Djamin Ginting, Tokoh Pejuang dari Sumatera Utara

Oleh: Alexander Firdaust Meliala (Medan)

 

alexander firdaustDjamin Ginting adalah seorang putra Karo kelahiran Desa Suka (Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo) pada 12 Januari 1921. Dia dikenal sebagai salah seorang tokoh pejuang kemerdekaan yang telah banyak berjasa dalam mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan penjajah Belanda. Perannya pada masa penjajahan sudah terbukti dengan kepiawaiannya memimpin satuan militer di wilayah Sumatera Timur mulai dari tahun 1945 hingga 1950.

djamin 2.

Peranan penting yang dilakukan Djamin Ginting selama periode Revolusi Kemerdakaan antara tahun 1947 hingga 1949 dalam satuan militer di wilayah Sumatera Timur kala itu adalah bertujuan untuk mempertahankan dan membela kedaulatan Negara. Selain kesibukannya sebagai Komandan Resimen TNI, Djamin Ginting juga tercatat tidak hanya berjuang dengan senjata, namun dirinya juga ikut berperan dalam memprakarsai perjuangan di bidang pendidikan dan kesehatan dengan mendirikan sekolah serta rumah sakit.

Kepeminpinan Djamin Ginting dalam kemiliteran dimulai ketika rencana pasukan Jepang memanfaatkan pemuda Karo, untuk memperkuat pasukan Jepang, harus kandas ketika pihak Jepang menyerah kepada sekutu pada Perang Dunia II. Sebagai seorang komandan kala itu, Djamin Ginting langsung melakukan pergerakan untuk melakukan konsolidasi anggota pasukannya. Dengan cita-cita membangun kesatuan tentara di Sumatera Utara, Djamin Ginting akhirnya berhasil mengajak para anggotanya untuk tidak kembali ke desa masing-masing, sekaligus memohon kesediaan mereka untuk tetap menjadi pembela dan pelindung bagi warga Karo dari setiap kekuatan asing yang hendak menguasai daerah Sumatera Utara.

Sebagai buah dari cita-citanya untuk membangun kesatuan tentara di Sumatera Utara, di kemudian hari, pasukan Djamin Ginting memunculkan pionir-pionir pejuang di Sumatera Utara dan Karo. Beberapa pioner para pejuang tersebut diantaranya adalah Kapten Bangsi Sembiring, Kapten Selamat Ginting, Kapten Mumah Purba, Mayor Rim-rim Ginting, Kapten Selamet Ketaren, dan lain sebagainya. Berbagai pioner pejuang ini juga sekaligus menjadi cikap bakal terbentuknya Kodam II/Bukit Barisan yang masih eksis hingga saat ini.


[one_third_last]Prof. Dr. Usman Pelly MA pernah menuliskan[/one_third_last]

Berbagai kegigihan Djamin Ginting dalam mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia pada masa Agresi Militer Belanda I dan II juga telah menjadi catatan tersendiri bagi sebagian kalangan akademisi dan pemerhati sejarah. Bahkan guru besar dan sekaligus antropolog Indonesia, Prof. Dr. Usman Pelly MA pernah menuliskan opininya di salah satu surat kabar ternama di Indonesia dan menyebutkan sosok Djamin Ginting dalam opini tersebut sebagai penyelamat “daerah modal”.

djamin 1.“Djamin Ginting bukan sembarang hero atau pahlawan perang kemerdekaan. Tetapi beliau telah menyelamatkan daerah modal republik, satu-satunya di luar pulau Jawa,” demikian salah satu petikan tulisan opini Usman Pelly tersebut.

Selain pernah mendapatkan pujian dari seorang akademisi kenamaan Usman Pelly, ketokohan Djamin Ginting juga sangat diapresiasi oleh tokoh lainnya, yaitu Rektor USU Prof. Syahrial Pasaribu. Menurut Syahrial Pasaribu, catatan sejarah perjuangan hidup Djamin Ginting penting untuk terus digali, sehingga dapat menjadi teladan bagi semua generasi muda di masa yang akan datang.

“Letjend Jamin Gintings cukup banyak memberikan dedikasi dan sumbangsihnya yang tak terhingga bagi bangsa ini mulai dari masa perjuangan kemerdekaan sampai masa di tahun 1950-60an. Sehingga sebagai salah satu putra terbaik bangsa, catatan sejarah perjuangan hidup beliau sangat penting untuk kita gali kembali sehingga dapat menjadi teladan bagi kita dan generasi muda di masa mendatang,” ujar Syahril Pasaribu dalam sambutannya pada Seminar Nasional Epos Kepahlawanan Letjend Jamin Gintings yang pernah dilaksanakan di gedung Balai Citra Tiara Convention Hall, Medan.

