Kolom M.U. Ginting: JA TADINGTA E?

M.U. GintingDiskusi character building yang akan dilaksanakan oleh Pemuda Karo Medan (PKM) bisa dikatakan merupakan sebuah tonggak penting dalam perkembangan kemajuan Karo terutama di kalangan pemuda dan generasi mudanya. Dengan menganalisa kekurangan yang selama ini telah dirasakan atau yang belum dirasakan dan kemudian berhasil mengubahnya menjadi kelebihan, adalah sikap dan kegiatan luar biasa yang bisa dicapai dan dipraktekkan oleh pemuda Karo dan generasi muda Karo.

Dalam perjalanannya ke Swedia akhir abad lalu, Dalai Lama menilai ketinggalan yang dialami Tibet sebagai satu etnis dan kultur yang unik tetapi sedang terancam punah, dia bilang: “Tibet’s tragedy we are experiencing now, Tibet’s own long periods of indifference and ignorance of events in the outside world. I realize the seriousness of the situation, the fact that the Tibetans’ survival as a people with unique cultural heritage is threatened. I can feel the value of the minimum contribution I can make to the Tibetan people’s survival.”

Orang Tibet yang introvert, banyak mengalah saja atas tekanan dan desakan daerah dan kultural dari pihak China. Sangat terlihat memang orang Tibet masa bodoh saja menghadapi jurang kepunahannya selama setengah abad lebih. Dalai Lama sangat prihatin melihat situasi ini dan berkunjung ke seluruh dunia menjelaskan bakal punahnya Tibet sebagai satu nation dan kultur kalau tak berbuat apa-apa. Banyak simpati dunia kepada rakyat Tibet dan banyak diantara orang-orang Tibet sekarang tak takut lagi membuka matanya, berbuat sesuatu menyelamatkan kultur dan nation Tibet.


[one_fourth]Gejala penekanan dan usaha kepunahan Karo sangat terlihat, seperti mau membatakkan Karo[/one_fourth]

Soal indifference and ignorance ini terjadi juga gejalanya di kalangan sebagian Karo pada periode tekanan diktatoris Orba, walaupun banyak juga yang keras menentang, berlainan dengan Tibet yang sepenuhnya diam saja ketika itu. Gejala penekanan dan usaha kepunahan Karo sangat terlihat, seperti mau membatakkan Karo, mau mengganti Tahura jadi Sisinga, perampokan Kuta Pengkih, Juma Tombak, 9 desa Bangun Purba, perusakan lingkungan dan tanah ulayat Karo di Deliserdang sampai hari ini.

Pemuda Karo Medan sudah pasti melihat ini semua dan juga sedar ’jika diam saja tak akan ada perubahan’. Berarti juga bahwa Pemuda Karo Medan sudah punya ”kesadaran tinggi akan gagasan-gagasan”. Dalam istilah umum di pemerintahan Jokowi dikatakan ’membikin terobosan-terobosan’. Di sini menyangkut survival satu etnis (kultur dan daerahnya). Terobosan-terobosan yang berarti mengintensifkan perubahan dan perkembangan demi kemajuan Karo. Dalam arti lebih luas, berarti perjuangan untuk kemajuan daerah dari semua kultur nation Indonesia.Tak perlu ada yang tertinggal apalagi punah.

Pemuda Karo terlihat merasakan seperti Dalai Lama bilang “I can feel the value of the minimum contribution I can make to the Tibetan people’s survival.”

Di sini Tibet diganti Karo.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.