Kolom M.U. Ginting: Ignasius Jonan Digadang Jadi Menteri

M.U. GintingIgnasius Jonan digadang-gadang jadi menteri Jokowi. Ignasius adalah seorang keturunan Tionghoa. Saya katakan ini, perlu untuk membedakan sifat bisnisnya, dan juga sikap-sikap lain dalam menghadapi atasan dan bawahan, yang semua sesuai dengan kultur dan sifat positif bisnis orang Tionghoa.

Dari segi lain, banyak juga kritikan atas ’sikap bisnis’ orang Tionghoa di Indonesia. Misalnya, dalam perusahaan besar Tionghoa tak ada kepercayaan kepada orang ’asli pribumi’ untuk menempati tempat-tempat tertentu (penting) dalam perusahaan. Ini banyak terjadi dan bukan rahasia.

Tetapi, barangkali kalau dipikirkan lebih dalam, bisa juga kita mengerti mengapa mereka bersikap demikian ketatnya dalam soal ini. Ditinjau dari perbedaan kultur, orang ’asli pribumi’ ini memang sangat berbeda. Misalnya, dalam soal suap dan korupsi serta pemborosan waktu dan duit maupun kemalasan atau ketidakseriusan yang sangat jarang dalam bisnis kalangan Tionghoa.

Mereka juga tak ada waktu atau tidak akan menyia-nyiakan waktu dan uangnya untuk mencari orang pribumi yang kemungkinan cocok menempati tempat penting dalam bisnis mereka. Sedangkan di kalangan Tionghoa cukup banyak dan cepat bisa ditemukan orang yang bisa cocok.


[one_third]Sering juga disamakan dengan Jokowi, blusukan[/one_third]

Sikap dan sifat Ignasius Jonan ada kedekatan dan miripnya dengan sifat dan sikap yang disukai oleh orang Indonesia, sifat merakyatnya. Sering juga disamakan dengan Jokowi, blusukan. Sifat dan sikap yang telah membikin Ignasius maupun Jokowi jadi populer, kesenangan rakyat. Ignasius maupun Jokowi bisa saja menipu atau mengelabui mata rakyat, tetapi dalam pekerjaannya nanti tentu semua bisa diuji sampai di mana mereka bisa memenuhi kewajibannya dalam mengabdi pada rakyat; Ignasius sebagai Menteri Perhubungan dan Jokowi sebagai presiden RI. Ini bisa terlihat dan bisa teruji nanti dalam era INTERNET sekarang, era DIALOG dan TRANSPARAN.

Rakyat dari semua lapisan dan semua penjuru bisa melihat, mengontrol dan memberikan kritikan, makian atau pujian. Seluruh rakyat bisa jadi saksi, jadi peneliti dan berikan pendapat dan analisa dengan argumentasi yang semakin mendekati kebenaran Itulah perkembangan yang pasti dan tak bisa lagi dielakkan oleh siapapun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.