Dalam mengenang jasanya, warga Sumatera Utara memang sudah sangat lama memberikan apresiasi yang luar biasa kepada sosok pejuang Djamin Ginting. Sebagai bentuk apresiasi warga Sumatera Utara tersebut masih terekam dari penabalan nama jalan Djamin Ginting sepanjang 80 km dari Medan hingga Kabanjahe. Selain penabalan jalan Djamin Ginting yang disebut-sebut sebagai salah satu nama jalan terpanjang di Indonesia, keberadaan patung Djamin Ginting juga diabadikan di depan Kodam I/Bukit Barisan sebagai apresiasi untuk mengenang jasa-jasanya dalam bidang kemiliteran.

Djamin Ginting memang telah lama tiada, yaitu pada 23 Oktober 1974. Tapi semangat perjuanganya hingga kini masih tetap membekas di benak warga Sumatera Utara, khusunya warga Taneh Karo Simalem. Sebagai upaya untuk tetap melestarikan semangat perjuangan Djamin Ginting tersebut, maka baru-baru ini telah dibangun pula sebuah Museum Perjuangan Letjen Jamin Ginting di Desa Suka, Kabupaten Karo.

17 thoughts on “Djamin Ginting, Tokoh Pejuang dari Sumatera Utara

  1. yang menyedihkan di kehidupan Jamin Ginting adalah dia harus “dibuang” pada akhir hidupnya. seorang tentara mati hidup untuk berperang, bukan jadi diplomat seperti jabatan yg di berikan Suharto kali itu kepadanya.. Jd Duta besar di Canada.. terpisahkan dr tanah yang ia cintai, dan dibela sepenuh hati…

    Pertanyaan besar
    kenapa Suharto menyuruh Jamin Ginting yg notabene seorang tentara di usia 50-an (belum pensiun) untuk “keluar” Indonesia?

  2. Daripada ribut2!..mending yang ngerasa Djamin Ginting sebagai pahlawan yaudah anggaplah demikian.begitu juga sebaliknya.
    Kalau saya pribadi selaki putra karo jelas memilih DG sebagai pahlawan nasional.
    Peace all

  3. Suruh tamana ku koran secara terbuka bahwa Simbolon yang pahlawan dan Jamin Ginting ras kalak Karo yang menembak KTN yang penghianat. Dari perhitungen enda jelas nge teridahkalak kai si ibelana. Pakailah logikanta kerina gelah siangka kerina. Adi menurut aku enda terjadi kerina karena Indonesia memang negeri yang SDA nya excellent. Belanda ras Inggris tidak ikhlas Indonesia Merdeka pada waktu itu. Setelah Indonesia diakui kemerdekaannya maka mereka pun mencari akal, saya pun mengalami situasi di Medan ketika Indonesia konfrontasi dengan Malaysia! Tapi ternyata sekarang merekapun diakali juga! Yang menjadi kaya raya adalah Singapura dan negeri Cina, Jadi endam gelarna politik siakal-akalen dan itu berlangsung sampai sekarang. Pendapat ini adalah hasil observasi selama hidup dari cerita-cerita orang-tua saya sampai akhirnya sayapun ikut menjadi pelengkap penderita karena saya juga membela Indonesia dengan cara saya sendiri yang membuat mereka panasen. Tetapi karena kita kalak Karo berada pada pihak yang benar yang tidak menyembah uang, Kita akan tetap i jujuri yang maha kuasa. Proses keadilan si meganjangna.
    Mejuah-juah.

  4. Kalau kita ingin tahu kondisi pada saat itu adalah dengan melihat daerah lain di Indonesia yang melakukan hal yang sama, pemberontakannya bukan oleh Simbolon tetapi juga beberapa daerah lain pada masa yang sama. Apa yang muncul dibenaknya pak MUG?

    Saya bukannya membenarkan pemberontakan tetapi mungkin pada saat itu pilihan terbaiknya adalah memberontak untuk menunjukkan sikap karena pemerintah mengabaikan daerah. Saya juga tidak bilang Djamin Ginting itu bukan patriot, beliau adalah pahlawan nasional yang berjasa bagi NKRI.

    Beberapa opini mengangap DG berkhianat terhadap kelompoknya Simbolon bisa juga dibenarkan, masalahnya adalah siapa berkhianat kepada apa dan siapa.

    Lalu siapa yang benar? tanyakan kepada pelaku sejarahnya yang masih hidup tetapi jangan tanyakan kepada keluarganya.

  5. “MUG harus lebih banyak belajar sejarah dan berpikir rasional terhadap situasi kondisi pada masa itu.”
    Lae ini kelihatannya sudah banyak mempelajari ‘situasi kondisi pada masa itu’. Cobalah Lae jelaskan soal masa itu dengan ‘berpikir rasional’, siapa tau nanti bisa lebih banyak yang tambah rasional berpikirnya seperti Lae ini.

