Sosialisasi Pengembangan Kopi di Buahraya

rikwan sinulinggasosialisasi 2RIKWAN SINULINGGA. BERASTAGI. Setelah melaksanakan sosialisasi ke beberapa desa antara lain Nangbelawan (Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo), Bawang (Kecamatan Dolok Silau, Kabupaten Simalungun), dan Raya (Kecamatan Berastagi), AKTK (Asosiasi Kopi Taneh Karo) terus melaksanakan sosialisasi ke desa-desa lain di seluruh Taneh Karo. Kemarin [Minggu 13/9], sesuai dengan permintaan petani kopi dari desa Buahraya (Kecamatan Kutabuluh Simole), sosialisasi AKTK dilaksanakan di balai desa (losd) desa itu.

Acara yang dimulai Pkl 13.30 wib ini diikuti oleh lebih kurang 30 petani kopi di bawah koordinasi Raymilson Milala selaku Koordinator Bidang Investasi dan Pemasaran AKTK. Usai sosialisasi, diadakan acara perkenalan (ertutur) dan ramah-tamah. Tim AKTK yang dihadiri juga oleh Ketua AKTK Wilson R. Sembiring didampingi penasehat Dolatta Ginting dan Koord. Bid. Organisasi, Pemberdayaan & Sosbud Pindonta Karo Sekali melakukan diskusi mengenai keluhan-keluhan para petani kopi di Desa Buahraya.

Dalam sosialisasi AKTK ini, Ketua AKTK menjelaskan secara singkat sejarah berdirinya AKTK.

Wilson R. Sembiring memaparkan tujuan berdirinya AKTK untuk menunjukkan tanaman kopi di Taneh Karo sudah layak diperhitungkan di dunia perkopian; baik dari segi lahan, produksi maupun dari segi kualitas kopi yang dihasilkan. Selain itu, luas lahan pertanian yang masih cukup berpotensi untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian kopi dimana tanaman kopi tumbuh baik dan subur hampir di seluruh Dataran Tinggi Karo dengan posisi di atas 1200 meter dpl.

Lahan yang masih memungkinkan untuk disarankan menanam tanaman kopi sehingga produksi kopi dari Taneh Karo akan lebih meningkat dan diperhitungkan bagi industri maupun negara importir kopi dimana permintaan kopi ini semakin hari semakin meningkat setiap tahunnya.

sosialisasi 3
Foto: DARUL KAMAL LINGGA GAYO

“Inilah yang menjadi harapan pengurus AKTK, yaitu agar produksi kopi dari Taneh Karo meningkat diimbangi dengan peningkatan kualitas kopi yang dihasilkan. Oleh sebab itu, AKTK sangat getol mensosialiasaikan proses pasca panen kopi kepada petani kopi dengan proses yang benar dan memenuhi standar ekspor tentunya kualitas hasil akhir kopi akan menentukan harga hasil kopi dari Taneh Karo,” urai Ketua AKTK.

Ketua AKTK menegaskan, AKTK bukanlah sebagai penampung kopi para petani. Memang AKTK akan membantu petani kopi untuk mencari pasar-pasar baru dari industri ataupun pihak-pihak pengimpor kopi untuk membeli hasil kopi dari petani kopi yang sudah menjadi anggota petani kopi binaan AKTK.

Lebih lanjut dia menggambarkan bahwa petani kopi yang sudah menjadi anggota AKTK nantinya mendapatkan pelatihan-pelatihan tentang bagaimana budidaya kopi yang baik dan berkualitas tinggi. Mulai dari penyeragaman varietas kopi (ke depannya), proses penanaman dan proses pasca panen yang terstandar dengan kualitas yang sudah memenuhi standar industri kopi atau permintaan pengimpor kopi sehingga AKTK akan lebih mudah untuk membantu pemasaran kopi dari Taneh Karo dengan mengundang para pelaku Industri dan pengimpor kopi untuk membeli kopi dari Taneh Karo.

“Inilah sebagian keuntungan bagi petani yang menjadi anggota AKTK selain keuntungan-keuntungan lainnya,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.