Kolom M.U. Ginting: ARUS INFORMASI

M.U. Ginting 2informasiDulu, informasi yang mungkin dikumpulkan selama bertahun-tahun sebelum era IT, sekarang bisa dikumpulkan dalam waktu beberapa menit saja. Begitu juga penyebarannya ke seluruh lapisan masyarakat dan ke seluruh pelosok dunia hanya dalam waktu detik-detikan saja. Betul atau tidak, ilmiah atau tidak, diserahkan semua kepada penerima informasi. Seperti dikatakanoleh Joni Hendra Tarigan: “Informasi saat ini sangat cepat menyebar ke seluruh lapisan masyarakat dan seperti pepatah ’garbage in garbage out’.”

Peranan media teknologilah yang banyak mencerdaskan . . . .  masyarakat yang banyak mengikuti berita atau informasi melalu internet tv, radio, koran, jejaring sosial dan banyak pengetahuan umum cepat dapat menyesuaikan dan memilah informasi atau berita bermanfaat atau tidak, secara up to date,” kata Daud S. Sitepu.

Berita-berita yang selalu up to date dan informasi apa saja, semua bisa didapatkan kapan saja dibutuhkan. Berita atau informasi yang diperlukan bisa diulas kembali dan disebarluaskan sesuai kebutuhan pemakai demi kepentingan perubahan dan perkembangan masyarakat tertentu.

Tanpa perubahan tak mungkin ada perkembangan dan juga tak ada kemajuan. Karena itu, bagi semua, berlaku prinsip ”berita dan informasi adalah untuk mendorong perubahan dan perkembangan.” Perubahan dan Perkembangan bagi seseorang, bagi satu masyarakat atau bagi satu nation, itulah tujuan utama dari penyebaran berita dan informasi.

Mencuri informasi atau email atau telefon warga atau kepala negara lain (spionase Snowden) tak bisa dikatakan demi kepentingan perubahan dan perkembangan warga atau nation. Berita dan informasi yang bikin perubahan dan perkembangan ialah yang terbuka dan transparan, dari publik dan dari semua sumber ilmiah, bukan yang disadap dan dirahasiakan demi kepentingan spionase.

Pada masa lalu, masih berlaku yang namanya ’sensur’ dari pihak penguasa. Tetapi sekarang sudah susah bikin sensur kalaupun masih bisa dan masih ada usaha ke situ dari pihak tertentu; seperti ’jaringan inteligensia demi keamanan negara’ atau ’keselamatan nation’. Tetapi, inipun sudah ditelanjangi bulat-bulat oleh ’whistle blower’ model Snowden, Assange, dan lain-lain. Berita penelanjangan ini sangat cepat tersiar dan ke seluruh orang pula, sehingga Snowden malah dianggap sebagai pahlawan kemanusiaan oleh rakyat dunia.

informasi 3
Dijepret dengan HP dan dikirim dengan HP dari Gunung Semeru oleh Ita Apulina Tarigan ke dapur redaksi di Leiden.

Bahwa pencurian email atau telefon rakyat Amerika dan kepala-kepala negara lain oleh NSA (National security Agency) sama sekali tak ada kaitannya dengan keamanan rakyat atau nation Amerika, sudah ditunjukkan dengan jelas oleh Snowden. Pengawasan ketat terhadap rakyat (NSA surveillance program) dengan alasan terorisme tak ada bukti yang mendukung bisa mencegah satupun aksi terrorist, kata Snowden. Program itu tak menyelamatkan publik.

“These programs are not public safety programs, they’re spying programs,” kata Snowden.

Juga tak ada kaitannya dengan perubahan dan kemajuan seseorang atau satu nation atau satu masyarakat. Yang jelas malah jadi penghalang perkembangan karena masih mempertahankan yang lama yaitu sikap penguasa (negara) terhadap warga/ rakyat untuk bisa menguasai penuh dan mengawasi terus.

Snowden juga menekankan perlunya debat yang serius dan terhormat di kalangan publik dalam soal pengawasan negara ini, siapa yang akan mengawasi siapa.

“We have to have that debate honestly, we cannot simply scare people into giving up their rights,” katanya.

Dia tambahkan: “If we go along with the status quo, we are going towards a mass surveillance world”.

Snowden juga bilang bahwa: “Surveillance would be the norm for every country, no matter how small, as well as companies and also criminals.”

Indonesia terus mengembangkan diskusi dalam soal ini. Dalam perkembangan demokrasi kita sekarang ini ialah berkembangnya pengawasan publik atas semua institusi pemerintahan Jokowi. Semua sudah berani angkat bicara, semua media terutama media sosial yang semakin luas pengaruhnya. Hampir tidak ada sensur atau pengawasan yang menakut-nakuti opini umum publik.

Usaha menekankan perlunya transparansi serta keterbukaan di masyarakat kita, berada di depan dbandingkan negara-negara lain, juga bila dibandingkan negara maju sekalipun seperti negara Snowden sendiri.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.