Menghitung Taneh Karo (Bagian 3)

Oleh: Penatar Perangin-angin

 

Hukum adat juga bisa kita terapkan kepada setiap pendatang dan investor. Sebagai contoh Pulau Bali. Mereka sangat menjunjung tinggi adat dan hukum adat namun tidak membatasi budaya dan orang luar untuk hidup dan berdampingan dengan mereka, sehingga kekhasan serta keunikan adat kita tetap terpertahankan dan, pada akhirnya, menjadi daya tarik bagi wisatawan seluruh dunia. Bukan mimpi, ini bisa saja terjadi.


Ke tujuh (terakhir) mengajak putra putri Karo yang sukses di luar daerah. Untuk poin yang terakhir ini memang sedikit agak sulit dan rasanya hampir tidak mungkin. Tetapi, orang bijak mengatakan, tak ada sesuatu hal pun yang tak mungkin. Berkaitan dengan mengajak orang Karo yang sukses di luar daerah untuk peduli dan membangun kembali daerahnya memang bukanlah pekerjaan yang mudah. Tetapi, sesulit apapun pastilah ada jalan keluarnya.

Kita memiliki banyak sekali organisasi komunitas adat perantauan. Hampir semua daerah di seluruh Indonesia paling tidaknya di ibukota provinsi berdomisili warga dari Suku Karo.

penatar 9
Anak-anak Karo di Perawang (Riau) dalam rangka memeriahkan HUT RI ke 69 (Foto: Berty Meliala)

Beragam penyebab mereka bisa sampai ke tempat tersebut. Ada yang sengaja dan tidak sengaja. Sengaja karena memang tujuan mereka untuk mengadu nasib dengan melalui proses perencanaan sampai pada akhirnya berangkat ‘erlajang’. Ada pula karena ditempatkan oleh perusahaan tempat mereka bekerja, oleh karena pendidikan dan banyak juga karena urusan bisnis dan jabatan di pemerintahan.

Kita bisa melihat contoh kepedulian serupa yang saya maksud seperti Sumatera Barat (Padang-Minangkabau). Kekuatan Suku Minangkabau secara garis besar sebenarnya ada pada orang-orang di perantauan. Boleh dikatakan, hampir semua pendapatan masyarakat Minangkabau (Padang) mereka peroleh dari hasil mengadu nasib di perantauan. Dalam perjalanan kehidupan mereka di perantauan mereka membentuk kelompok kecil masyarakat perantauan. Mereka punya program yang sama dan tetap terkordinir dengan baik.

Mereka mempunyai organisasi induk yang mencakup seluruh masyarakat Sumbar perantauan. Organisasi kecil berafiliasi dengan organisasi induk. Hasilnya luar biasa. Banyak diantara mereka bahkan sudah dan silih berganti duduk di pemerintahan. Artinya, kekuatan kecil tadi melahirkan kekuatan politik yang lebih dari hanya sekedar membangun dan peduli daerah. Mereka bahkan mampu menjadi perencana dan penentu pembangunan seluruh NKRI.

Kita tidak seratus persen mengadopsi pola mereka. Kita punya gaya sendiri dan konsep sendiri. Namun, keberadaan bentuk-bentuk organisasi tersebut baiknya kita data sehingga memudahkan dalam berkordinasi dan berbagi informasi.


[one_third]Kepedulian membangun daerah kita sendiri[/one_third]

Kita kesampingkan soal ego, merasa di bawah dan merasa raja dalam sebuah kelompok masyarakat adat. Tujuan kita jelas kepedulian membangun daerah kita sendiri. Kalau ada istilah Gerakan Seribu Minang, kenapa tidak kita buat Gerakan Sepuluh Ribu Karo?

Saya rasa hal ini tidaklah sulit dibandingkan dengan betapa banyaknya kita hamburkan untuk cokong-cokong di kala acara ‘Guro-guro Aron Muro Ate Tedeh’ di perantauan. Menurutku, akan lebih baik jika setiap momen serupa kita jadikan agenda untuk sekalian mengumpulkan sebagian kecil apa yang kita punya. Toh itu untuk generasi kita yang akan datang, dan harapan kita semoga “mengejar impian” Karo ini tidak hanya mimpi dan tidak hanya semoga.

Marilah ras-ras kita mpesikap kuta kemulihenta. Bujur ras mejuah-juah kita kerina. Merih manuk niasuh, mbuah page nisuan, saimara ku rumah tendi (SELESAI).

One thought on “Menghitung Taneh Karo (Bagian 3)

  1. Merandal ulasan sibahandu enda Penatar Perangin-angin. Cukup jelas uraian engkai maka perlu kita bergerak gundari.
    Usulku: Singkatkendu jadi piga-piga kalimat konkretna uga bertindak gundari erbahan sada organisasi pepulung jelma si langsung erdahin saja bas organiasi enda, dua telu kalak saja paling banyak 5, si langsung bertindak. Organisasi si mbue jelmana janah seh lengkapna enggo melalasa. Enda kari gelah ula bas kertas saja ngenca. Perbaikan dan Perubahan ditengah jalan, artinya jalan dulu.

    Bas penyaluran pendapat langsung ku SS bagepe JMS tahpe media sideban, milis Karo. Penggunaan internet enda enggo jadi alat utama bas soal kai pe, maka enda si manfaatken, MENCERAHKAN DAN MEYAKINKAN. Tanpa dua kata enda kai pe la kabo erdalan. Maka sambil jalan pe fungsi dua kata enda harus TERUS.

    Bujur ras salam mejuah-juah

    MUG

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.