Vox Populi Vox Dei : Suara Rakyat Suara Tuhan?

File:William.of.malmesbury.arp.jpgOleh: Kikin Tarigan (Kotacane)


Adagium Vox Populi Vox Dei muncul pertama kali sekitar Abad 8, dari seorang theolog dan pendidik Kristen bernama Alcuin (735-804). Nantinya, penulis William of Malmesbury sekitar Abad 12 membuatnya lebih dikenal. Keduanya dilatarbelakangi oleh persoalan kekuasaan ‘negara-agama’ yang mengabaikan kondisi riil masyarakat.

Louis XIV memperparahnya dengan ungkapan L’etat C’est Moi (Negara adalah saya). Ungkapan ‘pribadi’ yang menjadikan dirinya Suprema Lex (hukum yang utama).

Kebuntuan hukum ini yang mendorong semboyan ‘Rakyat’ yang terkenal VPVD (Vox Populi Vox Dei).

Apakah selalu demikian halnya? Kita mundur lagi ke awal Masehi, ketika seorang Yesus diperbandingkan dengan Barabas. Sontak seluruh demonstran mengatakan “Bebaskan Barabas….!!!” Sebuah situasi yang kontradiksi. Apalagi jika membandingkannya dengan “Akulah jalan, kebenaran dan hidup”. Sang Sabda (Suprema Lex); dilucuti dengan ‘Vox Populi’; artinya VPVD sangat kondisional.

Bias VPVD ini pada akhirnya dilengkapi dengan Salus Populi Suprema Lex (SPSL) yang di Indonesia dipopulerkan oleh I.J. Kasimo (seorang pahlawan nasional).

SPSL: “Kesejahteraan Umum adalah Hukum yang Utama”.

Catatan redaksi: Apakah tayangan Sirulo TV ini adalah cara menyumpal “Vox Populi”?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.