Kolom M.U. Ginting: Mahmoud Abbas ke Swedia

abbas
Abbas bersama Menlu Swedia (kiri) di Swedia [Selasa 10/2]

M.U. GintingKemarin [Selasa 10/2], pemerintah Swedia sibuk dengan kunjungan kenegaraan dari Palestina, Presiden Mahmoud Abbas. Ini adalah sebagai lanjutan atau konsekwensi dari pengakuan negara Palestina oleh pemerintah Swedia yang baru terpilih pada Pemilu baru lalu (2014). Pemerintah ini adalah koalisi ’merah-hijau’ antara orang sosial-demokrat dengan orang-orang partai lingkungan.

Banyak pro-kontra atas pengakuan terhadap Palestina ini, tetapi Menlu Swedia bilang, sudah cukup syarat yang memenuhi kriteria untuk mengakui Palesinta sebagai satu negara: 1. ada daerah dan batas-batasnya, 2. ada penduduknya. 3. ada pemerintahannya. Ini sebagai 3 kriteria internasional yang diakui. Abbas diundang karena sudah diakui.

Begitu juga kedatangan Abbas ke Swedia, banyak yang menganggap sangat kontraversial dan tak membantu perdamaian antara Palestina dan Israel. Pemerintah Swedia beranggapan akan membantu karena, pertama-tama, bisa berunding dengan dasar sederajat, berunding antara dua negara/pemerintahan.


[one_fourth]semua ikut kasih pendapat dan penilaian[/one_fourth]

Abbas terakhir sudah melihat kemungkinan yang lebih baik dengan ’menginternasionalkan’ problem Palestina, dan undangan Swedia ini sesuai dengan cita-cita Abbas, yang menginginkan ’penonton’ seluruh dunia jadi ’pemain’ dalam penyelesaian Palestina. Artinya, semua ikut kasih pendapat dan penilaian. Ini juga sesuai sepenuhnya dengan politik internasional Swedia dalam menghadap semua persoalan dunia. Dengan kekuatan militer sudah tak mungkin

Kalau dibilang menjadikan ’penonton’ jadi ’pemain’ seperti ada negatifnya, tetapi sebenarnya ini adalah gambaran nyata perubahan dan perkembangan dunia, memakai dialog, diskusi, debat dalam jiwa keterbukaan dan transparansi serta melibatkan jutaan orang. Ini kita sudah melihat hasilnya secara nasional, tetapi tak diragukan berlaku juga dalam soal-soal antara dua negara (bilateral). ’Usur-usur piari’ dalam bahasa Karo, tak bisa lain bahwa ’betahna’ semakin tersisihkan juga. Kebenaran dan keadilan semakin terlihat dan nyata karena semua orang atau seluruh penduduk dunia ikut jadi ’pemain’.

[one_fourth]PM Swedia menanggapi dan menjawab semua soal dengan tenang[/one_fourth] 

Swedia memang hebat dalam menyesuaikan diri dan memanfaatkan internet/teknologi informasi untuk memperbaharui pikiran dan juga dalam praktek digunakan. Dimanfaatkan dalam diskusi, debat antara pemerintah dan oposisi. Terakhir yang baru ialah bikin Forum Diksusi tetapi bukan debat antara pemerintah dengan oposisi. Saya melihat bagaimana PM Swedia menanggapi dan menjawab semua soal dengan tenang, sepertinya hanya bikin pencerahan. Ini perkembangan baru di Swedia. Rakyat Swedia memang sangat berjiwa dan merupakan rakyat internet, perubahan dan perkembangan dalam pikiran publik terlihat jelas peningkatannya.

Indonesia telah mulai bisa melihat kegunaan ‘penonton’ jadi ‘pemain’ ini, yang terlihat juga dalam persoalan aktual KPK-Polri. Pendapat orang banyak (publik) semakin terasa banyak menentukan. Perkembangan yang bawa harapan. ’Pencerahan dan Harapan’ kata Sutradara Ginting, telah berlaku global termasuk dalam menyelesaikan persoalan sulit seperti Palestina.



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.