yang mendasari disebut sebagai gangguan psikosomatik.

siti jariah 47
Model: Siti Jariah Meliala (Singapore)

Psikosomatik berasal dari kata psyche yang artinya jiwa, dan soma yang artinya badan. Jadi, psikosomatik adalah gangguan kesehatan yang berkaitan dengan jiwa dan badan. Para penderita psikosomatik, umumnya mengeluhkan gangguan yang berkaitan dengan sistem organ, seperti:

1. Kardio-vaskuler: keluhan jantung berdebar-debar, cepat lelah

2. Gastro-intestinal: keluhan ulu hati nyeri, mencret kronis

3. Respiratorlus: keluhan sesak napas, asma

4. Dermatologi: keluhan gatal, eksim

5. Muskulo-skeletal:keluhan encok, pegal, kejang

6. Endokrinologl: hipertiroidi, hipotiroidi, dismenorea

7. Urogenital: ngompol, gangguan gairah seks

8. Serebro vaskuler: keluhan pusing, sering lupa, sukar konsentrasi, kejang epilepsi.

Selain itu, terdapat juga masalah kejiwaan yang menyertainya yaitu gejala anxietas/ cemas dan gejala depresi.

Apabila ada penyakit fisik yang tidak membaik dengan pengobatan yang optimal maka ada kemungkinan itu adalah suatu kondisi psikosomatik. Penyakit psikosomatik ini sering kali menyerang masayarakat perkotaan yang sangat rentan terhadap kondisi stres. Tuntutan kehidupan yang semakin tinggi, kemacetan, kondisi transportasi seperti kereta api yang tidak memadai, masalah di keluarga, sekolah anak, dll. membuat seseorang mudah untuk jatuh pada keadaan cemas dan depresi yang memunculkan keluhan-keluhan fisik yang menyertai.

RUMAH ADAT ITU BEGITU NYAMAN (Foto: Ita Apulina Tarigan), Click foto untuk ukuran besar
RUMAH ADAT ITU BEGITU NYAMAN (Foto: Ita Apulina Tarigan), Click foto untuk ukuran besar

Apabila tidak diatasi kondisi fisik dan jiwanya, orang ini akan terus menerus mengalami penderitaan fisik dan jiwa yang membuatnya menjadi tidak produktif dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat mengganggu fungsinya dalam keluarga dan masyarakat. Penyakit psikosomatik ini bisa mengenai semua usia, mulai dari anak-anak, dewasa, sampai orangtua.

Informasi itu semua memberikan gambaran menyeluruh tentang keadaan fisik dan psikis si pasien. Apabila dibutuhkan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium, rontgen, USG, atau pemeriksaan lainnya maka itu semua akan dikerjakan terlebih dahulu; termasuk pemeriksaan profil kepribadian seperti MMPI (Multiphasic Minnessota Personality Inventory). Setelah itu semuanya selesai, barulah disimpulkan gangguan apa yang diderita oleh pasien dan, lalu, diberikan penanganan yang tepat.

Pengobatan untuk gangguan psikosomatik bisa dengan obat-obatan: Anti cemas, anti depresi, mood stabilizer dan obat-obat simptomatik yang sesuai dengan gejalanya. Di samping itu, bisa diberikan juga psikoterapi berupa: teknik relaksasi progresif, CBT (cognitive behaviour therapy = terapi pikiran dan perilaku), psikoterapi suportif, hipnoterapi dan psikoterapi dinamik.

Semua modalitas terapi tersebut diharapkan dapat membuat keadaan pasien semakin baik dan bisa berfungsi seperti sediakala.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.