Jalan Rusak Lumpuhkan 8 Desa di Urung Liang Melas

foto nggunturNGGUNTUR PURBA. TIGABINANGA. Rusaknya jalan diantara Desa Sukajulu (Kecamatan Tigabinanga) dengan Desa Kutambelin (Kecamatan Laubaleng) membuat lumpuh 8 desa yang sangat tergantung pada jalan ini. Memang, setahun lalu jalan sepanjang 15 km ini sudah diperbaiki, tapi pengerjaannya dinilai sarat dengan KKN.

Menurut Kepala Desa Sukajulu (Beres Ginting) kepada Sora Sirulo [Sabtu 4/4], pihaknya sudah berulangkali melayangkan usulan ke pihak yang berwenang agar jalan diperbaiki. Bahkan, katanya, kelompok kepala desa yang berasal dari desa-desa yang terkena imbas kerusakan jalan ini sudah pernah menemui beberapa anggota DPRD.


[one_fourth]Musrenbang itu dihadiri beberapa anggota DPRD [/one_fourth]

Upaya mereka tidak sampai di situ saja. Dalam Musrenbang yang diadakan sebelumnya di Tigabinanga, mereka membawa persoalan kerusakan jalan ini untuk dilakukan pembahasan. Musrenbang itu dihadiri beberapa anggota DPRD dari daerah pemilihan (Dapem) di daerah tersebut diantaranya Iriani br Tarigan, Rapi Ginting, dan beberapa anggota dewan lainnya yang berasal dari daerah pemilihan tersebut.

Labih lanjut dikatakannya, guna mengantisipasi permasalahan jalan itu, sebelumnya mereka telah mengadakan gotongroyong secara bergantian di desanya. Menurutnya, fatalnya kerusakan akses jalan yang dilalui beberapa desa cukup mengganggu mereka, terlebih tidak adanya jalan alternatif untuk dilalui.

“Informasi yang kami peroleh dari DPRD beberapa waktu lalu, hal ini akan direalisasikan di bulan Mei mendatang. Persoalan ini sudah kita bahas di Musrenbang. Bila ditunggu kebijakan dari pemerintahan, takutnya nanti mereka setengah hati membahas ini,” cetus Beres Ginting.

Desa Kutambaru Punti yang bertetangga dengan Desa Sukajulu mendapat imbas serupa. Menurut Kepala Desa Kutambaru Punti (Batin Kembaren) yang diwancarai terpisah pada hari yang sama, penghasilan utama desa mereka adalah jagung. Menurut perkiraan, penghasilan jagung dari desa mereka yakni 116 Kepala Keluarga (KK), dalam sekali panen (per 6 bulan) mampu mencapai 1800 ton.

“Kami ini dianaktirikan. Sudah bertahun-tahun kondisi jalan kami seperti ini. Desa yang lain sudah dibangun jalan hotmix, setidaknya jalan desa kami dibuat sewajarnya saja. Kami warga sini kan bayar pajak juga,” tandasnya.

[one_fourth]jalan ke ladang mereka lebih bagus ketimbang jalan utama[/one_fourth]

Demikian halnya di Desa Kutambelin (Kecamatan Laubaleng). Desa yang dihuni sekitar 300 Kepala Keluarga ini juga memanfaatkan akses jalan melalui Desa Sukajulu, karena jalan desa mereka tidak memiliki akses alternatif lain. Pengakuan warga desa, jalan ke ladang mereka lebih bagus ketimbang jalan utama menuju kota.

“Mengenai kerusakan jalan ini, sudah kita masukkan ke Anggaran Dana Desa (ADD) setiap tahunnya, dan selebihnya dari swadaya masyarakat. Padahal penghasilan jeruk yang menjadi komoditi desa ini sangat menjanjikan. Penghasilannya bisa mencapai 60 ton dalam sehari untuk keluar dari desa ini. Diperkirakan mencapai 2.000 ton dalam sebulan,” jelas Kepala Desa Kuta Mbelin, Marti Kembaren.

Dapat ditambahkan, Samperaya yang pernah menjadi pusat pemerintahan Urung Liang Melas di masa kolonial terletak di Desa Kutambelin ini.

Amatan Sora Sirulo kemarin [Sabtu 4/4/], masih ada beberapa desa yang harus dilalui lewat jalan tersebut, yakni Kutambaru Punti, Batumamak, Kutambelin, Polatebu, Kuta Pengkih, Cerumbu, dan Kuta Kendit yang semuanya masuk wilayah Urung Liang Melas, panteken Kembaren mergana sirehna Pagaruyung nari ndube.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.