Tak Kasih Uang Beli Sabu, Dipukuli, Diikat dan Dibuang ke Jurang

Supir KPUM 23 Sukses Perawani Pacar di Malam Tahun Barusabu 8IMANUEL SITEPU. MEDAN. Ahmad Irfan (32) warga Jl. SM Raja Km 5,5 No.19, Medan, hampir saja kehilangan nyawanya. Usai dipukuli hingga sekarat, tubuhnya diikat dan dibuang ke jurang oleh 5 pria pecandu sabu-sabu [Minggu 13/9: sekira 03.00 wib]. Ini dituturkan oleh Irfan saat ditemui oleh Sora Sirulo di kediamannya kemarin [Sabtu 26/9].

Sebagaimana dituturkan oleh Irfan, peristiwa naas itu berawal saat itu Irfan diminta oleh orangtuanya menjaga rumah mereka di Jl. STM Kelurahan Harjosari II (Medan Amplas) [Sabtu 12/9] karena sudah lama ditinggal dalam keadaan kosong.

Irfan mengajak temannya Nazril untuk menemaninya di rumah itu.

Sekira 02.00 wib, ketika Irfan dan Nazril usai makan nasi goreng dengan berjalan kaki dari kawasan Simpang Limun, keduanya dicegat oleh pelaku berinisial Dik, yang saat itu sedang duduk-duduk bersama temannya Ded, Bud, Beng dan seorang lagi namanya tidak dikenal oleh korban di  Jl. STM. Dik meminta uang sebesar Rp 40 ribu kepada Irfan dengan alasan untuk tambahan beli sabu. Namun Irfan menolak dengan alasan tidak memiliki uang.

“Dia (Dik) cegat kami pas pulang. Lalu dia minta uangku Rp 40 ribu tapi nggak kukasih. Katanya uang itu mau tambahan beli sabu,” kata Irfan  yang masih tergeletak lemah di lantai 2 rumah orangtuanya.

Karena korban tidak mau memberi, Dik kemudian menampar korban. Karena ditampar, Irfan pun menolakkan dada Dik. Akibatnya Keduanya sempat terlibat cekcok.

“Bah, melawan kau sekarang? Nggak tau kau kalau aku panglima di sini?” ulang Irfan atas kata-kata yang dilontarkan Dik malam itu sambil mengarahkan pukulan ke arah Irfan.


[one_fourth]ditelanjangi dan dipukuli[/one_fourth]

Karena merasa tak sanggup melawan, Irfan bersama temannya Nasril memilih berlari. Namun Dik bersama ke 4 temannya mengejar dengan menggunakan kereta sambil membawa sangkur. Irfan dan Nazril akhirnya berhasil ditangkap. Namun Nazril akhirnya disuruh pulang. Selanjutnya, Dik Cs membawa Irfan ke Gg. Rahmat lalu dipukuli beramai-ramai. Tak sampai di sana, para pelaku kemudian membawa korban ke Gg. Persatuan (Jl. STM) tepatnya dekat jembatan. Di sana, para pelaku kembali memukuli korban menggunakan linggis, broti dan botol syirup hingga membuat korban lemah dan bermandikan darah. Irfan kemudian ditelanjangi dan uang sebesar Rp 475 ribu yang ada di dompetnya disikat oleh pelaku. Saat itu, korban sempat berupaya melarikan diri namun tidak berhasil.

Detik berikutnya, korban kemudian diikat. Kedua kakinya disatukan dengan kedua tangannya sambil tetap dipukuli. Setelah itu, korban dibawa oleh pelaku Beng ke Jl. Roso, Marindal, dengan menggunakan betor miliknya. Saat itu, kepala korban ditutup dengan celana jeans dan kemudian dipakaikan helm. Setibanya di Jl. Roso, tepatya di sebuah areal tanah kosong. Korban kemudian diikat ke pohon kelapa dan masih saja dipukuli oleh Beng.

