Stop Kekerasan Pada Anak

Oleh: Dr.Lahargo Kembaren, SpKJ

Psikiater RS. Dr.H. Marzoeki Mahdi, Bogor

 

Lahargo 4. lahargo 27 Setiap orang mengutuk perbuatan kekerasan seksual yang dilakukan terhadap anak TK di sebuah sekolah internasional. Terbayang penderitaan yang dialami oleh anak ini, baik fisik, emosi, dan juga psikologisnya.  Sudah dapat dipastikan, ini bukan satu-satunya kasus kekerasan pada anak yang terjadi di negeri ini.

Kekerasan terhadap anak adalah tindak kekerasan secara fisik, seksual, penganiayaan emosional, atau pengabaian terhadap anak. Sebagian besar  terjadi di rumah anak itu sendiri, di sekolah, atau  di lingkungan  tempat anak berinteraksi.

Kekerasan pada anak bisa memunculkan masalah fisik maupun psikologis pada si anak di kemudian hari.  Secara fisik, mungkin bisa dilhat dari sekujur tubuhnya ada tanda-tanda bekas kekerasan. Secara psikis, anak yang menjadi korban kekerasan dapat mengalami masalah kejiwaan seperti: gangguan stres pasca trauma, depresi, cemas, dan psikotik.

Orangtua sering sekali tidak menyadari atau terlambat mengetahui bahwa anaknya menjadi korban kekerasan. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk mengenali tanda dan gejala kemungkinan anak menjadi korban kekerasan, antara lain adalah :

  • Mimpi buruk tanpa bisa dijelaskan penyebabnya
  • Perhatian yang mudah teralihkan atau banyak melamun
  • Terdapat perubahan pada pola makan, seperti tidak mau makan, nafsu makan yang berkurang, kesulitan menelan
  • Adanya perubahan mood yang tiba-tiba dari baik ceria menjadi mudah marah dan tersinggung, merasa tidak aman dan takut
  • Meninggalkan “kata kunci” seperti membicarakan tentang bagian tubuh terutama alat kelamin dan masalah seksual
  • Menulis, menggambar, atau bermain hal-hal yang berhubungan dengan masalah seksual
  • Berpikir atau merasa dirinya kotor dan jahat
  • Muncul perasaan takut terhadap orang tertentu atau tempat tertentu yang sebelumnya tidak pernah demikian
  • Tiba – tiba memiliki benda atau uang atau pemberian tanpa alasan yang jelas
  • Menunjukkan perilaku seksual orang dewasa
  • Pada anak yang lebih besar tiba-tiba perilakunya seperti anak kecil lagi yaitu mengompol, menggigit-gigit jari, dll
  • Menolak membuka baju dan pakaian lainnya pada saat mandi atau saat ke toilet

Apabila ditemukan adanya tanda–tanda seperti di atas maka sebaiknya para orangtua segera mengajak anak berbicara dari hati ke hati tentang adanya perilaku kekerasan yang dialaminya. Bila memang betul ada peristiwa tersebut, segeralah membawa si anak ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan fisik, laboratorium dan psikologis.

Pendidikan seksual sejak usia dini perlu dan penting dilakukan oleh sekolah dan orangtua secara berkala sehingga anak memiliki pengetahuan yang tepat mengenai masalah seksual yang sesuai dengan umurnya dan memiliki kemampuan untuk mencegah munculnya kekerasan seksual pada dirinya. Lingkungan juga tentunya harus mendukung dengan menciptakan situasi yang aman dan nyaman bagi anak.

Anak adalah masa depan kita semua, menjaga dan melindunginya menjadi kewajiban kita semua.

Salam sehat jiwa!

One thought on “Stop Kekerasan Pada Anak

  1. Penjelasan dan informasi seperti ini sangat perlu disebar luaskan ke semua orang tua dan juga calon orang tua. Ketidaknormalan sosial dan banyak kejahatan pastilah ini sebagai salah satu faktor penting penyebabnya. Jadi sikap orang tua terhadap anak-anak sekarang menentukan masa depan negeri ini.

    MUG

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.