Kartu Perdana Mahal

perdanabastantaBASTANTA P. SEMBIRING. JAMBI. Mahalnya kartu Perdana seluler belakangan ini tidak hanya dirasakan pengguna semata, pengelola counter pun turut merasakan imbasnya.

“Dulu, saat Perdana masih kisaran Rp. 5. 000an, kami sanggup menjual minimal 150 sampai 200 kartu per bulannya.” Ujar Lubis, pemilik sebuah counter pulsa di Jl. Lintas Timur Sumatera, Simpang Rambutan (Jambi).

Lanjutnya, “sekarang jangankan 100, untuk 10 kartu saja belum tentu terjual dalam sebulan. Kemarin kita beli dari agen Rp.8.000 per kartu, jadi kita masih berani jual Rp.10.000. Kalau sekarang enggak mungkin, modal kita saja sudah di atas Rp. 11.000. Tidak jarang pembeli juga mengeluhkan harga yang mahal,” paparnya.

Seorang pengunjung di Counter tersebut bernama Jeremia Ginting juga mengatakan hal senada, saat harga perdana masih Rp. 5000-an dia bisa tiap Minggu beli kartu perdana baru. Namun sekarang tidak lagi.


[one_fourth]Kini harganya sudah mencapai Rp. 15.000 – Rp. 25.000 per kartu[/one_fourth] 

Dari pantauan Sora Sirulo di seputaran Kecamatan Batang Asam (Jambi), biasanya harga satu kartu Perdana hanya sekitar Rp. 5000an. Kini harganya sudah mencapai Rp. 15.000 – Rp. 25.000 per kartu. Harga ini berlaku untuk semua pengecer. Belum lagi kalau nomer cantik, biasanya minimal counter jual Rp. 35.000 bahkan ada yang sampai Rp. 500.000 karena dari agenpun mereka sudah dibandrol dengan harga tinggi.

Sora Sirulo mencoba mencari informasi perihal mahalnya kartu Perdana di wilayah Jambi melalui Official Twitter Acountnya salah satu penyedia jaringan di Indonesia. Dari admin Sora Sirulo mendapat informasi bahwa untuk harga kartu Perdana sepenuhnya ditentukan oleh agen. Saat Sora Sirulo mencoba mengkonfirmasinya langsung ke beberapa agen di Kota Jambi, mereka juga mengaku telah dipasang bandrol tinggi, sehingga harus menjualnya dengan harga demikian ke sub-sub agen (counter).

Mana yang benar, ya?


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.