Kolom M.U. Ginting: SOLIDARITAS KE DALAM DAN KE LUAR

M.U. GintingBhinneka Tunggal Ika menggambarkan ‘perpecahan’ dan ‘kesatuan’. Abad sekarang atau abad 21 kita namakan abad PERBEDAAN karena yang ditekankan sekarang ialah perbedaannya, dalam arti mempelajari perbedaan dari segi-segi yang terpecah-pecah itu.

 

solidaritas 1
Pembuatan film promosi wisata Kabupaten Deliserdang yang diperankan oleh para artis Sanggar Seni Sirulo, Medan.


Tanpa mengetahui perbedaannya amat sulit atau tak mungkinlah kita mencari persamaan atau apa yang menyatukan kita dalam tingkat perkembangan tertentu dalam sejarah satu bangsa atau dunia. Era lalu, persamaan dan persatuan dipaksakan dan perbedaan malah digelapkan, sehingga berakibat fatal, munculnya kekerasan dan pembunuhan massal.
Suku Karo, seperti juga suku-suku lainnya, adalah salah satu diantara unsur Bhinneka Tunggal Ika.

Karena itu, mengetahui sebanyak mungkin soal suku Karo, perubahan dan perkembangannya, pastilah termasuk di dalam wacana MENGETAHUI DAN MEMPELAJARI PERBEDAAN dalam Bhinneka Tunggal Ika. Bagi orang Karo sendiri, sama halnya bagi etnis-etnis lainnya, tentulah soal ini menjadi tantangan tersendiri sesuai dengan kharakternya, way of thinkingnya dan filsafat hidupnya “siagengen radu mbiring, sikuningen radu megersing” atau dalam bahasa internasional win win solution. Ini mengingatkan orang Karo harus selalu bertindak tidak merugikan siapa-siapa tetapi berusaha menguntungkan semua (adil).


[one_third]Memupuk solidaritas suku[/one_third]

Tantangan ke dalam bagi orang Karo pertama ialah meningkatkan solidaritas sukunya sendiri sebagai syarat pertama untuk bisa bikin solidaritas terhadap suku-suku lainnya. Tiap suku termasuk Karo harus punya strategi ini dulu dalam menghadapi sukunya sendiri. Memupuk solidaritas suku ini tidak gampang bagi sebagian suku bangsa yang sudah mulai ‘terpecah’ karena persaingan etnis (ethnic competition) dan terutama yang sudah tak jelas batas daerahnya sebagai basis kultural yang harus ada bagi setiap suku bangsa (asli) dalam Bhinneka Tunggal Ika. Cultural values and Norms serta daerahnya masih tetap diperlukan sebagai basis kultural setiap suku bangsa dan sebagai basis penting Bhinneka Tunggal Ika.

Begitu juga dalam mendukung anak gadis berbakat Lyodra beru Ginting dibutuhkan solidaritas Karo yang luas. Solidaritas ini sebagai basis solidaritas utama akan memancing solidaritas-solidaritas lainnya. PKM (Pemuda Karo Medan) sedang giat-giatnya bikin inisiatif solidaritas Karo antara lain dalam menonton film Likas (Rako Prijanto), film mana adalah tonggak penting ke dua dalam memperkenalkan tradisi perjuangan patriotis suku Karo dari segi film setelah film “Turang” (Bachtiar Siagian).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.