Kolom M.U. Ginting: JOKOWI DAN KBB

M.U. GintingBahwa Jokowi tidak memasukkan orang Batak ke pemerintahannya membikin orang-orang Batak keluar sebagai oposisi bagi Jokowi dan pemerintahannya. Jokowi mengenal orang Batak sangat jauh dari way of thinking orang Jawa atau orang introvert pada umumnya.

Jokowi belum memahami bagaimana menggunakan orang Batak sebagaimana SBY sudah memahami dan memakai orang Batak. Jokowi mengenal orang Batak dari ’teriakan’ mereka dalam abad lalu yang memang adalah abad loudmouth/ braggarts. Teriakan-teriakan Effendi Simbolon kepada Jokowi telah berfungsi juga sebagai faktor tambahan kenegatifan orang Batak di hadapan Jokowi.


[one_fourth]Pengetahuan Jokowi tentang Karo semakin mendalam semakin hari[/one_fourth]

Jokowi sudah mengenal orang Karo yang lebih dekat dengan kejawaannya, tetapi belum meyakini kalau orang Karo bisa dipakai sebagai ’benteng’ penting dalam perjuangan kekuasannya atau kepresidenannya. Pengetahuan Jokowi tentang Karo semakin mendalam semakin hari, terutama dari pencerahan KBB (Karo Bukan BataK) yang sangat banyak dan intensif di internet/ media sosial. Akan tetapi, masih terlalu sedikit orang Karo yang menonjol secara nasional yang bisa menarik perhatian Jokowi.

Terlalu sedikit yang nyaring suaranya untuk bisa memberikan kesan bagi Jokowi.

Orang Karo memang tidak akan pernah nyaring teriakannya. Sudah bisa dipastikan oleh Jokowi, tetapi dari marga-marga/ merga-merga yang tersiar belum bisa dia membedakan Karo atau Batak. Dari teriakannya dia bisa membedakan, dari marganya belum.

Orang Karo dengan stimulasi internalnya adalah orang simpel dan jujur yang sesungguhnya bisa dipakai dalam semua pemerintahan. Tetapi, siapa yang bisa melihat ini?


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.