Seminar Internasional Jati Diri di USU Medan

Oleh: Herlina Surbakti (Medan)

 

herlina 3Fakultas Ilmu Budaya USU baru saja melangsungkan seminar internasional [28-29 November 2014] dengan thema Empowering Local Wisdom In Support of Nation Identity  (Memberdayakan Kearifan Lokal dalam Mendukung Identitas Bangsa).

 

 

 

identitas 2

Seminar ini dihadiri oleh beberapa “keynote speaker” internasional maupun nasional. Semua pembicara mengangkat topik yang sangat menarik. Ada yang membahas “kebangkitan dan revitalisasi budaya”, ada yang berbicara tentang heritage dan politik. Adapula seorang presenter yang memaparkan temuannya tentang bagaimana anak-anak muda di Medan amat tidak menghargai budayanya sendiri. Kebanyakan dari mereka malu akan keberadaan budaya mereka. Ini terjadi pada semua suku bangsa di Medan kecuali orang-orang Tionghoa.

Agar seseorang dapat mempunyai karakter yang kuat dan mampu mengharungi arus globalisasi, setiap orang harus mengenal jati dirinya atau dia haruslah mempunyai akar budaya yang kuat pula. Situasi di mana kita sudah tidak bangga untuk mempraktekkan tradisi kita akan mengakibatkan. bahasa-bahasa regional termasuk bahasa Karo akan terancam punah. Apabila ini tidak diperbaiki maka anak-anak Indonesia/Karo tidak akan mampu bersaing dengan pemuda-pemuda yang menyadari siapa dirinya.

Oleh karena itu, di samping memperkenalkan budaya lokal dan bahasa lokal oleh orangtua di rumah, guru-gurupun seharusnya mengikutsertakan pendidikan pembangunan character yang dimasukkan pada setiap mata pelajaran.

identitas 3Ada beberapa hal yang wajib diajarkan dan dipraktekkan sejak usia dini yang antara lain adalah trustworthiness/ dapat dipercaya /amanah. Ini termasuk ke dalam salah satu kearifan lokal di dalam Budaya Karo. Truthfulness/ berkata jujur juga termasuk sebagai kearifan local.

Selain itu, active Listening, No Put Downs dan melakukan setiap pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Untuk melakukan semua pekerjaan sebaik-baikanya ada 19 butir para meternya misalnya: bertanggungjawab, berinisiatif, peduli pada lingkungan dan satu sama lain, sabar, mempunyai rasa humor, mampu mengatasi masalah, bersahabat, lentur, berani, berintegritas, ingin-tahu, berusaha, gigih, bangga, serba tahu/resourceful, kreatif dan teratur/organization.

Apabila poin-poin ini sudah diajarkan dan dipraktekkan sejak usia dini ditambah lagi dengan contoh perbuatan orang dewasa (orangtua dan guru), saya yakin anak-anak kita akan menjadi lebih berpotensi dan mereka akan sejak dini dapat memilih jalan hidup untuk bertanggungjawab. Mereka tidak akan pernah malu menjadi siapa mereka sebenarnya. Mejuah-juah!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.