Kemarau Panjang Rusak Pertanian Karo

alexander firdaustalexander firdaust 55ALEXANDER FIRDAUST. TANEH PINEM. Kemarau panjang yang melanda Taneh Karo selama beberapa bulan terakhir mengakibatkan rusaknya lahan pertanian di daerah ini khususnya di Karo Gugung bagian Barat.

Pengamatan Sora Sirulo di beberapa desa di Kecamatan Tigabinanga (Kabupaten Karo) dan Kecamatan Taneh Pinem (Kabupaten Dairi), tampak sejumlah tanaman seperti jagung, cabai merah, tomat, dan berbagai tanaman lainnya tumbuh tidak normal sebagaimana biasanya. Daun-daunnya agak mengering serta menguning disebabkan kekurangan asupan air.

Sebagaimana terlihat pada tanaman cabai merah yang terdapat di lahan salah satu warga, bentuk buah cabai yang tergantung di tangkai-tangkai pokok terlihat keriting dan mengempis. Sementara, pada tanaman jagung juga tampak mengering pada bagian daunnya, sehingga pertumbuhannya menjadi sangat lambat.

Menurut penuturan Cinor Kaban, seorang petani di Desa Kutanangka (Kecamatan Taneh Pinem), di Kutanangka jarang turun hujan dalam beberapa bulan belakangan. Hal ini, menurut Kaban, membuat para petani mau tidak mau harus mengintesifkan penyiraman agar tanamannya tidak rusak.

“Kalau tidak rutin disiram, tanaman akan kering dan hasil tidak akan dapat dipanen,” ungkapnya kepada Sora Sirulo [Rabu 2/4].

Lebih lanjut Kaban mengatakan, tidak semua tanaman yang ditanamnya dapat terselamatkan dari kekeringan. Ada sebagian yang rusak karena kekurangan air.

“Seperti cabai, walaupun sudah mengering, sebenarnya masih bisa dijual, tapi harga jualnya sangat rendah,” kata Kaban.

Kaban juga mengungkapkan bahwa rendahnya curah hujan membuat ia hanya bisa pasrah. Pasalnya, walaupun sebagian tanamannya masih bisa dijual, pendapatan yang bisa diperoleh tidak dapat menutupi biaya yang telah dikeluarkan sebelumnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.