Berjualan Nira Sangat Menguntungkan

Natanael Milalanatanael milala 88NATANAEL MILALA. KABANJAHE. Aren atau enau (bahasa latin Arenga pinnata, suku Arecaceae), dalam bahasa Karo disebut pola, merupakan palma serbaguna dan mudah ditemui di wilayah Indonesia.

Tanaman yang tumbuh pada ketinggian 0-1.500 meter di atas permukaan laut ini buahnya (kolang-kaling) dapat dipakai untuk campuran minuman. Air niranya didapatkan dari penyadapan tangkai bunganya. Bagian inti batangnya dapat diolah menjadi tepung sagu.

Di Taneh Karo, aren  yang dikenal dengan nama batang pola atau poula ini merupakan tanaman yang tumbuh liar di daerah pegunungan dan hutan, Masyarakat Karo sebagian  memanfaatkannya sebagai sumber mata pencaharian melalui produksi minuman segar yaitu nira yang bisa juga dibuat menjadi tuak atau dimasak untuk menjadi gula merah.

Sepanjang jalan yang dilalui dari Desa Surbakti menuju Desa Payung, ada beberapa penjual nira. Salah satunya adalah Marwan Sitepu (21). Warga Tigapancur (Kecamatan Simpangempat) ini menuturkan kepada Sora Sirulo, dengan berjualan nira, dia bisa membantu keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menyekolahkan adik-adiknya.

natanael milala 86Pria lajang ini mengatakan, dia bisa menjual 100 sampai 150 botol aqua sedang setiap harinya dengan harga Rp 5.000/ botol.

“Uang yang bisa dibawa pulang ke rumah antara Rp 500 ribu hingga Rp 750 ribu  sehari dan sisa nira yang tidak laku bisa diolah menjadi tuak,” tuturnya.

Setiap pagi dia ditemani bapak (orangtuanya) membawa toungkap (tabung bamboo) untuk  ngeria (menderes air nira) dan sore harinya diambil.

Ketika ditanya sebagai anak lajang apa tidak ada perasaan malu dengan pekerjaan ngeria, dengan tegas dia megatakan: “Mengapa mesti malu? Ini kan halal malah saya bangga bisa membantu orangtua dan bisa menyekolahkan adik-adik.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.