Musik Karo di Seputar Kehidupan Djasa Tarigan (Bagian 1)

 

Oleh: Ita Apulina Tarigan (Surabaya)

Tahun-tahun belakangan ini banyak sekali orang Karo mengeluhkan music keyboard yang dianggap telah menggeser musik tradisi Karo dalam berbagai kesempatan dan upacara. Secara melukiskan efek keyboard dan turunannya dengan berbagai kisah. Misalnya: Tidak ada lagi kesantunan dan keindahan gerak ketika orang-orang menarikan lagu yang diiringi keyboard, apalagi jika beatnya sudah beraroma dangdut atau house music. Atau, ada juga yang mengatakan, kemunculan keyboard semakin mengerikan ditambah dengan dampingan penari are-are yang disewa, lanai lit si mehangkena. Lukisan perasaan ini kemudian diakhiri dengan teriakan: dimana music tradisi? Mengapa masyarakat Karo tidak lagi menghargai tradisi?

Bukannya mau melebih-lebihkan kegundahan turang/senina sekalian. Saya hanya menangkap fakta yang berseliweran di depan mata. Baik, mari kita telusuri bagaimana keyboard menjadi eksis dalam setiap acara Karo dan seolah meminggirkan music tradisi.

 ****

Salah satu anak manusia Karo yang paling dipersalahkan atas perkasanya keyboard adalah Djasa Tarigan, yang nota bene adalah juga seorang pemusik tradisi handal. Dalam banyak kali interaksi dengan beliau, saya menangkap beberapa kisah perjalanan hidupnya sebagai seorang musisi tradisi yang sangat berpengaruh, termasuk soal keyboard tadi.

Djasa adalah seorang jenius alam dalam musik. Dia banyak membuat terobosan-terobosan baru dalam musik tradisi, sehingga, tidak mengherankan, jika dia juga berimprovisasi dengan keyboard. Kepiawiannya terbukti ketika dia mendesign nada alat musik tradisi pada keyboard. Persis sekali, sehingga keyboard bisa mewakili komponen alat musik tradisi. Dia juga mendesign tempo setiap bagian dari repertoar music tradisi sehingga tetap bisa diendekkan sesuai dengan tuntutan tempo.

Kepraktisan keyboard dan kemudahan mempelajarinya membuat alat music ini semakin kokoh. Belum lagi dengan kemudahan memainkan berbagai genre lagu dengan dibubuhi suara-suara alat music dan tempo tradisi sehingga banyak lagu terkesan menjadi lagu Karo. Keyboard makin popular tatkala biayanya lebih murah daripada memanggil seperangkat alat musik tradisi.

Seingat saya, dulu orang masih sungkan menggunakan keyboard dalam upacara kematian, musik tradisi masih menjadi panutan. Kini, orang Karo tidak peduli, mau pesta meriah ataupun si mate-mate keyboard kerap jadi pilihan.

Lalu, bagaimanakah posisi musik tradisi? Sebahagian orang mengatakan biayanya terlalu mahal jika harus menghadirkan alat musik tradisi dalam sebuah upacara Karo. Seri nge ras keyboard, regana ndauh murahen, begitulah alasan orang-orang. Dan, ketika itu, Djasa Tarigan adalah keybordis bergengsi, sebuah kampung dianggap ‘ini macam’ apabila Djasa Tarigan dihadirkan dalam acara kerja tahunnya. Namanya menjadi jaminan mutu.

Kejeniusannya menciptakan musik tradisi pada keyboard membuat dia menjadi penentu laku tidaknya sebuah keyboar merek R. Setiap merek R ini mengeluarkan model baru, maka biasanya dalam launching-nya Djasa Tarigan dipastikan hadir. Bahkan, menurut bisik-bisik beberapa orang, merek ini berkibar karena Djasa dan setiap unit yang laku mereka berikan persenan.

Kemudian hari, Djasa sendiri kembali ke musik tradisi. Alasannya, walaupun tidak gamblang dia sebutkan, adalah bagaimana mengembalikan musik tradisi pada tempatnya. Dia terlibat dalam berbagai revitalisasi musik tradisi Karo, mengajar, tampil di berbagai pertunjukan bahkan dengan tidak dibayar. Perbuatannya jauh lebih besar bersuara (Bersambung).

_______________________________

Salah satu contoh musik keyboard yang diaransir oleh Djasa Tarigan dengan vokalis Juara R. Ginting

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.