    Bujur Lae.

    MUG

  6. ini MUG terlalu melebar, semua orang juga tahu Hitler itu melakukan kejahatan perang berbeda jauh dengan kol simbolon. Kalau membandingkan harus yang sepadan, coba tanya arti pemberontakan terhadap tokoh Timor Timur, Aceh, Papua. MUG harus lebih banyak belajar sejarah dan berpikir rasional terhadap situasi kondisi pada masa itu.

  7. Masyarakat dunia tidak bodoh dan sebagian besar sudah tidak dapat lagi dibodohi.
    Kisah heroisme Djamin Ginting yang mungkin selama ini disenyapkan dengan berbagai alasan, diera keterbukaan ini, siapa sanggup menutupinya?

    Apapun kata orang, dunia tahu Djamin Ginting-lah pahlawan sesungguhnya dan Pemerintan Indonesia juga sudah mengakuinya.

    Mejuah-juah. Djamin Ginting Pahlawanku. 🙂

  8. “Ketika Suharto menjatuhkan Presiden Sukarno maka posisi pahlawan pindah tangan kepada anggota PRRI/Permesta yang bekerja-sama dengan Singapura” (HS).

    Ketika perang dunia 2 sudah selesai, Churchil pernah bilang sekiranya tadi Hitler yang menang maka dia akan jadi penghianat dan Hitler jadi pahlawan. Ini memang demikian dari segi menang dan kalah. Dan ini terjadi pada abad 20, abad kegelapan dan segala macam penipuan maupun ketidakadilan yang belum bisa dibongkar abad 20.

    Berlainan dengan abad 21, abad keterbukaan dimana kegelapan masa lalu tak ada lagi yang bisa menutupi. Jadi sekarang jadi jelas siapa pahlawan siapa pengkhianat dari segi kebenaran dan keadilan yang sudah bisa dijelaskan oleh jutaan orang dan kepada jutaan orang pula.

    Sekarang bahkan sipengkhianatpun bisa mengerti sendiri pengkhianatannya dari penjelasan dan penyelidikan jutaan orang. Jaman sekarang ialah jaman lentera publik, lentera jutaan orang, tak ada tempat sembunyi bagi kebusukan dan kegelapan, begitu juga bagi kebenaran dan keadilan. Kalaupun tadi Hitler menang dan Churchil kalah dan jadi pengkhianat dan Inggris bayar semua biaya perang, tetapi dalam era keterbukaan sekarang terbongkar juga siapa yang salah dan benar.

    Pada era abad 20 berlaku kegelapan dan dilindungi pula dengan kekuatan senjata (kekuasaan) seperti terjadi di negara-negara komunis/sosialis blok timur. Juga berlaku di barat dan dimana saja, kegelapan selalu ditutupi oleh penguasa. Di blok barat dibongkar oleh Snowden dan Assange. Di blok timur/komunis terbongkar sendiri karena sistem kekuasaannya runtuh sendiri dalam proses pembusukan alamiah yang terjadi pada sistem kegelapan itu. Semua sistem dan pikiran gelap yang masih ada, pada abad 21 akan tersisih dan berangsur lenyap. Yang paling terlihat ialah sistem spionase dan mata-mata atau saling memata-matai secara gelap. Yang terang-terangn, terbuka dan ilmiah terlihat semakin menonjol.

    MUG

  9. Perbedaan pemberontak dengan pahlawan memang sangat tipis, ketika pemberontakan berhasil maka akan disebut pahlawan.

  10. Ketika Suharto menjatuhkan Presiden Sukarno maka posisi pahlawan pindah tangan kepada anggota PRRI/Permesta yang bekerja-sama dengan Singapura. Perhatikan saja pada masa kini, masih tetap berlangsung.

  11. Kadang-kadang orang menyudutkan Karo melalui relasi M.Simbolon vs Djamin Gintings ini dengan sengaja memelintir atau memang tidak tahu persis kondisi sesungguhnya pada saat itu. Fakta yang benar adalah Kol M Simbolon melalui PRRI hendak memutus hubungan (memberontaK) thdp Pemerintah Pusat Pimpinan Presiden Sukarno, bukan sekedar menuntut perhatian pemerintah pusat atas perbaikan kesejahteraan prajurit dan daerah sebagaimana telah disepakati sebelumnya. Jikapun saya sebagai Panglima menghadapi keadaan spt itu, saya akan tumpas tuntas para pemberontak sampai ke akar-akarnya. Setia kawan itu utk tujuan baik, bukan utk menjerumuskan kawan.

  12. “Seorang pemberontak hendak mengajak wakilnya ikut memberontak bersamanya, ketika wakilnya tidak mau lalu orang lain mengatakan bhw wakil tsb tidak setia/penghianat”.
    RGM melukiskan sangat jelas dan tegas soal ‘pengkhianatan’ ini.

