Pentingnya Menulis Potensi Desa di Media Online

Oleh: Alexander Firdaust Meliala (Medan)

 

alexander firdaustMenulis di media online (internet) ternyata sangat banyak manfaatnya. Informasi yang kita ketahui dapat dengan mudah dibagikan kepada orang lain. Tulisan itu juga kemudian dapat disebarkan melalui blog serta media sosial lainnya (spt. Twitter dan Facebook) sehingga banyak orang yang membaca sekaligus mengetahui informasi yang hendak kita sampaikan itu.

liputan desa 2
Kutanangka (Kecamatan Taneh Pinem, Kabupaten Dairi)

Sejak mengenal internet dan bergabung di milist Karo beberapa tahun lalu, selain membaca berbagai tulisan dari orang lain, saya mencoba belajar menulis ala kadarnya sesuai kemampuan yang saya miliki. Dari upaya belajar-belajar menulis tersebut, dan disemangati oleh bang Juara R. Ginting ketika itu untuk menulis di Tabloid Sora Sirulo, beberapa tulisan saya tentang kampung halaman Desa Kutanangka (Kecamatan Taneh Pinem, Kabupaten Dairi) sering dimuat di tabloid yang terbit sebulan sekali tersebut.

Hal ini membuat semangat menulis saya meningkat. Sejak itu saya selalu mencoba menulis apa saja yang saya ketahui meski dengan cara sembarangan dan ala kadarnya.

Hal yang menarik ketika menulis di Tabloid Sora Sirulo kala itu adalah ketika berita tabloid itu dibacakan pula oleh salah satu stasiun radio di Kabanjahe (RBK Fm, Red.). Siaran radio ini kebetulan pula diterima dengan baik di kampung kami, sehingga warga kampung sering mendengar siarannya.

Suatu ketika, saat penyiar radio sedang membaca berita Sora Sirulo dan bertepatan pula berita yang saya tulis tentang Kutanangka yang sedang dibacakan, kebetulan pula ada warga kampung itu yang mendengar. Saya langsung ditelpon oleh warga kampung itu dan menanyakan apakah profesi saya saat itu sudah menjadi wartawan. Katanya, dia baru mendengar di radio berita yang saya tulis tentang kampung halaman kami. Saya jelaskan bahwa profesi saya bukan wartawan, tapi hanya sekedar sebagai penulis ala kadarnya. Selanjutnya saya jelaskan, tulisan itu dimuat di salah satu tabloid dan kemudian dibacakan melalui salah satu stasiun radio itu.

Terkait kegemaran saya menulis tentang desa kami, bukan melulu hanya tentang Desa Kutanangka yang saya tulis, tapi juga Desa Kempawa, Desa Lauperimbon dan desa-desa lainnya yang kebetulan memang masih berdekatan. Saya juga menulis bukan hanya melalui Tabloid yang dianggap lebih bergengsi, tapi melalui blog, serta media sosial lain seperti Facebook dan Twitter tidak saya lupakan.


[one_third]Sebuah Kebanggaan[/one_third]

Salah satu hal yang paling saya banggakan ketika menulis tentang potensi yang ada di Desa Kempawa, khususnya mengenai Danau Payakuda (Danau di Atas Bukit) dengan keberadaan Batu Umang, serta keberadaan Batu Perseminen (Batu Pilar Peninggalan Belanda) ternyata telah mengundang minat orang-orang untuk melihatnya secara langsung. Setidaknya sejak tulisan itu dipublikasikan pada tahun 2010 yang lalu, hingga saat ini sudah ada 3 rombongan mahasiswa USU yang mendatangi desa ini.

Ketika ditanya apa tujuan mereka mendatangi desa Kempawa, mereka menjawab penasaran ingin melihat secara langsung seperti apa keberadaan Danau di Atas Bukit dan juga keberadaan Batu Umang, serta batu peninggalan Belanda tersebut.

Artinya, tulisan yang saya buat bermanfaat mempromosikan potensi alam yang dimiliki desa kami, sekaligus telah mengundang perhatian orang lain untuk mengunjunginya.

Melalui tulisan ini, sebenarnya saya mau mengajak teman-teman agar mau juga meluangkan waktu untuk menulis berbagai potensi yang ada di desa kita masing-masing. Bila setiap warga desa yang ada di Taneh Karo mau menuliskan potensi desanya masing-masing, selain mempromosikan desa sendiri, ini juga akan berdampak bagi nama Taneh Karo secara keseluruhan sebagai daerah dengan potensi alam yang kaya raya.

One thought on “Pentingnya Menulis Potensi Desa di Media Online

  1. Bagus sekali anjuran ini Alexander. Inipun perlu disebarluaskan, satu contoh tulisan yang berhasil mencapai tujuanya membikin orang tertarik sama desa Kutanangka.

    “profesi saya bukan wartawan, tapi hanya sekedar sebagai penulis ala kadarnya”, . . . perubahan dan perkembangan . . . sekarang sudah mencapai tingkat penulisan junalistik yang canggih.

    MUG

Leave a Reply to MUG Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.