Kuliner Karo: Cimpa Gulamei

Oleh: Salmen Kembaren

 

Salmen 12gulameiKuliner Karo yang satu ini mirip dengan bubur sumsum. Di sebagian kalangan Suku Karo, penganan yang satu ini disebut juga cimpa gawer-gawer.

Gawer berarti aduk. Disebut cimpa gawer-gawer karena terus menerus diaduk (gawer) saat memasaknya. Jika berhenti mengaduknya, maka akan cepat mengeras dan bagian bawahnya dapat menjadi gosong setelah mengeras karena kering. Tentunya akan mengurangi kelembutan dan rasanya.

Makanan tradisional Karo selalu berbahan sederhana namun sering sekali unik sesuai dengan keadaan atau sumber daya alam Karo. Bahan yang digunakan dalam membuat cimpa gulamei adalah tepung ketan, santan, dan gula merah. Ketiganya adalah bahan dasarnya. Ada juga yang menambahkan bawang merah, garam, bawang putih dan juga pandan sebagai penambah cita rasa.Tepung ketan dapat juga diganti menjadi tepung beras hanya saja akan lebih cepat mengeras bila dalam keadaan dingin.

gulamei 3
Perempuan Karo sedang mengangin padi.

Cara memasaknya sederhana juga. Campurkan tepung, gula dan santan kelapa dalam wajan. Atau jika ingin menanambah cita rasa dapat menambah sedikit garam dan daun pandan. Masak dengan api yang tidak terlalu besar. Selama dimasak harus diaduk terus sampai matang.

Cimpa gulamei disajikan saat masih hangat. Cimpa gulamei dulunya sering dimasak saat tumbuk aron ( seusai mengerjakan lahan pertanian). Makanan ini juga menjadi makanan wajib daalam upacara tradisional Karo yakni memberi makan ibu hamil (mbesur-mbesuri).

Rasanya manis dan kenyal. Rasa manisnya tidak cepat membuat enek atau bosan karena memakai pemanis gula merah.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.