‘Mati Lampu´ di Sumut Sudah Kelewatan

jujurenJUJUREN SITEPU. MEDAN. ‘Mati lampu’ adalah istilah anak Medan yang maksudnya pemadaman aliran listrik. Istilah ini semakin menggema belakangan ini sejak seringnya terjadi pemadaman aliran listrik di Medan dan sekitarnya. Keadaan ini telah berlangsung sejak Desember 2013 dan hingga kini belum ada tanda-tanda kapan akan berakhir.

Dalam pengamatan Sora Sirulo, sejak Desember 2013 sering terjadi pemadaman aliran listrik di wilayah Kota Medan dan sekitarnya; a.l. Medan Baru, Medan Marelan, Pasar Merah, Medan Johor, Simalingkar, Tembung, Diski, dan Lubuk Pakam. Demikian juga perwakilan Sora Sirulo dari Kabanjahe yang mengeluhkan sulitnya mengirim berita akibat ‘maté lampu’.

Jangka waktu sekali pemadaman bisa berlangsung selama 3 hingga 4 jam dan dalam sehari bisa terjadi 2 kali pemadaman listrik

Masyarakat mengeluhkan keadaan ini karena mengganggu banyak sekali pekerjaan sehari-hari serta bisa meusak peralatan termasuk peralatan dapur.

“Banyak peralatan yang rusak, nasi tak masak, air tak ada,” kata Nande Tongat br Ginting kepada Sora Sirulo ketika ditanyakan apa keluhannya atas keadaan ‘maté lampu’ ini.

Lain lagi halnya dengan Wati br Sembiring yang merupakan seorang PNS di salah satu instansi pemerintah di Medan.

“Bila pemadaman listrik terjadi pada Pkl. 07.30, gawat lah kita, kak. Pas kita mau print finger, ternyata alatnya tidak kerja karena pemadaman listrik. Hilang uang makan. Bisa-bisa dianggap absen kerja atau disuruh membuat surat pernyataan yang menerangkan tidak adanya print finger karena mati lampu,” katanya dengan wajah ketat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.