Jangan Maklum dengan Pikun

Oleh : Dr. Lahargo Kembaren, SpKJ (psikiater)

Kepala SMF Psikiatri RS.Marzoeki Mahdi Bogor

 

lahargo 1.“Dok…orangtua saya sudah pikun tapi sekarang ini banyak perilakunya yang mengkhawatirkan, seperti sering keluyuran, curiga pada suami, dan marah-marah.” Terdapat suatu pendapat di masyarakat yang cenderung memaklumi kepikunan sebagai hal lumrah. Setelah muncul gejala psikologis dan perilaku yang lebih berat, baru pasien dibawa berobat.  Ini menyebabkan terjadinya keterlambatan penanganan pasien dengan kepikunan atau di medis disebut demensia.

 

 

Foto: Ita Apulina Tarigan

 

 

Usia tua adalah bagian dari periode kehidupan manusia yang tidak dapat dihindari. Menjadi tua berarti bertambahnya umur dan mulai berkurangnya fungsi tubuh dan fungsi sosial. Tetapi, menjadi tua tidak berarti harus menjadi sakit dan pikun. Setiap orang memiliki hak yang sama menjadi orang lanjut usia yang sehat. Setiap kita pasti pernah menyaksikan seorang yang sudah lanjut usia menjadi pikun, lupa menaruh barang sehingga menjadi marah karena menganggap ada orang yang menyembunyikan barang yang dicarinya, atau juga sulit untuk mengingat nama orang-orang yang sebenarnya dikenalnya. Bahkan yang paling berat bisa saja orang tua tersebut sulit mengenali benda-benda sekitarnya dan kesulitan mengurus dirinya sendiri.

[one_third_last]proses degeneratif otak[/one_third_last]

Demensia/pikun bukan merupakan bagian wajar dari proses menua. Dengan mengetahui gejala dan melakukan penatalaksanaan yang tepat, demensia/pikun dapat dicegah, dihambat, dan disembuhkan sehingga kualitas hidup dapat dipertahankan.  Keberhasilan di bidang kesehatan meningkatkan usia harapan hidup.  Dengan demikian jumlah Lansia ( >60tahun) juga semakin meningkat. Peningkatan jumlah lansia ini membawa dampak di bidang kesehatan sehingga pola penyakit bergeser ke arah yang berhubungan dengan proses degeneratif otak; di antaranya adalah demensia yang di Indonesia dikenal dengan sebutan pikun.

Keberadaan orang tua yang pikun akan menjadi masalah besar terutama dalam perawatan karena penderita membutuhkan perawatan paripurna sepanjang hari. Hal ini disebabkan pada penderita terjadi gangguan kognitif dan perilaku yang selanjutnya memberikan gangguan pada kegiatan sehari-hari dan fungsi sosialnya. Selain akan menguras tenaga dan biaya perawatannya, juga menimbulkan stress pada seluruh anggota keluarga.

Demensia dibagi ke: 1. Demensia alzheimer yang ditandai dengan penurunan fungsi otak yang perlahan dan bertahap, dan 2. Demensia vaskular yang ditandai dengan penurunan yang cepat dan mendadak dari fungsi otak, dan demensia lainnya.

Bila dikenal secara dini dan mendapat penatalaksanaan yang tepat, Demensia dapat dicegah, dihambat progresifitasnya dan, bahkan, dapat disembuhkan pada beberapa keadaan sehingga penderita dapat mempertahankan kualitas hidupnya.

Berikut ini adalah gejala-gejala demensia :

  • Mudah menjadi lupa terutama untuk hal yang baru
  • Gangguan komunikasi terutama verbal dalam komprehensi, kosa kata, dan keterlambatan mengingat kembali kata yang harus diucapkan
  • Kesulitan dalam melakukan aktivitas harian yang sederhana
  • Kesulitan mengenali tempat dan waktu
  • Penampilan yang memburuk terutama karena tidak memperhatikan kebersihan diri dan berpakaian tidak serasi
  • Kesulitan dalam melakukan penghitu ngan sederhana
  • Salah meletakkan barang dan curiga seseorang telah mencurinya
  • Perubahan perasaan dan perilaku sehingga sering murung, marah-marah, keluyuran, gelisah sampai agresif
  • Perubahan kepribadian
  • Hilang minat dan inisiatif

Orang tua yang memiliki gejala-gejala di atas perlu segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan gejala demensia yang dialaminya. Penanganan yang kemudian diberikan pada orang tua yang mengalami demensia antara lain adalah :

  • Obat-obatan : beberapa obat seperti Donapezil HCl, Rivastigmin dapat menghambat dan memperbaiki demensia yang terjadi
  • Mengatur pola hidup yang sehat : makan makanan bergizi yang sehat, perbanyak makan sayur dan buah, olah raga yang teratur, tidur yang cukup, cara berpikir yang positif dan rasional
  • Melakukan beberapa tips berikut ini :

Tips merawat daya ingat :

  • olah raga atau relaksasi teratur (jalan santai, senam jantung/pernapasan, tenis, yoga, meditasi, tai-chi, dll)
  • makan makanan kaya omega 3, antioksidan, serat, biji2an/karbohidrat kompleks
  • sosialisasi (arisan, organisasi RT, perkumpulan keagamaan, dll)
  • membaca (buku, koran)
  • asah otak (TTS, scrabble, catur, kartu)
  • belajar hal baru (bahasa, menjahit/merajut)
  • Tips membantu daya ingat :
    • buat jembatan keledai (kata kunci, asosiasi nama-wajah)
    • selalu letakkan barang (kunci, kacamata) pada satu tempat
    • beri tanda di kalender/agenda atau buat catatan yang ditempel di tempat yang sering dilewati (pintu, kulkas) untuk mengingat apa yang akan dilakukan
    • sering mengulang dalam hati hal yang ingin diingat

Demensia/kepikunan bukan suatu hal yang lumrah, tapi perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang serius. Jadi, jangan maklum dengan pikun! Salam sehat jiwa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.