Kolom Joni H. Tarigan: CERMIN WAKTU

joni hendra tarigancermin waktuSaya berusaha tidak selalu tertunduk mengarahkan pandangan mata dan pikiran saya ke layar smart phone yang saya punya saat menumpang atau menyetir kenderaan. Saya berfikir, apa yang saya lewati dan amati akan memberi suatu pesan bagi saya.

Ini sudah tahun ke 6 saya melalui jalan yang sama setiap hari. Tetapi selalu saya menyempatkan  diri untuk menikmati pemandangan yang saya lalui. Dulu sawah, sekarang jadi rangkaian bata dan kayu serta atap genteng. Dulu lambaian pepohonan, sekarang terang benderang menjadi gersang.

Dulu, jalanan ini tidak begitu padat sekarang begitu padat dengan kendaraan. Volume kendaraan di jalan ini semakin padat, tetapi manusianya tetap seperti dulu. Ada yang baik ikut aturan berlalu lintas, ada juga orang yang ugal-ugalan.

Sore kemarin, pemandangan yang biasanya saya amati menjadi kabur, membentuk bayangan angin yang seolah berlari kencang menjauhi kendaraan yang saya tumpangi. Ia semakin kabur, ketika pikiran saya merunut kembali perjalanan hidup yang telah saya lalui. Saya kembali ke masa-masa yang sudah saya lewati. Ternyata, sudah cukup jauh saya melangkah. Saya melihat diri saya saat ini yang semakin bertumbuh dalam ilmu pengetahuan dan pengabdian dan juga bertumbuh bersama keluarga yang saya bangun.

cermin waktu 3Saya melihat begitu banyak yang sudah dan sedang saya pelajari tentang Iptek dan hidup ini. Saya yang dulu belajar sendiri dan diajari oleh orang lain dan keadaan, sekarang sudah mulai membagikan kebahagiaan menjalani hidup. Jika saya merasakan bahagia dan menyadari bagaimana bahagia itu datang, maka saya akan mencoba agar orang lain mencoba jalan itu untuk bahagia.

Saya mencoba berbagi bagaimana untuk hidup lebih baik. Di titik ini, saya bercermin melihat masa lampau saya sampai saat ini. Dari masa lalu kemudian semakin dekat ke waktu saat ini dan saya berusaha menembus cermin waktu ini menuju bayangan masa depan.

Saya melihat, berdiri dari cermin waktu bahwa di masa yang akan datang saya ingin lebih lagi berbagi ke banyak orang. Untuk berbagi saya harus memiliki lebih dari orang lain.

Saya juga mencoba berdiri di tengah cermin itu untuk melihat pengalaman masa lalu dan bagaimana saya akan bertindak merubahnya menjadi bayangan yang mau saya tuju.

Belajar lebih giat, bekerja lebih giat, dan mencintai lebih lagi keluarga serta memohon kebaikan sang Pencipta.

Inilah cermin dinamis dalam kehidupan. Kapan saja kita bisa melihat masa lalu dan merencanakan mau seperti apa bayangan cermin itu. Bayangan itu adalah wujud masa depan yang ingin kita capai. Jika menjadi sumber kebaikan bagi orang lain adalah tujuan kita, maka itulah bayangan cermin waktu hidup kita. Tetaplah berjuang, tetaplah bekerja, tetaplah belajar, tetaplah berdoa dan selalu sempatkan bercermin bersama waktu. Kehidupan yang lebih baik, butuh usaha dan orang-orang yang lebih berusaha pula.

Selamat menjelang LEBARAN 2015, Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Salam



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.