Sirulo TV: Pengungsi Berharap Bencana Sinabung Menjadi Bencana Nasional

Mata Air Bermunculan di Karo GugungNGGUNTUR PURBA. KABANJAHE. Dampak bencana erupsi Gunung Sinabung semakin meluas. Jumlah pengungsi serta luasnya kerusakan lahan semakin bertambah. Ribuan hektar lahan pertanian warga kaki Gunung Sinabung rusak, termasuk tanaman pertanian yang ada di dalamnya turut rusak akibat puso. Korban dampak erupsi berharap pemerintah menetapkan erupsi Gunung Sinabung ditingkatkan menjadi Bencana Nasional.

Posko Pengungsi Bertambah

ngguntur purba 115Sebanyak 28.000 lebih  warga kaki Gunung Sinabung telah mengungsi akibat erupsi Gunung Sinabung yang intensitasnya terus meningkat. Diperkirakan akan terus bertambah jumlah yang menempati pos-pos pengungsi yang kini juga terus bertambah.

Sampai saat ini, tercatat 41 pos pengungsian. Pengungsi terpaksa menempati tenda-tenda tempat penampungan pengungsi. Mereka menempati pos penampungan beralaskan tikar dan dinding terpal.

Sebagaimana mereka sampaikan kepada Sora Sirulo kemarin [Sabtu 18/1] di beberapa Posko Pengungsi di Kabanjahe dan Berastagi, para pengungsi mengharapkan bantuan karena lahan pertanian yang merupakan harta mereka yang paling berharga kini telah porak poranda.

Sekolah Anak Kami

“Tanaman kami rusak total dihantam debu vulkanik,” kata seorang ibu pengungsi dengan suara serak dan irama galau kepada Sora Sirulo.

Petani kaki Gunung Sinabung mengalami  kerugian hingga milyaran rupiah. Mereka resah atas kondisi kampung halaman yang diterpa debu vulkanik secara sangat parah. Para pengungsi mengalami trauma dan terus resah memikirkan dampak bencana ini terhadap pendidikan anak-anak mereka yang masih duduk di bangku sekolah/ kuliah.

Para pengungsi berharap pemerintah menangani bencana ini secara sangat serius hingga pasca erupsi nantinya agar warga kaki Gunung Sinabung tidak mengalami truma yang berkepanjangan.

Jeruk Kami Hancur

Unjuk yang berada di pengungsian tenda-tenda Maka Mehuli yang terletak di Desa Samura (Kabanjahe) mengatakan, walaupun makanan di pengungsian mencukupi, dia tetap bersedih memikirkan kondisi lahan pertaniannya yang sudah hancur lebur.

“Ladang jeruk kami sudah rusak serusak-rusaknya diterjang abu vulkanik dan terancam gagal panen sama sekali. Tidak ada lagi yang bisa diharapkan dari ladang kami,” katanya sesunggukan setengah terisak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.