Kehadiran Presiden Harus Berarti Bagi Pengungsi Sinabung

Supriadi Purba:

“Erupsi Sinabung Perlu Menjadi Bencana Nasional”

 

 

alexander firdaustALEXANDER FIRDAUST. KABANJAHE. Koordinator Wilayah I PP GMKI Sumatera Utara-Aceh (Supriadi Purba) di Kabanjahe hari ini [Jumat 17/1] mengatakan, para pengungsi sudah bosan di pos-pos pengungsian. Banyak sebenarnya masalah yang terjadi, selain masalah kesehatan ada juga pendidikan, terkait dengan perubahan pemikiran akibat suasana yang tidak memungkinkan sehingga trauma berujung pada stress dan sakit. Supriadi Purba mendesak Pemerintah tetapkan erupsi Sinabung sebagai Bencana Nasional.

“Erupsi Gunung Sinabung tidak kunjung usai. Sudah lebih 4 bulan warga kaki gunung berada di pos-pos pengungsian dengan segala kekurangan dan duka. Hasil pertanian mereka  hancur akibat abu vulkanik yang terus-terusan keluar dari kawah gunung. Produksi hasil pertanian lebih dari 7.000 KK tidak bisa dipasok ke pasar. Ini akan berdampak pada perekonomian yang  minus, apalagi selama ini warga di sekitar Sinabung, khususnya desa-desa yang sudah diungsikan, berpenghasilan dari pertanian. Belum lagi soal harta benda mereka seperti tempat tinggal, hewan peliharaan yang sudah banyak dijual, bahkan ada yang mati akibat erupsi yang sudah memasuki fase kritis,” demikian Supiradi mengawali himbauannya mendesak pemerintah untuk mengubah status erupsi Sinabung sebagai Bencana Nasional.

Selanjutnya dia memaparkan: “Melihat ini semua, diharapkan sekali, Pemerintah Pusat segera turun tangan dan mengambil alih penanganan Erupsi Gunung Sinabung. Mengingat pula, masih cukup lama waktu yang diprediksi mengenai kondisi Gunung Sinabung ke status awal. Apalagi, penanganan selama ini masih sangat minim dilakukan oleh Pemprovsu maupun Pemkab Karo, dimana BPBD juga sampai hari ini belum dibentuk.”

Ketika ditanyakan padanya tentang kunjungan Presiden SBY ke Karo Gugung dalam rangka kunjungan kenegaraannya, Supriadi mengharapkan kunjungan ini tidak hanya rutinitas atau formalitas yang hanya menghabiskan uang Negara. Dia juga mengharapkan ada solusi tepat terhadap para pengungsi yang sudah mengalami trauma akibat lamanya mereka di pengungsian.

Bencana Nasional

Terkait status Gunung Sinabung yang belum dinaikkan menjadi Bencana Nasional, Supriadi memaparkan, kehadiran SBY diharapan serta merta menaikkan status bencana ini ke Bencana Nasional sehingga pemerintah pusat nantinya yang akan menangani bersama-sama dengan Pemprovsu dan Pemkab Karo.

“Hal lain yang penting dilakukan SBY nantinya sewaktu kunjungannya adalah memberikan jalan keluar bagi pengungsi yang hari ini sudah mengalami trauma dan sebagian kahilangan tempat tinggal. Terkait relokasi warga, hendaknya diberikan kompensasi yang baik. Tidak serta merta hanya dengan memindahkan tetapi tidak dipikirkan keberadaan mereka sebagai petani yang juga harus diberikan lahan dan modal, sebelum atau pasca erupsi Sinabung,” kata anak Purba mergana enda.

Ujian Bagi Masyarakat Karo yang Berbudaya

Sistem kekerabatan dan kekeluargaan di masyarakat erat dengan gotongroyong serta persatuan dan kesatuan yang juga mungkin punya andil untuk kemudian diterapkan dalam sistem ketatanegaraan kita Pancasila dan semua butir-butir di dalamnya. Hari ini kita dihadapkan pada  tantangan dan ajakan untuk siap dan siaga untuk member perhatian, bagaimana kita sesama masyarakat Karo peduli dan teribat bersama-sama dalam proses sebelum dan pasca erupsi nantinya.

Demikian dikatakan oleh Supriadi ketika Sora Sirulo menanyakan soal kelangsungan masyarakat dan budaya Karo sejak bencana alam ini.

“Ada masalah serius yang akan dan sedang dihadapi. Bahkan masalah pendidikan juga dikhawatirkan akan berdampak pada beberapa orang akan putus sekolah setelah uang masyarakat semakin menipis akibat tidak adalagi pemasukan tetap. Bagi yang punya tabungan mungkin bisa memenuhi kebutuhan untuk beberapa saat, tapi lahan pertanian juga diprediksi tidaklah langsung bisa dipergunakan setelah erupsi. Hal ini tentu harus diwaspadai dengan membuka lahan baru nantinya oleh pemerintah bagi ribuan pengungsi Sinabung,” jelas Supriadi.

Selanjutnya Supriadi mengajak kita warga Karo secara keseluruhan untuk bersama-sama menanggung beban ini.

“Hampir sejuta warga suku Karo di Dunia. Mungkin juga lebih. Apakah kita diam saja melihat derita saudara-saudara kita? Tentu tidak. Tanggungjawab atas dasar kebersamaan budaya dan prilaku nilai-nilai kekeluargaan smestinya menjadi penyemangat diantara kita untuk saling membantu. Di sinilah nantinya kita menunjukkan bahwa aka nada fenomena “sikeleng-kelengen ras sisampat-sampaten”.

Akhirnya, Supriadi mengajak kita mengambil hikmah dari bencana.

“Jikalau kita ambil sisi positif dari bencana ini, mungkin ini yang akan memperkuat kembali kesatuan kita yang hari ini sudah senmakin renggang setelah kita semakin berbeda satu sama baik dalam agama, perekonomian maupun pendidikan. Budayalah yang memperkuat dan mengingat kita. Maka marilah kita tunjukkan wujud dari nilai-nilai itu sebagai bentuk respon positif dan nantinya bisa membantu masyarakat pengungsi secara keseluruhan,” kata Supriadi sambil memandang ke asap Sinabung yang terus mengepul tak henti-hentinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.