Negara-negara Arab Semakin Marah Terhadap ISIS

mesir 1
Saat-saat menjelang pemenggalan kepala 21 pekerja Mesir beragama Kristen Koptik oleh ISIS di Libya.

LORETA KAROSEKALI. AMSTERDAM. Pemboman dari udara yang dilakukan oleh Mesir di Libya hari ini [Senin 16/2] dikabarkan menewaskan 50 orang di sebuah tempat penting di Kota Derna.

Menurut juru bicara Pemerintah Mesir, di kota pesisir Libya inilah sebuah kelompok Islam radikal pada bulan Oktober tahun lalu mendeklarasikan dirinya telah bergabung dengan ISIS.

Angkatan Udara Mesir berencana menghancurkan kamp-kamp pelatihan dan gudang senjata mereka dalam rangka membalas pemenggalan kepala yang dilakukan oleh kelompok Islam tersebut terhadap 21 orang Mesir yang bekerja di sana. Meski semuanya mereka beragama Kristen Koptik, Pemerintah Mesir sepertinya sangat marah atas kejadian yang menimpa warga negara mereka itu.


[one_fourth]Mesir sungguh-sungguh telah menjadi peserta koalisi[/one_fourth]

Angkatan Bersenjata Mesir sejak beberapa waktu lalu telah ikut bertempur di Gurun Sinai melawan kelompok Islam yang berafiliasi ISIS, tapi penyerangan yang mereka lakukan barusan adalah untuk pertama kalinya mereka beroperasi di luar wilayah negara mereka sendiri. Ini merupakan bukti nyata bahwa Mesir terang-terangan telah menjadi peserta koalisi internasional yang dikordinir oleh Amerika Serikat (AS) dalam memerangi ISIS.

Penggalangan persatuan negara-negara Arab untuk melawan ISIS tampaknya semakin kuat. Gerak-gerik militer Yordania semakin meningkat untuk menyerang ISIS di Syria sejak pilot mereka dibakar hidup-hidup oleh ISIS. Kemarin [Minggu 15/2], Angkatan Udara dari Uni Emirat Arab melakukan pemboman di Libya dan siap membantu Mesir untuk menghancurkan para teroris ISIS di Libya. Adapun pemerintah resmi Libya telah meminta Barat untuk memperluas wilayah penyerangan terhadap ISIS hingga ke Libya.

Sebagaimana diberitakan oleh sebuah stasion televesi Belanda NOS hari ini, Pemerintah Mesir telah mengirimkan Menteri Luar Negeri mereka ke Gedung Putih untuk melakukan koordinasi dengan Presiden AS Obama terkait penyerangan selanjutnya terhadap ISIS.

Dalam pidato nasionalnya kemarin malam [Minggu 15/2], Presiden Mesir Al-Sissi mengumumkan masa berkabung selama 7 hari terkait pembunuhan massal warga Mesir yang dilakukan ISIS di Libya barusan. Al-Sissi mengulang seruannya kepada rakyat Mesir untuk bangkit melawan teroris.

“Kelompok milisi teror itu mengancam keamanan Mesir serta Libya,” ujarnya.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.