Nasib Suku Sami di Swedia

M.U. Ginting 2M.U. GINTING. STOCKHOLM. Kemarin [Selasa 29/9], dilangsungkan sebuah pertemuan antara Suku Sami dengan Parlemen Sami di Swedia Utara, daerah orang-orang Sami yang merupakan suku asli Swedia.

Orang-orang Sami adalah kaum minoritas di Swedia. Selama 100 tahun terakhir ini mereka banyak mengalami penderitaan karena sikap pemerintah Kerajaan Swedia. Politik assimilasi dipaksakan terhadap mereka. Anak-anak di sekolah dilarang berbahasa Sami.

Pengakuan resmi atas Suku Sami ini baru muncul dengan terbentuknya Parlemen Sami ini tahun 1993, di Norwegia 1989, di Finland 1996, di Rusia 2010 (belum diakui juga oleh pemerintah Rusia). Terlihat bagaimana penderitaan dan perjuangan penduduk asli daerah utara Eropah ini 100 tahun terakhir.

sami 2Dalam pembicaraan, beberapa perwakilan Sami hari ini mengetengahkan lagi kultur dan bahasa Sami untuk diperkuat keberadaannya. Situasinya lain memang sekarang. Sekarang, Swedia secara nasional telah mendukung sepenuhnya perkembangan Sami secara kultur dan bahasanya. Tetapi, sudah sempat sangat banyak yang tak bisa lagi berbahasa Sami karena di bawah tekanan politik assimilasi era lama itu.

Kita bisa banding-bandingkan dengan bahasa minoritas di Indonesia, bahasa dan kultur Karo misalnya. Ketika Orba, bahasa Karo tak dilarang, tetapi terlihat semakin banyak yang tak mau pakai atau malu pakai bahasa Karo. Sampai sekarang juga belum ada usaha konkret pemerintah pusat secara nasional dalam menghadapi bahasa-bahasa minoritas ini artinya belum ada progrram nasional yang memungkinkan suasana ’aman’ dari kepunahan bagi bahasa-bahasa minoritas Indonesia.

Bagi Karo dan bahasa Karo terlihat satu ’kegigihan Karo’ untuk bertahan walau dalam situasi yang tak menguntungkan seperti era Orba. Karo mampu bertahan dan gigih berjuang terutama setelah lengsernya kekuasaan fasis militer Orba.

sami 3Dengan pergolakan etnis-etnis dunia dalam ethnic revival atau cultural revival, orang Karo mengikuti dengan seksama dan bikin sendiri kultur revival Karo, termasuk dalam pemakaian dan penggairahan kembali kultur-budayanya dan juga bahasanya bahasa Karo. Sikap gigih heroik ini tentu tak lepas dari kultur budaya Karo yang sudah sangat tua dengan filsafat dan dialektikanya yang sudah tinggi, dan juga sikap gigih dan heroiknya dalam perjuangan menentang penjajahan sejak permulaan kedatangan kolonial Belanda ke Indonesia yang dimulai dengna perang jangka panjang Badiuzzaman Surbakti akhir abad 19.

Gerakan penggiatan kultur dan bahasa Karo ini terlihat juga di LN seperti di Belanda dan Swedia seperti di Pasar Malam Stockholm kemarin itu. Survival Karo dan kulturnya jelas terlihat lebih safe sekarang.

Catatan redaksi: Video di bawah adalah sebuah lagu yang bernada protes atas nasib Suku Sami.



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.