Tumbuhan Obat: SIBARUMAH

Oleh: Averiana Barus (Medan)

 

Berjam-jam saya mencari padanan kata maupun gambar yang sama dengan Sibarumah di google, hasilnya nihil. Saya bersyukur terlahir sebagai anak kampung dengan banyak pengetahuan tentang rumput dan tumbuhan. Ibuku adalah dokter pribadiku yang dengan gampang menulis resep obat apa saja dan menebusnya dimana saja selama di situ masih tumbuh rumput liar.

averiana 6
Penulis bersama Sibarumah (klik foto untuk ukuran besar)

Sekali waktu aku mengalami radang tenggorokan parah, batuk, sampai suaraku hilang ketika masih kecil. Dalam perjalanan kami ke ladang, ibuku memetik beberapa lembar daun Sibarumah yang paling segar lalu memerasnya langsung ke mulutku dan tentu saja harus ditelan.

Ajaib, tak perlu menunggu seharian, radang tenggorokanku hilang. Kami akhirnya memiliki kebiasaan memakan daun sibarumah mentah alias melalab ketika terkena panas dalam, batuk, radang tenggorokan. Sampai sekali waktu ketika sudah tinggal di Bandung, ibuku masih mencari daun sejenis ke perladangan di sekitar Dago untuk meredakan serangan virus sekitar mulut dan tenggorokan. Sibarumah Simelias.

Ketika kecil, aku sering menjadikan daunnya sebagai bahan masak-masakan karena lunak walau dengan duri-duri halus yang bisa saja menyebabkan gatal, namun tentu tidak berlaku bagi tangan anak kampung sepertiku. Aku selalu penasaran dengan bunga sibarumah karena aku berharap dia mekar seperti bunga kebanyakan, dengan kelopak-kelopak tipis. Tapi, tentu sibarumah tidak punya itu.

Bunganya kuncup dengan ujung merah, lalu mekar membentuk bola salju, dan segera terbang dibawa angin. Sejak kecil aku suka meniupnya sampai jauh, entah mengapa, tapi aku rasa dia suka terbang lepas. Setelah dewasa, aku masih sering mencari rumput ini diantara rumput-rumput hijau kemana pun aku pergi, dan masih terkesan jika aku bisa menemukannya.

Dan aku masih suka meniupnya, hanya, sekarang aku kerap menambahkan “wish” bersama terbangnya.

Sebuah perjalanan takkan terlupakan bersama dua sahabat, menengok kenangan masa kecil di sepanjang perjalanan Juma Purba.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.