Kolom M.U. Ginting: KEMANUSIAAN PASTI MENANG

narkoba 1
Sebuah penampilan Sanggar Seni Sirulo

M.U. GintingJokowi mengatakan dampak yang diberikan akibat narkoba sangat besar, yakni per tahun ada 18.000 yang meninggal (mederka.com). Bahwa setiap hari 5-6 orang anak-anak generasi muda Indonesia meninggal karena narkoba ini, PM Australia Abbot sedikitpun tak menggubris. Licik juga pak Abbot ini. Dia tak pernah membayangkan kalau misalnya anaknya sendiri yang tertimpa. Di Indonesia bahkan sudah sampai ke anak-anak SD, sangat mengerikan.

Krisis Narkoba dan kematian serta perusakan jiwa generasi muda negeri kita tak menjadi perhatian Abbot, walaupun dia tahu benar kalau perusakan dan kematian tiap hari ini adalah karena ulah pengedar narkoba. Dia lebih memilih menyelamatkan 2 orang pengedar daripada menyelematkan 18 000 ribu orang.

Betapa menyedihkannya nasib keluarga yang tertimpa nasib penderita narkoba itu, dan betapa mereka terutama ibu-ibu yang bercita-cita anak-anaknya akan berguna bagi bangsa ini, tetapi malah mati overdosis ditipu dan dipengaruhi oleh gerombolan tipe Bali Nine yang cari duit dengan kematian orang lain. Seorang ibu dari Australia mengatakan bahkan tak sempat bilang good bye sama anak putrinya (17 Tahun) yang sudah ditemukan jadi mayat di tengah jalan karena overdosis narkoba.

“Kalian ibu-ibu dan orangtua Bali Nine masih bisa mengunjungi anak-anak kalian. Sedangkan saya, kesempatan itupun tak pernah punya,” katanya.


[one_fourth]Jokowi tidak memberikan ampun pengedar narkoba[/one_fourth]

Bukanlah menjadi rahasia lagi bahwa semua tahanan narkoba di penjarapun sangat terus aktif saja, sepertinya tak mempengaruhi ‘tugas dan kewajibannya’ mengedarkan narkoba seperti biasa. Patutlah ibu-ibu korban overdosis ini sangat mendukung sikap presiden Jokowi tidak memberikan ampun pengedar narkoba yang dijatuhui hukuman mati.

Di jalanan banyak kota di Inonesia banyak kematian tiap harinya, seperti begal dikerohok sampai mati, penjambret, pencuri ayam atau pencuri apa saja kalau ketahuan oleh masyarakat langsung mati dihakimi ramai-ramai. Sepertinya sekarag adalah abad kematian dan bunuh-bunuhan, sebagai pengganti abad perang masa lalu. Soal begal motor menurut polisi ada hidden agenda, mengacau polisi serta mengacau keamanan.

Agenda terselubung ini sepertinya masuk akal juga karena ada saja biaya untuk bikin kekacauan ini bukan hanya di Indonesia tetapi juga seluruh dunia.


[one_fourth]ISIS, begal motor, gerakan perluasan kejahatan sexual, dan narkoba …..[/one_fourth]

Di Eropah Barat dan juga negeri-negeri lainnya seperti Indonesia, orang-orang muda dikirim ke Irak/ Syria jadi serdadu ISIS, tentu ada yang membiayai. Gerakan  semuanya bermanfaat untuk melumpuhkan nation Indonesia, tidak hanya sekarang tetapi juga generasi-generasi seterusnya. Narkoba kelihatannya hanya bagian kecil dari agenda terselubung ini, tetapi bagian yang sangat vital dalam agenda itu. Perluasan HIV/AIDS serta perusakan lewat sex dan judi adalah bagian lain yang juga penting. Agenda bunuh-bunuhan lainnya sepertinya juga masuk akal. Taktik dan Strategi ‘Kacau dan kuasai’ sangat terlihat.

Apakah era saling bunuh ini bisa deselesaikan dengan dialog, diskusi dan debat ilmiah yang merupakan ciri khas revolusi mental dunia abad ini?

Pastilah bisa, karena semua persoalan kemanusiaan abad ini bisa diselesaiakan dengan jalan itu, dengan menggiatkan seluruh umat, artinya penyelesaian oleh jutaan manusia secara serentak dan bersama seluruh dunia. Dalam era keterbukaan dan transparansi sekarang, kekuatan ini tak akan ada yang bisa menandingi. Tak mungkin nasib generasi manusia ditentukan oleh pengedar narkoba atau oleh macam-macam agenda tersembunyi lainnya.

Hanya agenda yang terbuka, terang dan jelas yang pasti adil, yang gelap tak akan pernah adil. Karena itu dalam suasana keterbukaan dan transparansi, kemanusiaan pasti menang.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.