Pencuri Kereta Tewas Mengenaskan Dipukuli Massa: Nekat Keluar Persembunyian Karena Lapar

Wajah korban setelah meninggal dunia
Wajah korban setelah meninggal dunia (foto sengaja dikaburkan oleh redaksi)

IMANUEL SITEPU. BIRU-BIRU. Diduga kelaparan akibat tidak makan selama 3 hari, Bambang (35) warga Jl. Garu III Harjosari (Kecamatan Medan Amplas) yang diduga pelaku pencurian 2 kereta [Jumat 9/8] di Desa Mardingding Julu, akhirnya keluar dari persembunyianya. Alhasil, Bambang akhirnya tewas setelah sempat dikejar ribuan warga yang berasal dari Desa-desa Penen, Mardingding Julu, Priaria, Penungkiren, Pintubesi, Pamah, Cintarayat dan beberapa desa lainnya di areal perladangan warga Desa Penen (Kecamatan Biru-biru [Minggu 11/8: 21.30 Wib].


Informasi diperoleh Sora Sirulo, awal kejadian, seorang warga Desa Penungkiren mengendarai sepeda motor hendak pulang ke rumahnya. Dia melihat orang tak dikenal berjalan kaki sempoyongan tanpa mengenakan alas kaki antara jalan Desa Penen dengan Desa Penungkiren [ sekira 19.00 Wib].

Melihat ini, warga tadi langsung menaruh curiga. Sekira 50 meter berlalu, dia pun langsung memutar arah sepeda motornya untuk mencari keberadaan pemuda yang sempat dilihatnya. Dia ingat ciri-ciri pelaku pencurian di Desa Mardingding memakai celana pendek warna coklat dan mengenakan baju warna hitam, persis seperti yang barusan dilihatnya.

Meski telah berbalik arah hingga ke Dusun IV Air Panas Desa Penen, pengendara sepeda motor tadi tidak lagi melihat pemuda tadi. Dia kemudian bertanya kepada sejumlah warga Desa Penen yang ditemuinya di jalan. Salah satu warga yang sempat ditanyai mengatakan kalau pemuda yang dicarinya sedang berjalan ke arah Pajak Penen.

Dia pun langsung memberitahu kecurigaannya kepada warga Desa Penen, kalau yang mereka lihat itu adalah pelaku pencurian di Desa Mardingding Julu, Jumat kemaren. Mendengar penjelasan warga tadi, sejumlah warga Desa Penen melakukan pengejaran. Begitu dikejar, pemuda yang diketahui bernama Bambang ini, langsung melarikan diri ke perladangan warga.

“Kami melihat gelagat mencurigakan ketika ia melintas di tengah kampung. Apalagi jalanya sudah sempoyongan,” kata salah satu warga yang namanya minta jangan disebutkan.

Melihat gelagat Bambang, kecurigaan warga makin menguat. Kabar pelarian Bambang ke perladangan warga pun cepat mencuat hingga ke desa-desa tetangga. Dengan membawa kayu, golok, tombak, senapan angin dan peralatan lainya, warga pun menyisir tempat dimana Bambang menyelinap. Sekira hampir 2 jam melakukan pencarian, tepatnya pada Pkl. 21.30 Wib, Bambang akhirnya ditemukan saat melompati saluran irigasi Desa Penen di kegelapan malam.

Sejumlah warga yang melihat Bambang terperosok ke dalam parit, langsung menghakiminya. Detik berikutnya, tersangka kemudian diseret ke jalan. Tak ayal lagi, ribuan massa yang berkumpul langsung menghajar korban hingga bonyok.

Belum puas melampiaskan emosinya, warga kemudian mengikat tangan dan kaki tersangka dan menyeretnya dengan sepeda motor sejauh 500 meter. Akibatnya, dada dan muka tersangka menjadi memar dan luka-luka akibat bergesekan dengan aspal akibat diseret. Mendapat luka serius di sekujur tubuh, tersangka pun akhirnya meregang nyawa di lokasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.