Karo Masuk Rumpun Batak? Bagaimana Bisa? (1)

Oleh: Superta Silangit

 

superta 3superta 7Sejauh mana tanggapan anda tentang suku Karo yang dianggap sebagai salah satu suku di dalam rumpun Batak? Semua kembali kepada kita sendiri tentang bagaimana sebenarnya suku Karo dan keterkaitannya dengan rumpun Batak. Di sini, saya memberi pertanyaan pribadi yang mungkin juga anda pertanyakan selama ini, mengapa harus Batak nama rumpunnya? Yah, semoga ke depannya hal itu bisa terjawab.

Di tulisan ini saya ingin meyakinkan anda bahwa tulisan Sejarah tentang asal usul suatu kelompok/ suku dapat ditulis seorang individu/ kelompok tanpa menunggu persetujuan dari banyak pihak, terlebih lebih empunya suku. Apalagi keterkaitanya dengan suku Karo, mungkin di luar sana banyak tertulis sejarah suku kita tanpa menunggu persetujuan dari kita (kalak Karo). Dalam arti luas, bukan berarti tulisan-tulisan tidak penting bagi kita. Tinggal bagaimana kita mengambil nilai positif terhadap apa yang menjadi tujuan kita untuk membuka lembaran-lembaran tulisan sejarah itu sendiri.

Untuk selanjutnya saya mengajak anda untuk mempertanyakan, atas dasar apa sebenarnya suku Karo adalah bagian dari rumpun Batak? Tidak ada hal lain pertanyaan itu muncul karena tidak adanya alasan khusus apa sebenarnya yang menjadi penyebab suku Karo dikatakan masih bagian dari rumpun Batak. Terlebih-lebih sampai saat ini belum ada tulisan kuno dari sejarah suku Karo yang menuliskan bagaimana sebenarnya awal mulanya suku Karo masuk ke rumpun Batak.

Berikutnya, saya ingin memberikan suatu hal yang mungkin bisa menjadi jalan untuk kita (masyarakat suku Karo) demi gambaran yang bisa menjawab beberapa poin dari pertanyaan yang ada di atas sebagai berikut.

Batak ~ awal lahirnya kata Batak tidak lain adalah wilayah yang bernama Tapanuli. Saya kira gambaran wilayah kita bisa menentukan kalau sangatlah jauh antara Taneh Karo Simalem dengan Tanah Tapanuli. Di Tanah Tapanuli, Batak adalah sesuatu yang masih kontroversil cara penanggapannya di Tanah Tapanuli (masyarakat Tapanuli).

Apa sebenarnya yang menjadi kontroversi? Yah, tidak lain adalah Tapanuli bagian Selatan mengatakan Batak adalah mereka yang tidak setuju dengan ajaran Islam. Dan saya sangat percaya karena alasan kedekatan wilayah mereka ini masih bersaudara. Hal ini saya kira tidak perlu bukti-bukti tulisan sejarah karena mereka yang berada di bagian Selatan Tapanuli menamakan dirinya/ kelompoknya suku Mandailing dan mereka masih ada sampai sekarang. Namun hal ini tidak perlu kita cari kebenaranya melalui buku-buku sejarah karena saksi hidup masih ada sampai sekarang.

Berkaitankah?
Di sini, saya terangkan kembali bahwa kontroversi antara penganut kepercayaan di Tanah Tapanuli sama sekali TIDAK ADA KAITANNYA dengan suku Karo. Kenapa demikian?

Tidak lain adalah karena ciri khas suku Karo adalah Mehamat, Megermet, Metenget, Erendienta. Sangat jelas kata Mehamat itu membuktikan kalau orang Karo sebenarnya sangat menjunjung tinggi rasa saling menghormati antar sesama orang Karo.
Tidak penting apa ajaran agama yang dianut oleh saudaranya (sesama suku Karo) tapi tetap saja orang Karo mehamat kepada semua orang, apalagi sesama suku Karo. Publik di luar suku Karo juga sudah mengetahui kalau orang Karo itu sedikit lebih halus (lembut) dalam mengucapkan kata-kata dalam berbahasa, baik itu sesama suku Karo maupun dengan mereka yang di luar suku Karo.

Lalu, dengan segenap rasa yang ada beberapa dari kita sendiri mungkin bertanya, kita punya Merga yang berkaitan dengan mereka yang ada di Tapanuli? (Bersambung)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.