Tahapan Menyadap Nira Menurut Tradisi Karo

brandy 100Oleh: Brandy Karo Sekali

 

Suku Karo mengenal secara tradisional beberapa tahapan menyadap nira aren (lau pola), sebagai berikut:

 

1. Numbuki

Tahapan pertama adalah  mempersiapkan tangga untuk mempermudah memanjat pohon aren. Selain itu pada tahap numbuki pola akan dipersiapkan pula tempat berdiri di bagian atas pohon agar kelak dapat mempermudah proses penyadapan airnya. Numbuki pola ini biasa dilakukan ketika tandan bunga jantan aren baru mekar atau masih muda.

 

2. Nguir

Sebelum mememarkan tandan bunga jantan nira yang disebut mbal-bal dalam bahasa Karo, terlebih dilakukan nguir, yaitu menggoyang tandan nira sebanyak mungkin dengan tujuan agar tandan ini semakin elastis. Nguir pola dilakukan ketika bunga jantannya telah mulai berubah warna menjadi hitam.

 

3. Mbal-bal

Setelah nguir usai dilakukan, dilanjutkan dengan mbal-bal, yaitu mememarkan bagian tandan dengan cara dipukul. Memukul tandan harus dilakukan dengan hati-hati, tidak terlalu pelan supaya bagian tandan semakin elastis, serta tidak boleh dilakukan terlalu kuat untuk menghindari terjadinya pembusukan pada tandan.

4. Nampul

Nampul adalah proses memotong tandan pola. Proses ini dilakukan setelah melakukan sekurang-kurangnya 12 kali masa mbal-bal pola hingga tandan pola telah menghamburkan serbuk sari yang berwana kuning.

 

5. Ndapet/ Ngerengkap

Beberapa hari setelah nampul, tibalah masa ndapet yang artinya ketika mendatangi pohon aren, sang penyadap (perpola) telah melihat tanah di bawah pohon aren dibasahi oleh tetesan air aren.

6. Nongkap

Setelah ngerengkap, lau pola telah siap ditampung dengan menggunakan tabung bambu yang disebut tongkap.

 

7. Ngeria

Ngeria adalah mengambil air aren yang dilakukan oleh perpola sebanyak dua kali dalam satu hari, yaitu pada waktu pagi dan sore.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.