Kolom M.U. Ginting (Swedia): Karo Tak Terbatakkan

M.U. Gintingmuginting 44Politik ‘pembatakan’ sangat berbahaya. Kita sudah bisa melihat sendiri bagaimana pengaruhnya terhadap suku Pakpak dan Simalungun. Gereja orang Karo itu harus bisa melihat ancaman yang begitu mengerikan di hadapan orang Karo.

Berjasalah untuk survival Karo, bukan untuk kepunahan Karo seperti keadaan orang Simalungun dan orang Pakpak. Daerah Pakpak adalah daerah suku bangsa yang terluas di Sumut pada mulanya, bagaimana sekarang? Orang Pakpak sendiri sudah ‘merasa’ lebih enak sebagai Batak, begitu juga diantara banyak Simalungun. Mereka sudah jadi tamu di daerah mereka sendiri. Sudah ada gerakan Simalungun Bukan Batak, begitu juga gerakan Pakpak Bukan Batak. Apakah sudah terlambat? KBB jelas belum terlambat.

Dunia internet adalah dunia Karo. Artinya, dunia introversi. Era internet kompatibel dengan way of thinking Karo, The quiet Revolution Susan Cane. Kalau dikumpulkan semua apa yang sudah pernah diomongkan oleh orang Karo selama 100 tahun pada era lalu, jumlahnya tidak lebih dari apa yang sudah diomongkan (ditulis) orang Karo selama 100 hari dalam era internet.

Karena itu kemenangan KBB dan kemenangan Karo sebagai orang introvert dalam abad introversi ini tak diragukan. Tulis di internet sebanyak mungkin. Orang Karo tak bisa mengatakan banyak, tapi bisa menuliskan ribuan kata, lebih mendalam dan lebih ilmiah. Itulah yang tak terkalahkan! Tapi di tempat yang tak bisa menulis, harus juga belajar MENGATAKAN.

“Sebenarnya, inilah kesempatan bagi gereja untuk menunjukkan bentuk tanggungjawabnya soal kehancuran dan kebobrokan masyarakat dalam hal budaya. Gereja perlu memulai untuk meluruskan bahwa Karo Bukan Batak. Dimulai dari gereja dan diakhiri di gereja pula,” kata Penatar Perangin-angin.

Bagus sekali perumusan ini. Dan. ini juga hanya mungkin di era internet.

Orang Karo harus menulis sebanyak mungkin soal ini karena Karo tidak butuh politik PEMBATAKAN. Tapi ada yang sangat butuh, seperti terhadap suku Simalungun dan Pakpak. Tak perlu banyak cerita bagaimana orang Batak butuh politik PEMBATAKAN ini atas orang Pakpak dan Simalungun. Kalau ada yang belum tahu berarti membohongi dirinya sendiri.

Itulah yang sudah banyak terjadi di kalangan orang Pakpak dan Simalungun, tak mau tahu soal PEMBATAKAN. Orang Karo masih ada yang begitu, tetapi arahnya sudah jelas, semakin berkurang yang tak melihat politik PEMBATAKAN. Tujuan politik itu JELAS. Ethnic competition, bukan hanya untuk kemenangan dominasi sementara, tetapi juga dengan tujuan memusnahkan etnis lain berangsur-angsur tapi pasti, secara daerah maupun kultur.

Ingat lagi, apa yang sudah terjadi pada Simalungun dan Pakpak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.