“Aku dupukuli pakai botol, linggis sama broti. Sempat aku berusaha lari tapi ditangkap lagi, kaki sama tanganku diikat. Kepalaku ditutup pakai celana jeans lalu dipakaikan helm. Aku dibawa ke Marindal sama si Beng. Waktu itu sudah ada juga kawan si Beng, tapi aku nggak kenal. Sampai di sana, aku diikat ke pohon kelapa trus dupukuli lagi,” beber Irfan yang bekerja sebagai wiraswasta ini.

Tak tahan menjadi sasaran kekerasan, Irfan pun mengaku pura-pura mati dengan harapan Beng dan temannya akan menghentikan pemukulan. Yakin korban sudah tidak bernyawa, Beng bersama temannya kemudian membawa korban ke Delitua, tepatnya ke Jl. Stasiun Pasar 1, dekat kuburan Jepang dalam kondisi kaki dan tangan masih tetap terikat serta mulut dilakban yang saat itu menurut Irfan sudah 10.30 wib pagi. Tubuh Irfan kemudian digulingkan ke dalam sebuah jurang, tidak jauh dari areal perladangan warga.

“Sebelum menggulingkan tubuh saya ke jurang, saya masih sempat mendengar Beng menghubungi Dik melalui telepon. Karena pada saat itu, Beng mengaktifkan speaker hp nya.

Dik : “Udah dimana dia?”

Beng: “Udah jim (tewas) dia ini.”

Dik: “Ya udah, buanglah. Biar nggak ada barang bukti.”


[one_fourth]sangkut di pohon cokelat[/one_fourth]

Demikian pembicaraan Beng dengan Dik yang jelas didengar oleh korban saat itu.
Usai menutup ponselnya, Beng yang dibantu temannya kemudian menggulingkan tubuh korban ke jurang yang dekat perladangan warga hingga akhirnya tubuh korban tersangkut di pohon cokelat. Berdasarkan pengakuan korban, ia sempat berguling-guling ke jurang hingga hampir 20 meter jelas ayah 2 anak ini sembari menambahkan bahwa di ujung jurang tersebut terdapat sungai.

Beruntung, tak lama setelah tubuhnya tersangkut, pemilik kebun menemukannya dan kemudian memapah tubuh Irfan ke atas. Dalam kondisi antara sadar dan tidak, korban kemudian dibawa oleh pemilik ladang ke Polsek Delitua dengan menggunakan becak barang. Setibanya di Polsek, petugas piket di SPKT kemudian mewawancarai korban yang sudah linglung. Setelah mendapat pengakuan bahwa pemukulan itu pertama kali terjadi di Wilayah Hukum Patumbak, petugas kemudian menyarankan korban untuk membuat pengaduan ke Polsek Patumbak. Dengan kondisi masih mandi darah, polisi itu kemudian membayari becak untuk mengantar korban ke Polsek Patumbak.

Setibanya di Patumbak, korban kemudian langsung diarahkan petugas untuk membuat visum. Dengan manggunakan becak yang sama, korban lebih dulu kembali ke kediamannya. Keluarga yang mendapati kondisi korban langsung menjerit histeris dan kemudian membawa korban ke RS Estomnihi untuk mendapat perawatan medis sekaligus untuk keperluan visum. Usai itu, didampingi pihak keluarga, korban kemudian membuat laporan yang tertuang dalam Nomor STPL/ 732/ IX/ 2015/ SU/ Polresta Medan/ Sek Patumbak.

Pantauan Sora Sirulo di kediamanya, Irfan hanya terbaring tak berdaya menahan siksa derita yang dialaminya di atas selembar kasur. Menurut keluarga, Irfan telah 15 hari tak mampu bangkit dari tempat tidurnya. Karena beberapa tulang dan persendiannya mengalami pergeseran belum lagi menahan luka di sekujur tubuh. Beberapa kali ia terlihat mengerang kesakitan akibat dipukuli dan disiksa dengan linggis, broti, botol dan cambuk oleh Dik Cs.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.