Sirulo TV: Simalingkar B di Tepi Sejarah Medan

roselindasimalingkarROSELINDA PURBA. MEDAN. Di ujung Flyover Jamin Ginting (Padangbulan, Medan). Kalau kita menoleh dan berbelok ke kanan, itu menuju ke lokasi yang disebut Simalingkar B. Sekitar 15 tahun lalu, tempat ini masih kategori perkampungan yang masih sunyi. Tapi, akhir akhir ini, lokasi ini begitu pesat pekembangannya.

Tidak jauh dari Flyover Jamin Ginting, kita bisa langsung berada di lokasi sekolah Al-Azar yang termasuk kategori sekolah bagus. Sekolah ini juga merupakan faktor yang mendukung sehingga lokasi ini kelihatan begitu ramai.

Pada saat itu kelihatan bahwa pengembangan terfokus ke daerah ini. Apalagi ada pembangunan komplek perumahan IDI (Ikatan Dokter Indonesia).

Di tengah cepat dan majunya pembangunan di lokasi ini, masyarakat sangat senang karena otomatis angkutan lebih banyak dan lancer. Ini terutama disebabkan oleh pengaruh adanya sekolah Al – Azar tadi.

Tapi ada satu hal sangat lucu yang merupakan celoteh masyarakat, apalagi masyarakat yang paling dekat ke lokasi pekuburan yang dibangun oleh Pemko Medan. Pekuburan ini termasuk elite untuk kalangan menengah ke atas tetapi masyarakat tetap merasa tidak nyaman, karena hampir setiap hari ada ambulans yang masuk ke lokasi itu untuk membawa mayat yang akan dikuburkan.

simalingkar 2Namun sekarang suasananya sudah berbeda. Perasaan sudah lebih nyaman karena terbiasa dengan itu.

Tidak sampai di situ saja. Simalingkar B semakin ramai saja ditambah lagi oleh dipindahkannya Kebun Bintang Medan ke sini dari Kampung Baru. Kebun binatang ini cukup memadai. Sangat ramai dikunjungi orang terutama di hari-hari libur dan dijadikan tempat darmawisata.

Kebun Bintang Medan dimulai oleh seorang administrator perkebunan tembakau, Helvetia Estate, di masa kolonial. Dia mengoleksi binatang-binatang lokal sebagai hobbi terkait kuatnya pengaruh teori evolusi Darwin saat itu. Setelah Kemerdekaan RI, binatang-binatang miliknya kemudian dipindahkan ke Kebun Binatang Medan yang dibangun oleh Pemerintah Kota Medan di Kampung Baru, tidak jauh dari Istana Maimoon. Dari Kampung Baru kemudian dipindahkan ke Simalingkar B ini.

Adapun Simalingkar B dulunya adalah perkampungan orang-orang Karo merga Gurusinga yang kebanyakan berasal dari Desa Durin Sirugun, dekat Sembahe (Deliserdang). Di masa pre kolonial, wilayah ini adalah bagian dari Urung Sepuludua Kuta Laucih yang wilayahnya meliputi dari sekitar pusat Kota Medan sekarang hingga Penatapen Daulu yang menjadi perbatasan Kabupaten Deliserdang dengan Kabupaten Karo. Urung ini memang rajanya dari merga Karo-karo Purba, tapi kebanyakan kampung (kuta) di wilayah ini didirikan oleh merga Karo-karo Gurusinga. Ada beberapa yang didirikan oleh Karo-karo Ketaren, Karo-karo Bukit, dan Sembiring Kembaren.

simalingkar 5Urung Sepuludua Kuta Laucih yang didirikan oleh merga Karo-karo Purba adalah kalimbubu dari Kejurun Sepuludua Kuta Hamparan Perak yang didirikan oleh Sembiring Pelawi, asalnya pendiri Kota Medan yang bernama Guru Pa Timpus Sembiring Pelawi. Nama wilayah Sepuludua Kuta (harafiah, 12 kampung) memanjang dari pesisir Timur Sumatra hingga ke Dataran Tinggi Karo. Dari laut kita temukan Sepuludua Kuta Hamparan Perak (menganut identitas ganda: Melayu-Karo), Sepuludua Kuta Laucih (Karo), Sepuludua Kuta Berastagi (Karo), dan Sepuludua Kuta Kabanjahe (Karo).

Simalingkar B di masa kolonial termasuk di dalam wilayah perkebunan Kuala-Bekala Estate. Perkebunan inilah yang sering bentrok dengan para petani tradisional Karo yang tergabung tergabung dalam sebuah geraka, yang dikenal Gerakan Aron. Aron adalah kata Karo yang berarti kelompok gotongroyong kerja di ladang.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.