Kolom M.U. Ginting: SUARA DARI KORBAN NARKOBA

narkoba 2
Penampilan kelompok teater SIRULO di festivsal Teater Rakyat Sumatera Utara mewakili Kota Medan

M.U. GintingIbu Australia ini menyatakan suara hatinya karena kesedihannya ditinggalkan anaknya yang meninggal overdosis narkoba. Kejadian seperti ini ratusan atau ribuan setiap harinya di seluruh dunia. Yang bikin mati anak-anak remaja ini ialah karena pekerjaan orang-orang model Bali Nine itu.

Orangtua dari anak-anak remaja ini kalah dan akan selalu kalah dalam peperangan dengan orang-orang tipe ‘Bali Nine’. Orangtua tak akan pernah menang. Nasib mereka dan anak-anak remaja mereka sepenuhnya di bawah kontrol orang-orang  ‘Bali Nine’. Mereka tak kurang duit, dan kekuasaannya juga besar karena duit itu.

Kita melihat sendiri bagaimana orangtua-orangtua bangsa Indonesia yang tak bisa bikin apa-apa dalam menghindari atau menyelematkan anak-anak remaja mereka jadi korban narkoba. Telah meresap ke anak-anak SD dan SMP. Karena itu juga sekarang adalah Darurat Narkoba. Negara ini harus diselamatkan dari ‘overdosis’ narkoba. Itulah usaha utama, bukan penyelamatan gembong-gembong narkoba yang bikin anak-anak remaja mati overdosis.


[one_fourth]hukuman mati untuk mengurangi jumlah musuh dalam perang [/one_fourth]

Sangat tak memadai jumlah duit yang dikasih Australia ke tsunami kalau dibandingkan dengan biaya yang sangat lebih besar dalam memerangi gerakan pelumpuhan dan pembinasaan atas remaja dan rakyat Indonesia oleh orang-orang tipe ‘Bali Nine’. Kesengsaraan yang diakibatkannya tak akan mungkin berkurang tanpa menempuh hukuman mati untuk mengurangi jumlah musuh dalam perang ini. Kalau dipenjarakan seumur hidup, mereka bekerja dari penjara pula.  Dengan duit, mereka akan terus lebih banyak kekuaaannya dan lebih banyak lagi duitnya, karena sumbernya semakin banyak tak terkendali dengan kebebasan bergerak model ‘Bali Nine’.

Satu-satunya jalan mengurangi ‘Bali Nine’ serta menghentikan tambahan kekuasaannya dan modalnya yang semakin besar  secara global  ialah dengan mengurangi ‘serdadunya’  melalui hukuman mati. Pengalaman seluruh dunia ialah bahwa dengan hukuman penjara mereka bukan tambah berkurang tetapi semakin banyak direkrut, dan tambah terus orangnya, karena duitnya tambah terus. Mereka ini  masih bisa meluaskan kekuasaannya di negara tanpa hukuman mati atau juga di beberapa negara bagian USA.

Selain itu, Neil juga memberi nasihat kepada orangtua Andrew Chan dan Myuran Sukumaran untuk merelakan kepergian anaknya. Bagi dia, orangtua kedua gembong narkoba itu masih lebih beruntung daripada dirinya.

“Mereka masih bisa mengucapkan selamat tinggal, sedangkan aku tidak,” tandas Neil.

Ya, memang ibu kedua gembong narkoba itu masih lebih beruntung, masih bisa bilang ‘selamat tinggal’ dibandingkan ibu anak 17 tahun itu yang tak sempat bilang ‘selamat tinggal’.

“Siapa yang tahu, ada berapa banyak nyawa yang akan terenggut jika mereka (gembong narkoba Bali Nine) tidak tertangkap di Bali,” imbuh dia.

“Mereka adalah penjahat yang seolah-olah dijadikan pahlawan,” ujar Neal.

Kelihatannya, kalau menjadikan penjahat ini seolah-olah jadi pahlawan berarti juga bikin kejahatan baru yang lebih tak bisa diampuni.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.