Batu Umang di Desa Kempawa

alexander firdaust 8

alexander firdaustALEXANDER FIRDAUST. TANEH PINEM. Di tebing batu yang terjal itu, terdapat sebuah lubang kecil di tengah-tengahnya. Terlihat sepintas guratan atau garis kecil yang melintang dari bagian bawah tebing menuju lubang kecil seperti jalan kecil menuju lobang tersebut masih menyimpan sejuta tanda tanya warga setempat sampai saat ini. Tebing batu ini dinamai Batu Umang.

Batu Umang berada di Desa Kempawa (Kecamatan Taneh Pinem, Kabupaten Dairi). Banyak warga desa yang percaya Batu Umang dulunya adalah tempat bersemayam orang bunian  yang disebut umang. Umang adalah, sebagaimana dituturkan oleh para tetua desa, orang bunian yang mirip dengan manusia, tapi memiliki ukuran fisik lebih kecil. Bedanya lagi, kalau berjalan, kakinya terbalik, tumitnya menghadap ke depan sedangkan jari-jari kakinya ke arah belakang. Batu Umang itu dulu sebagai tempat bersemayamnya para umang.

Masih ada hal menarik lainnya yang pantas diteliti di sekitar tempat itu. Tepat di atas puncak tebing, kita bisa menemukan sebuah batu pilar yang orang desa sebut Batu Perseminen (batu yang terbuat dari semen) yang diduga adalah peninggalan masa penjajahan Belanda.

Secara akademis memang belum pernah diteliti apa gerangan tujuan tanda-tanda batu pilar yang didirikan tersebut. Menurut cerita dari mulut ke mulut di kalangan warga desa, batu itu adalah sebuah tanda oleh orang Belanda di masa penjajahan, bahwa di dalam tanahnya terdapat kandungan emas yang melimpah.

Dari puncak bukit itu kita bisa menikmati pemandangan yang indah. Kita bisa langsung melihat keberadaan beberapa kabupaten sekaligus, yaitu Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo dan Kabupaten Aceh Tenggara.

Belum selesai sampai di situ, di bawah tebing ini juga kita bisa menemukan sebuah panorama alam yang tidak kalah uniknya. Di atas bukit, terdapat Danau Paya Kuda.

3 thoughts on “Batu Umang di Desa Kempawa

  1. bagus…mungkin masih banyak cerita dari berbagai desa di taneh karo simalem yang belum sempat di tulis dan di publish..mudah2an impal alexander rajin menambah tulisan di web ini..bujur melala

  2. Saya masih tetap penasaran terhadap desa Kempawa ini, karena pernah dengar dari Nini Laki saya kalau Lakinya pernah tinggal disitu dan dia sendiri juga pernah masa kecilnya disitu. Tapi sudah lebih dari setengah abad berlalu sampai sekarang juga belum pernah mendatangi desa ini. Tetapi ketika dulu ke daerah Dairi Tigalingga, saya selalu berusaha mengabadikan pandangan ke perbukitan desa ini dari jauh, dari seberang Lau Renun dan Lau Belulus. Dan selalu terkenang apa yang dikatakan Laki dulu. Terlebih lebih lagi sekarang dengar cerita Alexander ini, (tulisannya sangat meningkat bagus) masih bercita-cita kesana hehehe . . .

    Bujur
    MUG

    1. sebuah batu pilar yang orang desa sebut Batu Perseminen (batu yang terbuat dari semen) yang diduga adalah peninggalan masa penjajahan Belanda itu adalah Titik Triangulasi yang menunjukkan nomor Titik Triangulasi dan ketinggian dari permukaan laut…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.