Ada Batak Jadi Karo Tapi Karo Bukan Batak

Anthoni V. M. Pencawan (Medan) 

 

anthony veeryanthony 2Aku berasal dari Langkat. Tak pernah orang Karo kudengar dikatakan Batak (gak kenal istilah Batak).

Memang belakangen ini ada perantau yang mengatakan di belakang hari bahwa Karo adalah Batak. Menurut perhitunganku, itu ada sesuatu yang belum jelas atau belum tuntas terkait pertanyaan tentang siapa orang Karo.

Orang Karo artinya orang yang menggunakan Merga Silima, menggunakan adat Karo dan senang mendengar hal-hal terkait Karo. Dari definisi ini maka kita bisa menelusuri sumber orang Karo.

Pertama, orang-orang yang nenek moyangnya pun memang orang Karo. Ke dua. Orang-orang non Karo yang dikarokan atau kawin dengan orang Karo atau tinggal tinggal di daerah yang banyak orang Karo.

Untuk kasus yang pertama, dijawab lewat kajian historis (masih perdebatan-termasuk dalam ranah diskusi KBB). Untuk kasus ke dua, ini yang unik dan bisa jadi sumber penjelasan mengapa ada orang yang menyatakan kalau Karo adalah batak.


[one_fourth]Melayu minta perkawinan diadati Karo[/one_fourth]

Contoh kasus di kampung kami, Bukitlawang (Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat). Ada beberapa keluarga . Mereka ikut adat Karo, berkomunikasi dalam bahasa Karo dan aktif dalam adat Karo. Apakah mereka jadi orang Karo? Menurutku, iya, mereka menjadi orang Karo.

Kasus lain yang kutemui di daerah Dairi (seperti di Kecamatan Tigalingga). Banyak orang Toba yang mengganti atau menyamakan marganya ke dalam salah satu dari Merga Silima karena berbagai alasan (intinya adaptasi). Setelah lama, mereka pun menjadi Karo.

Hal yang sama juga banyak terjadi di Kabanjahe. Setelah berlangsung begitu lama, dimana keturunannya sudah banyak dan bahkan ada yang sukses, maka dikatakanlah Marga aslinya yang dari Toba.

anthony 3Atas dasar menyama-nyamakan marga tadi pada umumnya orang Toba membangun kesimpulan kalau orang Karo adalah orang Batak. Padahal kalau ditelusuri, rumpun Marga-marga Toba itu tidak konsisten jika disandingkan dengan merga-merga Karo. Misalnya rumpun Marga-marga Parna sering disamakan dengan Ginting. Padahal, ada beberapa marga yang dikatakan termasuk ke dalam Parna tapi tidak mengaku sebagai Ginting di Karo, tapi merga-merga Karo lainnya yang bukan Ginting.

Dengan kata lain, mereka adalah pendatang yang menjadi Karo.

Adakah merga Karo yang menjadi marga Batak?  Kukira tidak ada. Tapi, kalau pertanyaannya, adakah orang Batak yang jadi Karo (?), jawabannya adalah ada. Kasus yang inilah dijadikan sebagai satu-satunya kasus untuk menguatkan anggapan bahwa Karo berasal dari Batak.



7 thoughts on “Ada Batak Jadi Karo Tapi Karo Bukan Batak

  1. Mohon koreksi admin..kalo dilihat foto diatas,itu foto saya dgn nama Anthoni VM, yg dikoreksi merganya..bukan ginting tapi pencawan (perangin-angin),ginting suka bebere saya.bujur

  2. Seperti LG bilang ‘tambar batak’ atau ‘gula batak’ biasa dulu memang dalam sebutan di kampung orang Karo. Betul sekali tak ada sangkut pautnya dengaan orang lain selain orang Karo. Jadi tambar atau gula itu yang dimaksud ialah tambar Karo dan gula Karo yang dibuat dari air pola (nira), tak ada hubungannya dengan orang Teba, orang yang kemudian ngaku Batak dan membatakkan orang lain pula seperti orang Karo, Pakpak, Alas dsb. Pembatakan adalah politik, seperti yang dibikin Belanda dulu.

    Tetapi memang menarik juga mempelajari mengapa orang Karo dulu pakai nama ‘gula batak’ atau ‘tambar batak’ karena orang-orang Karo yang mengatakan itu dalam pikirannya sama sekali adalah orang Karo, bukan suku lain. Salah satu yang mungkin ialah bahwa orang-orang Karo dulu itu punya kesan ‘batak’ yang dituduhkan oleh Belanda ke orang Karo sama dengan yang lain-lain, semua kanibal bagi Belanda. Karena orang Karo bukan kanibal, bagi orang Karo terutama pernanden Karo malah bilang ‘tambar batak’ dan ‘gula batak’ untuk menentang pemikiran Belanda yang menganggap Karo kanibal. Ini sedikit ironi dari segi politik pernanden Karo zaman dulu hehehe . . . Selain itu kata ‘batak’ dalam bahasa Karo adalah perampok yang mengembara (Darwin Prinst), yang jelas lebih memperkuat ironisasi ’kanibal Karo’ yang dipaksakan Belanda.

    MUG

  3. Labo arah Langkat ngenca istilah Batak la terkenal. Umumna kita kalak Karo mengenal istilah kalak Teba( 0rang Toba) man kalak enda sigundari sigelarkenna man bana kalak Batak. Perban populerken man bana ia orang Batak, adat Batak ,Rumah Batak , Gereja Batak ( HKBP) kita pe kalak Kalak Karo ikut mengatakan kena kalak Batak. Nai sanga i kuta megati kebegi ” Tambar Batak, gula Batak, kai ngenda ertina . Tambar Batak ma labo obat atau ramuan berasal dari Toba demikian juga gula Batak bukan gula yang berasal dari Toba.

  4. Semakin jelas juga ini, jadi memang ada Batak Karo disamping orang Karo. Ini sepertinya sama juga dengan Karoja atau Karo-Jawa, orang Jawa yang telah jadi orang Karo. Bedanya lagi ialah bahwa orang Jawa ini tidak bilang kalau orang Karo adalah juga orang Jawa atau sama-sama keturunan ‘siraja jawa’ ha ha ha.

    MUG

  5. Kitik denga nai aku i Patumbak. Lit kalak Teba ras Semalungun jadi Karo. Kalak Karo nge nina ia, labo halak Batak, tah pe Batak Karo. Tapi, kalak Karo!

    Tetapi, gundari nggo sambar. Nggo Batak nina ia.
    Tapi labo dalih. Bagekin kegeluhen e.

    Ia permainen nge kari akapna, kita nggo latih.
    Yang penting, ola ka kita si kalak Karo asli(Merga Silima) e: la dalih siakap ciduri ras sidedeh takal ninita gelah mehaga tempa ras kalak oh. Adi e salah das perlu siajari. 🙂

    Mejuah-juah.

  6. tulisan yang menarik diangkat dari kejadian nyata. Jadi, jangan karena ada orang Toba/Batak yang di-Karo-kan (atau sebelumnya dengan sukarela meng-Karo-kan dirinya), orang Karo (yang betul2 Karo) dianggap pula sbg Batak (Batak Karo).

Leave a Reply to LG Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.