    Bisa juga kita meraba-raba situasi ketika itu. Djamin Ginting sebagai ‘bawahan’ ketika itu sebagai Kepala Staf TT I, tak punya pasukan langsung seperti seorang panglima atau sebagai komandan pasukan lainnya seperti batalion dsb. yang bisa langsung diperintahkan menangkap Simbolon atau Boyke Nainggolan.

    Situasi lainnya ialah bahwa Karo dianggap Batak, termasuk Djamin Ginting menganggap Simbolon sebagai ‘saudara’ (ketika itua Simbolon malah dianggap sama dengan Ginting, bukan seperti pengertian sekarang bahwa Ginting (Karo) sudah ada di Sumatra 7400 tah lalu, sedangkan Simbolon (Batak) baru datang 2000-3000 tah lalu menurut prof Bungaran Simanjuntak. Suasana KBB belum ada ketika itu.

    Ketika malam Natalan di rumah kediaman Simbolon, ada perintah penangkapan Simbolon dari Jakarta, Djamin Ginting langsung permisi dan pergi ke ruang kepala Staf merencanakan penangkapan, terutama pasukan/kesatuan mana ditugaskan (Djamin Ginting tak punya pasukan langsung). Simbolon mengerti ‘bahaya’ yang akan menimpa dirinya, dan pergi ke batalion Sinta Pohan cari perlindungan dan seterusnya melarikan diri ke Taput.

    MUG

  13. Seorang pemberontak hendak mengajak wakilnya ikut memberontak bersamanya, ketika wakilnya tidak mau lalu orang lain mengatakan bhw wakil tsb tidak setia/penghianat. Kesetiaan yg utama itu bukan ke orang per orang, tapi ke bangsa dan negara. Orang per orang termasuk atasan sekalipun bisa salah dan berganti, tapi kalau bangsa dan negara tidak.

    1. bukan masalah tidak maunya paok….cman masalahnya dajamin ginting dan M simbolon dan boyke panjaitan sudah melakukan persekutuan yg di jamin dengan darah yg disatukan. Tapi ujung2nya djamin ginting berkhianat dengan perjanjian tersebut karena TAKUT pada pemerintah Indonesia. Yang mengerikan lagi djamin ginting malah membocorkan smua rencana yg telah disepakati. malah jamin ginting ikut2an mau menangkap si Simbolon sama Panjaitan. kan anjing sifat kek gitu

      1. Bedakan TAKUT dengan SETIA kepada pemerintah pusat. Kalau M. Simbolon jelas Tidak Setia dengan pemerintah pusat, termasuk tidak setia kepada Panglima TNI ketika itu hanya karena soal perut dan kekuasaan. Dalam banyak hal kita boleh saja kecewa dengan pemerintah, tp janganlah penyelesaiannya dengan pemberontakan. Contoh, alm. Mayor Selamat Ginting (pemimpin Napindo Halilintar) adalah salah seorang pemimpin perjuangan Sumut yg berpengaruh dan pada saat reorganisasi TKR (TNI kala itu) KECEWA berat krn pangkatnya disesuaikan (diturunkan). Dia keluar dari TKR dengan pangkat Mayor dan tetap setia kepada Presiden Sukarno, bukan memberontak dan memerangi TKR/TNI. Jamin Ginting telah memimpin pertempuran di berbagai front, shg jelas sifat penakut tak ada dlm dirinya. Bukti paling sahih ttg kepahlawanan Jamin Ginting adalah Presiden Jokowi menganugrahinya sebagai Pahlawan Nasional. Anda pikir Jokowi dan tim bodoh ?

  14. “jangan banyak cinconglah jamin ginting adalah seorang penghianat besar dari sebagian teman-teman simbolon yang tidak kosekuen dipertemuan 4 des . jadi wajarlah dia menyingkir kedaerah asalnya menunggu pasukan pusat datang. kan gitu coy. makanya dia mati diluar negeri(amerika Serikat ) Karna Apa???…ya bumi indonesia pun nga betah menerima Jasadnya……….jangan lupa kawan2 jamin ginting adalah kepercayaan simbolon, tapi dia menghianatinya supaya jadi panglima TT I/BB. jadi itu hal yang lumrah Saudara Apalagi Didaerah dia……horas”

    Ini adalah komen seorang . . . atas kebesaran Jamin Ginting. Bagi lae ini Jamin Ginting tak ada apa-apanya dibandingkan M Simbolon yang ketika itua jadi panglima TT1. Simbolon pahlawan sedangkan Jamin
    ginting pengkhianat. Persoalannya ialah pahlawan apa dan pengkhianat apa, itulah yang akan dipancing hakiki persoalannya dalam era TRANSPARANSI sekarang.

    MUG

Leave a Reply to Herlina br Surbakti Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.