Elisabeth Barus (Medan)
Gelisahmu ciptakan sejuta dilema
buat mahluk Bumi Turang
meradang dalam ketakpastian
bagaikan menanti kekasih tak kunjung bersua
Berdiri gagah namun penuh misteri
tiada yang mampu tuk merayu dalam nestapa
saat-saat merindu tuk melihat senyummu yang pernah getarkan jiwa
saat-saat limpahan rejeki saat mengais di kakimu
kini sisakan cadas dan debu menyesakkan
kau rapuh dan meronta
gelegar marahmu pekakkan telinga
ciptakan awan dahsyat yang mempesona tapi mematikan
Ach…
walaupun perih menyayat hati
tapi pesonamu membiusku dalam diam
akankah kita terus bertegur sapa?
akankah kita terus saling bercanda dalam putaran waktu yang tak pasti?
Tolonglah beri jawaban buatku
tolonglah jangan ombang ambingkan rasa cintaku
bernaung berlari dan bermain di bawah kakimu berabad lalu
telah mengikat kita menjadi satu jiwa
erat tak mampu berpisah
namun tiada mampu jua tetap bersama
Jawablah tanyaku wahai kekasih yang perkasa
hiburkanlah hati yang kerontang ini
yang telah layu bersama daun-daun hijau di sana
yang telah lapuk oleh awan panasmu
yang telah porak poranda oleh lahar dinginmu
Puisi ini menggugah hati
menyentuh kalbu dan nasib tak pasti
pastikanlah, pastikanlah, jangan suruh tungu.
padamu
wahai pemimpinku . . .
MUG