Anak Menolak Sekolah? Bisa Jadi Gangguan Cemas Perpisahan!

Dr. Lahargo Kembaren SpKJ (psikiater)

Ketua SMF Psikiatri RS.Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor

 

Lahargo Kembarencemas 2Minggu ini adalah masa-masa anak baru masuk sekolah setelah menghabiskan waktu liburan yang cukup panjang. Masa-masa masuk sekolah bagi anak baru tidak selamanya berjalan lancar, seringkali ditemukan anak yang takut, cemas, khawatir apabila ditinggal oleh orangtua/ pengasuhnya. Tidak jarang juga ada anak yang menolak pergi ke sekolah karena alasan yang tidak jelas. Bahkan ada juga yang mengalami keluhan fisik seperti muntah-muntah setiap dibawa ke sekolah.

Hal seperti ini tentunya membingungkan orangtua dan dapat menyebabkan si anak menjadi terlambat mendapatkan pendidikannya.  Hal ini disebut gangguan cemas perpisahan.

Gangguan cemas perpisahan adalah berkembangnya kecemasan yang berlebihan dan tidak sesuai yang berhubungan dengan perpisahan dari rumah atau dari seorang individu yang melekat.

cemas 3Gambaran dasar dari gangguan ini adalah kekhawatiran yang berlebihan akan kehilangan atau berpisah secara permanen dengan seseorang yang sangat melekat.  Manifestasi dari kecemasan ini termasuk distres berlebihan yang berulang dan atau keluhan fisik seperti pusing, sakit perut, muntah, keringat dingin  seperti ketika terjadi perpisahan dengan rumah atau figur utama yang melekat dan juga sebagai antisipasi terhadap bakal terjadinya perpisahan. Gangguan cemas perpisahan ini juga bisa terlihat sebagai ketakutan untuk tidur sendirian.  Gangguan cemas perpisahan ini ditemukan 2 – 12 % pada populasi umum dan merupakan gangguan kecemasan yang paling banyak pada anak dan urutan ketiga gangguan pada anak secara umum. Gangguan ini dapat terjadi secara seimbang antara pada anak laki-laki dan perempuan.  Keluhan dirasakan selama 4 minggu atau lebih pada anak usia kurang dari 18 tahun.

Penyebab dari munculnya gangguan cemas perpisahan ini adalah :

  • Genetik, orangtua yang memiliki gangguan cemas akan lebih rentan memiliki anak dengan gangguan ini
  • Modelling, orangtua yang menunjukkan perilaku cemas yang berlebihan akan ditiru secara sadar dan tidak sadar oleh si anak
  • Pengalaman peristiwa perpisahan yang terjadi sebelumnya
  • Sikap orangtua yang terlalu melindungi anak (over protecting) yang membuat si anak kesulitan mengembangkan keterampilan hidup dan kepercayaan dirinya
  • Sikap orangtua yang marah pada anaknya ketika si anak merasa takut terhadap hal tertentu

cemas 4

Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan cemas perpisahan ini antara lain adalah :

  1. Melatih anak melakukan relaksasi untuk mengurangi ketegangan dan kecemasannya
  2. Melatih secara bertahap anak untuk menghadapi kecemasannya dan memberikannya ‘reinforcement’ (seperti pelukan, mainan, pujian, dll) setiap kali si anak berhasil menghadapi situasi yang dikhawatirkannya
  3. Melatih cara berpikir anak dalam melihat situasi/keadaan yang mengkhawatirkannya
  4. Membantu anak menemukan keterampilan yang baru yang dapat meningkatkan kepercayaan diri dan harga dirinya.
  5. Apabila gangguan cemas perpisahan ini terasa terlalu berat dan mengganggu, silahkan berkonsultasi dengan psikiater untuk mendapatkan terapi lain yang dapat membantu.

Salam Sehat Jiwa.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.