Puisi: Ibu-ibu Pasar Induk Medan

Oleh: Elisabeth Barus (Medan)

 

elisabeth barus 3

Dalam bias gulita malam

kaki menapak menyusuri waktu yang berlalu

membalut tubuh dengan baju hangat

kaus kaki dan penutup kepala

 

Berlomba dengan malam mengejar impian

berjuang demi suap-suapan ke mulut-mulut mungil

demi sepiring nasi putih dan secuil belacan bakar

serta rebusan jipang muda

aihhh….

 

Perjuangan ini melelahkan

namun hidup harus berlanjut

walau perut kenyang membuncit tanpa gizi

tapi semangat srikandi-srikandi pasar pagi Pasar Induk

menggugah nurani

demi bocah-bocah mungil

demi suami-suami yang hanya

menunggu di kede kopi sambil bercatur

demi amarah dan bentakan suami-suami beruntung itu

 

Aachh…..

srikandi-srikandi pasar pagi Pasar Induk

semangatmu hilangkan arti lipstik di bibir pesolek jalanan

menghilanglan arti sexy rok mini penjaja cinta

menghilangkan seribu nafsu si hidung belang

tak terhalang hujan, panas, dan dinginnya malam

tiada jua arti penyombong kehidupan

semangatmu meninggikan martabatmu

cita-citamu dan anak-anakmu

 

Berjuanglah walau kau lelah

hingga sampai pada titik perjuangan itu akan usai

 

(buatmu bunda-bunda hebat di Pasar Induk Medan)

One thought on “Puisi: Ibu-ibu Pasar Induk Medan

  1. duh . . . suami-suami beruntung ini
    yang punya bentakan dan amarah
    apakah bagimu masih terlalu dini
    mengikuti Karo yang sudah banyak berubah?

    MUG

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.