Kolom M.U. Ginting: Di Luar Ruang Debat

M.U. Ginting 2ruang debat“Menyelesaikan Masalah Tanpa Solusi,” kata Joni Hendra Tarigan. Hahaha . . . Menarik lelucon satu ini. Pernah saya dengar soal ’debat dan diskusi akademisi’. Orang-orang ini asyik dalam satu lokal, mendiskusikan solusi berbagai soal, lantas ada satu professor ngeletuk bilang: “Kalau kita keluar ruangan ini suasananya sama sekali lain dari apa yang kita perdebatkan dan selesaikan di ruangan ini. ” Semua jadi terdiam dan sungkan meneruskan debatnya.

”Kelihatan kok yang mana performance menteri bagus mana tidak. Yang paling bagus menteri kelautan biar cuma lulus SMP hasil kerjanya melebihi rekan lainnya yg pendidikannya jauh di atas,” kata Daud S. Sitepu.

Betul memang. Menteri satu ini banyak inisiatif, banyak yang betul dan banyak juga yang kurang cocok. Tetapi gampang diperbaiki langsung. Kalau tak ada inisiatif, apa yang diperbaiki? Jika hanya diam tak akan ada perubahan.

Menteri yang tak punya inisiatif tadinya juga hanya punya tujuan jadi menteri. Sudah cukup baginya, dan mengharapkan tak terkena resuffle ’terserah presiden’. Ada juga berinisiatif sesuai keinginan Neo-Liberal sebagaimana disinyalir oleh pihak PDIP. Kalau bukti sudah kuat hal ini bertentangan dengan Trisakti, perlu dipecat oleh presiden. Perlu ketegasan, walaupun sang presiden masih kurang dalam hal ini.

“Tak akan ada kesuksesan tanpa keberanian,” kata ustaz AA Gym.

Betul sekali, dan kalimat satu ini perlu diserahterimakan kepada presiden Jokowi. Di sini sangat penting ialah juga keberanian ambil sikap tegas dan keberanian untuk mengakui dan  menerima kesalahan.

Bicara soal reshuffle kabinet ada juga betulnya pendapat sebagian orang yang mengatakan terlalu pagi, karena baru saja 6 bulan umur kabinetnya. Walaupun sudah terlihat ada menteri yang ’diam’ saja tak ada inisiatif atau jika ada inisiatif bertentangan dengan Trisakti. Kalau dua hal ini ke depan terus saja, perlu reshuffle.

Banyak diskusi dan debat soal solusi satu soal yang menyangkut kepentingan fatal negeri ini. Sering juga sudah ada usul konkret kepada seorang menteri atau kepada presiden sekalipun. Tetapi belum pernah ada usul konkret bagaiman supaya sang menteri melakukan dan menjalankan usul itu. Inilah tingkat yang selalu dilangkahi. Tingkat terpenting dan vital, tetapi dilangkahi.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.